Pertolongan telah datang, satu mobil dan satu ambulans.Ya, anak buah Nick yang lain yang di hubungi Jo ternyata mereka tidak datang sendiri, melainkan membawa mobil ambulan atas inisiatif salah satu mereka.Setelah mobil berhenti mereka semua turun, dan segera menghampiri Jo dan kedua tuannya.“Tuan presdir, tuan Nick, Jo. Kalian ada yang terluka?” tanya salah satu dari mereka.“Maaf kami. kami datang membawa ambulan.”“Tidak masalah, cepat kalian bawa tuan presdir dan tuan Nick. Bawa segera mereka ke rumah sakit terdekat.” ucap Jo memberikan perintah.Sedangkan Nick pria itu sudah tahan kepalanya semakin pusing sampai untuk membuka mata saja rasanya berat. Felix, pria itu pun sama dengan Nick. Teman-tan Jo yang lain, membantu membawa Nick dan Felix masuk kedalam mobil ambulan dibantu oleh petugas medis.Setelah itu, mobil ambulan langsung Jo perintahkan untuk jalan dikawal oleh beberapa temannya di dalam.Sedangkan Jo, dan satu temannya. Tetap berada di tkp. Pria ingin mencari ta
Drett! Ponsel Alex kembali berbunyi dengan nama pemanggil yang sama yaitu Glendale. Alex tersenyum penuh kemenangan, benar dugaannya! Pria tua itu pasti akan kembali menelpon.“Alex Albert kecelakaan.” seru Glendale, ketika panggilan tersambung, Alex menjauhkan ponselnya dari telinga. Setelah tidak terdengar lagi suara dari seberang sana, barulah Alex kembali mendekatkan ponselnya ke telinga. “Kecelakaan? Dimana?” tanya Alex dengan suara di buat seolah-olah dirinya panik. “Di jalan X..”“Astaga! Aku turut berduka cita, tidak menyangka jika nasib Albert akan sama dengan Adrian. “ ucap Alex dengan sendu. “Sekarang kau dimana tuan. Aku akan kesana sekarang.”“Apa maksudmu? Aku tidak mengatakan jika Albert meninggal.” sahut Glendale heran. Alex diam pria itu seperti sedang mencari alasan atas ucapan yang telah keluar dari mulut pria itu sendiri. “Bukan seperti itu maksudku tuan, aku hanya turut bersedih atas musibah yang menimpa Albert.”“Em.. Bagaimana keadaannya saat in
“Sudah aku katakan kau pulanglah dulu! Besok baru kembali!” bentak Glendale.“Apa kau tuli!” hardiknya lagi.“Tidak! Aku tidak akan kemana-mana! Aku akan tetap disini!” kekeh Naya, menolak keras permintaan Glendale.“Heh kau!” Glendale menunjuk pengawal Felix yang sedari tadi berdiri menjaga sekaligus menemani Naya disana..“Iya tuan.” jawab nya dengan tegas.“Bawa wanita ini pulang! Sekarang!” titah Glendale.Naya menggeleng keras, memberi kode pada pengawal untuk tidak setuju dengan permintaan Glendale.Tapi sepertinya pengawal itu lebih takut pada Glendale yang merupakan tuan besarnya.“Baik tuan.” sahutnya, kemudian melangkah menghampiri Naya.“Mari nona, biar saya antar pulang.” ucap nya, sambil membantu Naya berdiri.“Aku tidak ingin pulang!” seru Naya, memberontak kala pengawal itu mengajaknya keluar.“Maafkan saya nona, saya tidak dapat menolak perintah dari tuan besar.” terlihat pengawal itu seperti merasa bersalah, namun disisi lain dia tidak bisa berbuat apapun selain mengik
Naya terduduk lemas di balik pintu dengan air mata yang tidak henti, teriakannya seolah tidak didengar tidak ada yang membukakan untuknya. Naya tidak habis pikir kenapa bisa sampai seperti ini?Bagaimana jika Felix mencarinya? Oh. Tuhan, Naya benar-benar frustasi saat ini. Entah sudah berapa lama Naya menangis, hingga Naya sampai tertidur. Di rumah sakit, Pagi ini Jo serta beberapa orang lainnya datang ke rumah sakit untuk berjaga bergantian dengan temannya yang lain. Tidak lupa Jo juga membawa kotak makan yang tadi Naya ingin bawa, walau bagaimanapun Jo merasa kasihan pada wanita yang menjadi nona mudanya itu, tapi apalah dayanya. Tidak ada yang bisa dilakukan.“Kalian berjagalah di sini. Aku akan masuk untuk memberikan ini.” ucap Jo mengangkat kotak makan yang ada di tangannya.Dua orang temannya mengangguk setuju, setelah itu baru lah Jo masuk kedalam ruang rawat VIP tempat dimana Felix dan Nick di rawat.Ceklek!Pintu terbuka, terlihat kedua pria yang sedang terbaring di ata
