Home / Pendekar / Giok Naga Sang Kultivator Dewa / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Giok Naga Sang Kultivator Dewa: Chapter 21 - Chapter 30

110 Chapters

Lantai Ke-7

Gu Lang kembali naik ke atas batu itu, untuk menantang rasa sakit yang begitu membuatnya merasa berada di neraka dunia itu.Namun kali ini, Gu Lang berusaha keras untuk fokus agar dirinya bisa masuk ke persepsi jiwanya, untuk mengurangi rasa sakit pada raganya.Dan kini Gu Lang berhasil masuk ke persepsi jiwanya.Dia kembali pusaran mengerikan itu, pusaran yang pernah mencabik-cabik jiwanya dan membuatnya merasa terombang-ambing di tengah gerbang alam baka.Rasa dimana dia ingin hidup dan mati di saat yang bersamaan, rasa dimana dia ingin menyerah namun juga tak ingin menyerah di saat yang sama.Tapi sepertinya Gu Lang menyadari keanehan dalam pusaran itu, ada sebuah pusaran lain yang membumbung tinggi layaknya tornado.Namun anehnya, pusaran tinggi itu memiliki dua warna yaitu merah dan biru. Warna merah yang melambangkan hawa panas dari api dan warna biru yang melambangkan hawa dingin dari es."Apa ini efek dari air terjun giok?" batin Gu Lang.Perlahan namun pasti, pusaran tornado
Read more

Jackpot!

Tak mau menunggu lama, Gu Lang pun memutar roda keberuntungan itu.Roda itu mulai berputar dengan cepat, menimbulkan rasa penasaran dan juga terselip sedikit rasa cemas di hati Gu Lang.Hingga putaran roda itu kian melambat dan terus melambat, jarum penunjuk pun akhirnya berhenti di salah satu bagian bertuliskan petir langit, membuat Gu Lang manautkan alisnya bingung."Petir langit? Apa ini sebuah hadiah, atau—"Belum selesai Gu Lang bergumam, sebuah awan hitam tiba-tiba saja muncul di atas kepalanya.Awan itu memunculkan sambaran kilat yang terdengar menggelegar, dan tentu saja hal itu cukup membuat Gu Lang tau jika itu bukanlah suatu pertanda baik tentunya.Dan benar saja, sesaat setelahnya petir mulai menyambar tubuhnya. Membuat Gu Lang menjerit kesakitan, dan sialnya petir itu tak hanya menyambar tubuhnya sekali atau dua kali.Teriakan Gu Lang terus terdengar hingga sampai pada sambaran ke sembilan, dan kini tubuh Gu Lang sudah berwarna hitam akibat sambaran petir yang menggila it
Read more

Manusia Terpilih?

"Tidak tuan. Saat ini tuan berada di pusat menara langit, tempat tinggal pemilik menara sebelumnya."Luo Luo pun akhirnya menjelaskan segalanya tentang menara langit, pada Gu Lang.Menara sembilang tingkat milik sekte bulan sabit itu, sebenarnya bernama menara langit.Tempat ini sebelumnya difungsikan sebagai menara pelatihan, bagi murid-murid sekte suci di dunia atas atau dunia para dewa.Seseorang yang sudah mencapai puncak kultivasi di dunia ini dan menembusnya, maka ia bisa naik ke dunia atas untuk melanjutkan pelatihannya.Dan menara ini adalah milik sekte suci, sebelum sekte suci dihancurkan oleh klan kegelapan.Tetua sekte mengirim menara ini ke dunia bawah untuk mengamankannya, dan menara ini akan memilih sendiri siapa penerus yang di takdirkan itu."Jadi maksudnya aku adalah orang yang terpilih? Tapi kenapa aku?""Kalau untuk itu, hamba juga tidak tau tuan. Tapi tuan tua pernah berkata, hanya seseorang yang berasal dari tempat yang sama dengannya, yang bisa menaklukkan menara
Read more

