Home / Romansa / KARMA BERDARAH SANG CEO / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of KARMA BERDARAH SANG CEO: Chapter 81 - Chapter 90

98 Chapters

KARMA - 81

"Sampaikan salamku untuk Amira, Tante." Alva berdiri di depan kaca ruang kerjanya memandangi hamparan gedung-gedung pencakar langit yang memenuhi setiap sudut New York. "Aku belum bisa menjenguknya sekarang karena sedang sibuk dengan sesuatu hal. Bagaimana keadaannya sekarang?""Tidak apa-apa Alva." Lisa yang menjadi lawan bicara Alva terdengar mengerti. "Terimakasih banyak atas perhatianmu. Setidaknya keadaannya sudah jauh lebih baik. Sekarang dia sedang berjalan-jalan di taman rumah. Menurutku memang keputusan yang baik menjauh sementara dari Paris. Zetta senang sekali kembali ke New York.""Syukurlah kalau begitu. Jangan segan untuk menghubungiku jika perlu sesuatu dan tolong kabari kalau Amira sudah melahirkan.""Tentu. Baiklah kalau begitu. Sampaikan salamku untuk Arzetta. Aku tahu dia pasti masih dalam suasana berkabung untuk sahabatnya." Alva mendengar ada nada getir dalam suara wanita paruh baya yang masih cantik jelita itu membayangkan bagaimana ekspresi wajahnya ketika mengi
last updateLast Updated : 2023-11-15
Read more

KARMA - 82

Alva tersenyum. "Aku memang memberikan Bruno ke Amira--" Zetta memutar bola matanya dan berniat berbalik untuk pergi. "Tapi bukan karena kemauanku." Zetta diam bergeming. "Setengah tahun setelah kamu pergi, aku pernah keracunan makanan membuatku mendapatkan sakit parah selama beberapa waktu. Bruno tidak ada yang mengurus dan karena anjing itu juga menyayangi Amira, jadi aku menitipkannya sementara." Zetta berbalik dan melihat Alva yang menatapnya lekat. "Mama membawaku berobat ke Canada dan saat aku kembali untuk mengambilnya--" Alva mengalihkan tatapannya dan tersenyum getir. "Bruno mati di tabrak mobil saat Amira membawanya berjalan-jalan." Alva menggelengkan kepalanya kemudian menatapku sendu. "Ironis. Aku mendiamkan Amira yang aku salahkan selama dua minggu penuh." Zetta tercengang."Satu-satunya hal manis yang kamu tinggalkan untukku Nadine Arzetta." Alva perlahan mendekat, "Aku mencoba mengerti kalau kamu pasti cemburu dengan kedekatanku sama Amira juga entah alasan apa yang mem
last updateLast Updated : 2023-11-16
Read more

KARMA - 83

Alva akan mewujudkannya dengan senang hati kalau memang Zetta hanya bisa diyakinkan dengan pernikahan. Kalau sampai Mamanya tahu mereka melakukan pernikahan mendadak seperti ini, Alva yakin kalau Mamanya akan langsung mencekeknya sampai mampus. Alva tidak mau menunggu lagi dan ingin membuktikan kalau hanya Arzetta-lah satu-satunya wanita yang akan dia cintai dengan sepenuh hati dan pantas menjadi istrinya. Dari pada masalah masa lalu ini semakin berlarut-larut dan membuat Zetta semakin ragu dengan kesungguhannya, menurutnya ini jalan keluar yang terbaik.Mungkin Zetta tidak tahu, kalau sejak malam itu saat melihat tatapan kecewa yang diperlihatkannya karena lebih mementingkan Amira dan terkesan mengabaikannya, Alva berusaha untuk tidak lagi mencampuri apapun urusan yang terkait dengan Amira. Bahkan me-reject semua panggilan masuk dari Amira sesaat setelah Alva memberitahukan kepulangannya dengan Zetta yang mendadak ke Tante Lisa. Sampai akhirnya, Amira dipindahkan ke New York dan tem
last updateLast Updated : 2023-11-16
Read more

