“Kenapa? Kenapa kamu tidak akan berpikiran seperti mereka?” tanya Ayana penasaran.Deon memperhatikan Ayana yang penasaran, tapi bukannya menjawab, dia malam memberikan senyum manis ke wanita itu.“Tidak ada alasan kenapa, atau kenapa. Ya, aku tidak tanpa syarat dan alasan,” jawab Deon yang enggan memberi penjelasan atas ucapannya.Ayana mengerutkan alis mendengar jawaban Deon. Melihat senyum yang terpajang di wajah pemuda itu, entah kenapa membuat jantung Ayana selalu saja berdegup dengan cepat. Namun, meski begitu Ayana selalu bisa mengontrol perasaannya. Dia tidak ingin kembali mudah terbawa perasaan, meski sikap baiknya tidak bisa dihilangkan.“Mana mungkin tidak ada alasan. Setiap orang memiliki alasan untuk menyukai atau membenci,” ujar Ayana yang merasa aneh dengan jawaban Deon.“Aku tidak punya alasan untuk membencimu, jika untuk menyukai, mungkin ada,” balas Deon sambil tersenyum manis, kemudian berdiri dan berjalan ke dapur.Ayana membeku di tempatnya mendengar ucapan Deon.
Read more