Ketua Sekte

"Ketua sekte memintaku untuk membawamu ke sana, setelah menara langit memancarkan sinar keemasan yang menandakan bahwa seseorang berhasil menaklukkannya, setelah ratusan tahun tidak pernah ada yang berhasil." Ujarnya panjang lebar."Aku ingin meminta maaf, karena tadinya aku sempat meremehkanmu dan mengira kau sudah mati bahkan sebelum masuk ke menara sembilan tingkat."Gu Lang pun kembali teringat saat dia menaiki tangga menuju ke menara itu, dan kembali teringat dengan ilusi yang hampir saja membuatnya benar-benar mati untuk kedua kalinya setelah kecelakaan yang membawanya ke dunia ini."Ehm, sebenarnya aku memang hampir saja mati karena ilusi itu, tetua. Tapi sepertinya ada orang yang memanggilku dan mengingatkanku jika itu hanyalah ujian kecil sebelum ujian yang sebenarnya dimulai."Tetua itu pun sedikit bingung mendengar ucapan Gu Lang, tapi akhirnya dia memilih untuk mengabaikan hal itu dan membawa Gu Lang untuk segera menuju ke aula utama.Di aula utama..."Aku penasaran, siapa
Read more

Pengepungan!

Tetua Leng yang mengerti maksud ketua sekte pun, menganggukkan kepalan kemudian berkata."Masa depan yang cerah, bahkan pencapaian yang mungkin tidak bisa kita raih akan menjadi miliknya."Ketua sekte tersenyum mendengarnya, karena apa yang tetua Leng katakan benar-benar sama dengan apa yang tengah dia pikirkan saat ini tentang masa depan Gu Lang yang cerah.*"Tetua agung, aku sudah membawa pilnya." Gu Lang langsung menyerahkan pil itu pada tetua agung, saat dirinya baru sampai di tempat Xiao San.Tetua agung pun tersenyum melihat Gu Lang kembali dengan selamat, karena itu berarti dia sudah lolos.Namun entah kenapa dia merasa jika niat awalnya untuk menjadikan Gu Lang sebagai murid pribadinya setelah lolos dari menara sembilan tingkat itu, kini seolah menjadi tidak pantas untuk dia ucapkan."Kenapa aku merasa tidak pantas untuk menjadi gurunya?" batin tetua agung.Dia memasukkan pil penyambung nyawa itu ke dalam mulut Xiao San, dan mengalirkan energi miliknya ke tubuh Xiao San untuk
Read more

Paviliun Cuxiao

Xing Yan begitu terkejut mendengarnya, karena awalnya dia mengira musuhnya ingin menghabisi seluruh keluarga Gu tanpa terkecuali.Tapi kini mereka malah mengatakan jika mereka akan membiarkan Xing Yan hidup, setidaknya untuk beberapa saat.Namun di sisi lain, hal itu juga membuat Gu Xing Yan semakin yakin jika memang ada kekuatan besar yang mengendalikan kelima keluarga besar itu.Seorang tokoh di balik layar yang mampu memerintahkan mereka untuk memusnahkan keluarga Gu dan berniat menjadikannya sandra.*Gu Lang yang sedang berlatih, tiba-tiba saja menghentikan pelatihannya.Sesuatu seolah membuatnya diliputi persaan tidak tenang dan terus saja membuatnya gelisah sejak tadi, seolah merasakan adanya bencana besar sedang menimpa keluarganya."Ada apa ini, kenapa perasaanku tidak enak?"Namun akhirnya Gu Lang memilih mengabaikan perasaan cemasnya dan kembali melanjutkan perjalannya.Karena dia harus segera sampai di kota Chuxuan, dan mendapatkan pil yang dia cari untuk menyembuhkan Xiao
Read more

Pelelangan

Pelayan itu menatap Gu Lang dengan bingung, dan akhirnya berkata, "Mari ikut saya tuan, transaksi besar seperti ini adalah wewenang ketua paviliun."Gu Lang mengangguk dan mengikuti langkah pelayan itu memasuki sebuah ruangan, dengan bau obat yang begitu kental tercium. Entahlah, tapi mungkin pemilik paviliun Cuxiao ini adalah seorang alchemist.Pelayan itu meminta Gu Lang untuk menunggu sebentar, karena dia akan memanggil pemilik paviliun untuk menemuinya dan membahas transaksi itu.Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki yang mendekat, membuat Gu Lang menolehkan kepalanya dan mendapati seorang wanita muda yang cantik tengah berjalan mendekat kearahnya kemudian duduk di seberangnya untuk memulai membahas transaksi."Maaf tuan, saya dengar tuan ingin menjual buku tingkat kuning? Apa boleh saya tau nama tuan?""Tidak perduli nama tidak perduli asal usul, semua akan di sambut dan dilayani dengan baik. Bukankah itu pedoman paviliun Cuxiao?""Maafkan saya tuan. Kedua buku tingkat k
Read more

Gadis itu?