KARMA - 84

Alva Alexander mengetukkan jemarinya di kemudi mobil, tersenyum saat melihat kaca tengah dan menyandar di jok mobil. Mobil yang dikendarainya baru saja berhenti di lampu merah tidak jauh dari Central Park yang ramai. Alva menoleh ke samping dan melihat keluarga kecil yang sedang duduk santai dan bercanda membayangkan kalau suatu hari nanti, keluarga kecilnya duduk di sana menikmati kebersamaan."Kita akan memiliki banyak anak supaya rumah menjadi ramai,Zetta," gumamnya lalu tersenyum kemudian menoleh ke depan dan terdiam. Seseorang baru saja lewat di depan mobilnya terlihat menyebrang dengan santai meski usia kandungannya membuatnya sedikit kewalahan berjalan. Alva memperhatikan lekat Amira yang berjalan mengarah ke Central Park lalu duduk di salah satu bangku yang ada di sana terlihat menikmati sekali jalan-jalannya.Alva mengeratkan pegangannya pada kemudi dan duduk diam memperhatikan sampai Amira kembali berdiri dan berjalan menjauh tapi tiba-tiba wanita itu terlihat sempoyongan, m
last updateLast Updated : 2023-11-16
Read more

KARMA - 85

Alva melajukan mobilnya menembus kabut malam dengan perasaan bersalah dan penyesalan yang mendalam. Merutuki kebodohannya sendiri karena setelah dari rumah sakit tidak langsung menemui Zetta di gereja yang ternyata menunggunya lebih dari satu jam.Alva memukul setir mobilnya dengan frustasi, "Zetta, Maafkan aku. Tolong jangan pergi dulu. Aku mohon," lirih Alva seraya mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi menuju ke apartemennya.Alva menginjak rem mobilnya yang berhenti sempurna di depan bangunan apartemen, melepas seatbeltnya dan membuka pintu mobilnya begitu saja dan berlari masuk ke dalam lobbi menuju ke lift dan menekan tombol lift berkali-kali dengan tidak sabaran. Berharap kalau Zetta masih menunggunya di dalam sana dan dia akan menerima apapun caci maki, hinaan dan kemarahan Zetta tanpa perlawanan. Yang dia takutkan saat ini hanyalah Zetta memutuskan untuk pergi karena kebodohannya lagi. Tapi dia tidak bisa juga membiarkan Amira dalam keadaan seperti yang dia lihat tadi di
last updateLast Updated : 2023-11-18
Read more

KARMA - 86

Flashback On"Mam."Lisa yang sedang merapikan meja makan yang akan digunakan untuk makan siang menoleh ke Amira yang sudah duduk di sana dengan sepotong buah apel segar di tangannya."Kenapa sayang?""Apa belum ada perkembangan dalam usaha pencarian Ken?"Lisa tersenyum seraya mendekat ke Amira dan duduk di kursi sebelahnya. "Belum ada. Kamu jangan terlalu capek memikirkan yang berat-berat ya. Biarkan Papamu yang mencarinya di sana."Amira mengangguk dan mengigit potongan apelnya. "Aku bersyukur mendengar kabar itu karena ada kemungkinan meskipun kecil kalau Ken masih hidup di luar sana. Aku selalu berdoa kalau dia akan segera datang. Maafkan aku yang kemarin membuatmu khawatir. Aku sangat shock dan kaget dengan musibah ini Ma.""Tidak apa-apa sayang. Kemungkinan kecil itu adalah harapan kita. Jasad Ken tidak ditemukan di dalam mobil yang terbakar itu juga disekitar area kejadian yang berarti dia sempat menyelamatkan diri. Entah berada di mana dia sekarang. Papamu sedang berusaha men
last updateLast Updated : 2023-11-18
Read more

KARMA - 87

Amira merasakan tubuhnya sakit saat perlahan membuka matanya dan melihat langit-langit kamar yang berwarna putih. Ada perasaan aneh yang menyelimutinya ketika tidak merasakan apapun lagi di perutnya. Amira terbangun dan mengedarkan pandangannya."Amira." Mama mertuanya yang tadinya duduk di sofa dengan beberapa lembar kertas di tangannya langsung bangkit berdiri dan menghampirinya. "Bagaimana keadaanmu sayang?""Anakku Mam," lirih Amira.Lisa tersenyum. "Mereka baik-baik saja. Kalian akan segera bertemu. Saat ini mereka sedang di bawa jalan-jalan.""Jalan-jalan?"Lisa mengangguk seraya membetulkan letak selimut Amira. "Bagaimana perasaanmu? Apa Mama harus panggilkan dokter untuk memeriksa keadaanmu?""Aku haus."Lisa tersenyum lalu me gambilkan segelas air putih dan membantu Amira meminumnya sampai habis. "Aku sudah nggak apa-apa. Hanya merasa kehilangan karena ternyata yang menghuni perutku sudah keluar. Berapa lama aku tertidur?""Hampir seminggu sayang. Kamu kehilangan banyak darah
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more