Setelah Jo bertemu dengan dokter, Felix di izinkan pulang dengan syarat harus kembali jika ada keluhan yang serius, begitu juga dengan Nick. Benturan keras di kepala tidak bisa dianggap remeh.Setelah Jo menyelesaikan administrasi, barulah dia kembali ke kamar tapi sebelum itu Jo sudah memerintahkan temannya untuk menyiapkan satu mobil untuk membawa tuannya nanti.“Tuan, semua sudah selesai dan anda sudah diizinkan pulang.” ucap Jo memberitahu.“Mobil juga telah disiapkan.” lanjut Jo.“Terimakasih Jo, mari tuan.” ajak Nick, yang langsung di angguki oleh Felix.“Jo, apa lebih cepat!” titah Felix. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan pulang.“Ini sudah di batas maksimal tuan.” sahut Jo tanpa menoleh ke belakang matanya tetap fokus pada jalanan.“Sabar tuan, sebentar lagi kita sampai.” timpal Nick, mencoba menenangkan Felix.“Naya Nick! Naya! Astaga kalian tidak mengerti!” keluh Felix pria itu menyugar rambutnya dengan kasar.Pikirannya tidak lepas dari Naya.Entah bagaimana keadaan i
“Bawa sampah itu keluar dari rumahku. Alex!” Glendale memberi perintah.Setelah ity Glendale berjalan memasuki rumah meninggalkan Alex dan Edoardo berdua di ruang tamu.“Baik tuan.” sahut Alex, mengangguk patuh.Alex menyeringai menatap Edoardo.“Edo. Apa kau tidak dengar? Atau aku harus membantumu?” ucap Alex dengan nada meledek.Edoardo berusaha untuk berdiri, lalu menatap Alex dengan tajam.“Tidak perlu!” tolak Edoardo. Alex mencebik, kemudian menganggukan kepala.” Baguslah! Cepat pergi sana.” usirnya.“Oh, iya. Bersiaplah sebentar lagi kau akan meringkuk di penjara.” bisik Alex, kemudian pria itu tergelak lalu melangkah meninggalkan Edoardo berteriak marah.“Alex! Bedebah! Kemari kau!”Namun yang diteriaki malah terus tertawa sambil meninggalkan Edoardo.Akhirnya Edoardo memutuskan untuk pulang, sudah tidak memungkinkan baginya untuk melanjutkan.Ini bukan akhir!Edoardo akan buktikan, bahwa dirinya tidak lah bersalah. Di lain tempat, Tepatnya di rumah besar Felix, pria itu la
“Tunggu-tunggu. Maksudnya apa? Kenapa andanmalah menanyakan datang bulan segala, atau jangan-jangan?” tanya Felix kemudian menoleh pada Naya yang juga menatapnya bingung.Dokter Sam tersenyum kemudian menganggukan kepala sebagai jawaban. Sepertinya dokter Sam tahu arah pembicaraan Felix.“Sepertinya begitu, tapi untuk lebih jelasnya anda bisa memeriksakan nona ke rumah sakit khusus pada dokter obygin.” terang dokter.Felix mengangguk mengerti. Pria itu kemudian duduk di samping Naya dengan senyum yang mengembang.“Terimakasih Nay, aku sungguh bahagia.” “Ini kabar baik sayang.” ucapnya dengan antusias.“Tunggu sebentar deh, maksudnya kabar baik gimana ya, kok aku belum paham?” tanya Naya.Felix menoleh melirik dokter Sam.” Tolong jelaskan dok, biar istri saya paham.” pintanya.Dokter Sam mengangguk.” Jadi begini nona, mual dan pusing yang anda rasakan saat ini bisa di pastikan tanda awal kehamilan, tapi karena anda lupa terakhir datang bulan maka untuk lebih jelasnya bisa melakukan us
Nick dan Embun sudah seharian ini pergi bersama WO yang akan mengurus resepsi Felix.Disini hanya meninjau tempat, memastikan catering aman, dan masih banyak lagi. Beruntung ada Embun yang membantunya dalam mengambil keputusan, jika tidak? Ah! Nick pusing sendiri.“Embun kau makan dulu?” tanya Nick, ketika mereka sedang dalam perjalanan pulang.Embun menggeleng.” Tidak tuan, saya langsung pulang saja.” pintanya.“Baiklah.” sahut Nick. Pria itu kemudian lanjut fokus menyetir.Seharian kesana kemari membuat Embun kelelahan, sampai tidak sadar Embun tertidur di mobil. “Kita beli untuk dibawa pulang saja bagaimana? Kau mau?” tanya Nick, mata nya masih fokus memperhatikan jalanan di depan.“Bun? Bagaimana?” Nick mengernyit, lalu menoleh.“Astaga! Dia tertidur rupanya.” ucap Nick.“Kau pasti kecapean.” Nick mengusap rambut Embun pelan.Hari belum terlalu malam, di jalanan yang dilewati Nick banyak sekali orang menjajakan makanan, Nick berhenti di depan sebuah kedai nasi goreng siput.