Seketika itu juga suasana menjadi sangat riuh, padahal pil itu bukanlah barang lelang utama tapi harganya sudah sangat tinggi.Dan akhirnya orang di ruangan nomor dua pun mengalah dan tidak lagi berebut dengan Gu Lang.Setelah mendapatkan apa yang dia mau, Gu Lang tidak lagi tertarik dengan barang-barang lelang setelah itu.Dia hanya duduk diam dan mengamati jalannya pelelangan, hingga acara itu selesai.Beberapa barang yang dilelang setelah itu pun semuanya adalah barang bagus, namun Gu Lang sepertinya tidak terlalu tertarik.Sehingga dia hanya diam dan menonton saja, sambil menunggu barang lelang miliknya di bawa."Barang lelang kali ini adalah dua buah buku tingkat kuning. Buku jurus Tapak Naga dan Jurus Amukan naga, jurus ini adalah jurus yang sangat dahsyat dan mengerikan. Seorang kultivator kuat yang misterius membawanya ke paviliun Cuxiao adalah sebuah kejutan tak terduga, harganya dimulai dari lima ratus ribu tael."Keadaan pun riuh kembali, pasalnya tak ada pemberitahuan akan
Read more

Mu Bingyan

Gu Lang tak dapat mempercayai apa yang dia lihat itu, bagaimana bisa gadis di kehidupan sebelumnya kini ada didepan matanya."Lebih baik aku mati di sini daripada harus menjadi mainan bajingan menjijikkan itu!""Hahaha... Percuma saja nona, kau tidak akan bisa melawan kami semua dengan keadaanmu yang seperti itu.""Jika kekuatan sudah tidak dapat lagi digunakan, maka otak yang akan berbicara. Jika otak tak mampu lagi mengatasinya, maka mati adalah pilihan yang terbaik."Gu Lang semakin terkejut mendengar kata-kata yang keluar dari mulut gadis itu, meskipun kata-katanya tidak sama persis tapi intinya tetap sama. Dan cara dia mengucapkan kata-kata itu, serta suaranya bahkan juga sangat mirip. Hingga tanpa pikir panjang lagi, Gu Lang langsung melesat maju dan berdiri di depan gadis itu."Mundurlah." Titah Gu Lang pada gadis itu, yang dituruti olwh gadis itu."Siapa kau!? Jangan ikut campur, jika kau masih ingin hidup!" Si pemimpin pria-pria itu menunjuk Gu Lang dengan pedang ditangannya,
Read more

Kebetulan atau takdir?

Gu Lang hanya mengangguk mengiyakan. Dia menggenggam tangan Bingyan dan membawanya masuk, dan kali ini Bingyan tidak mempermasalahkan tangannya yang dipegang oleh Gu Lang.Karena bagaimanapun, tempat itu adalah tempat asing untuknya dan tidak menjamin jika tak ada orang yang akan mengganggunya.Namun sepertinya Gu Lang melupakan sesuatu, yaitu wajah cantik Bingyan. Sesaat setelah mereka masuk ke dalam sekte, perhatian semua orang tertuju pada mereka berdua."Oh astaga, seharusnya aku memakaikanmu cadar sebelum membawamu masuk."Mereka pun langsung bergegas menuju tempat Xiao San.Sesampainya di sana, tetua Agung ternyata masih berada di sana dan benar-benar menjaga Xiao San selama Gu Lang pergi.Melihat ada orang lain yang datang bersama Gu Lang, tetua Agung pun penasaran. Terlebih gadis itu tidak mengenakan seragam murid sekte Bulan Sabit."Terimakasih sudah menjaga Xiao San untukku, tetua. Aku sudah membawa pil kehidupan bersamaku." Gu Lang memberikn pil kehidupan itu pada tetua Agu
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status