KARMA - 88

"Alva," lirih Amira dengan matanya yang sayu.Alva yang berdiri di sebelahnya di dalam ruang operasi menoleh. "Bertahanlah. Anakmu akan segera lahir Amira. Aku mohon bertahanlah."Suasana di ruang operasi sedang sibuk. Alva sudah mengenakan pakaian khusus masuk ke ruang operasi dan diperbolehkan menemani Amira selama proses berlangsung."Aku takut." Amira menangis. "Tidak ada Ken yang akan menemaniku melewati ini semua."Alva hanya bisa menggelengkan kepala dengan tatapan sendu. "Aku akan menemanimu jadi sekarang bertahanlah."Amira tersenyum ketika mendengarnya. "Kamu selalu saja bisa diandalkan sejak dulu.""Aku masih punya janji yang harus aku tepati Amira.""Aku tahu." Amira mengerjapkan matanya beberapa kali. Efek bius mungkin membuatnya mengantuk tapi dia masih bisa berbicara meski pelan. "Setelah anakku lahir, maka janjimu aku hapuskan Alva. Setelah ini kamu tidak perlu melakukan apa-apa lagi untukku."Alva terdiam, "Benarkah?'Amira tersenyum. "Aku sudah banyak menyusahkanmu d
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more

KARMA - 89

1 Tahun Kemudian,Tokyo, Jepang."Setelah satu tahun aku berkelana di Jepang, kamu baru memberitahukan informasi penting ini sekarang?" Alva memijit keningnya lalu menyisir rambutnya yang sudah mulai gondrong itu ke belakang. "Brengsek kamu Jeremy!!!" Alva mengumpat seraya memandangi sebaris alamat yang baru saja ditulisnya di note miliknya di atas meja berbahan dasar kayu di samping segelas kopi hitamnya yang masih mengepul panas. "Kamu itu bodoh dan idiot." Jawaban Jeremy tentu saja membuat Alva geram."Aku nggak butuh cacianmu.""Aku mulai kasihan padamu," cibir Jeremy. "Jangan lupakan kalau aku masih marah karena mempercayakan Zetta padamu.""Jeremy--" desah Alva. Keadaan di dalam Coffee Shop kecil yang menjadi tempat Alva duduk sore ini terlihat lenggang. "Harus berapa kali lagi aku jelaskan--""Oke..oke... Istriku mulai melotot karena tidak suka aku berbicara denganmu. Ibu hamil suka banyak maunya. Oh, ini hanya terjadi kalau kamu menelepon di saat-saat aku sedang memanjakan-
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more

KARMA - 90

Kyoto, Jepang.2 Minggu kemudian,Alva menggenggam erat secarik kertas di tangannya saat memandangi toko bunga di hadapannya. Jantungnya berdetak kencang membayangkan bagaimana reaksi Zetta saat dia akhirnya menemukannya setelah melalui waktu yang tidak sebentar untuk mencarinya. Tidak peduli meski tangan kirinya di perban karena patah tulang setelah bertabrakan dengan pengendara sepeda waktu itu dan harus dirawat di rumah sakit.Akhirnya dia menemukan toko bunga itu yang siang ini terlihat ramai pengunjung. Bertanya-tanya dalam hati, apa yang sedang Zetta lakukan di sana? Kursus merangkai bunga?Alva menarik napasnya lalu menghembuskannya dan bergerak masuk ke dalam toko yang langsung di sambut seorang wanita muda berwajah oriental yang mengikat satu rambutnya ke atas membentuk kuncir kuda."Ada yang bisa dibantu?" bahasa inggrisnya lancar tanpa cela. Alva tidak menjawab karena sibuk memandangi area dalam toko memperhatikan semua yang ada di sana."Permisi tuan? Ada yang bisa di bant
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status