“Sayang, tahan sebentar ya.” Kenzo mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi, menekan klakson berkali-kali dampak dari panik yang mendera. Sedangkan Jillian duduk lemas di sampingnya sambil memegang perut dan sesekali meringis. “Ken … sakit.” Jillian melirih, wajahnya tampak pucat membuat Kenzo kalang kabut. “Sebentar lagi sayang … tahan sebentar lagi.” Rasanya dunia Kenzo akan runtuh melihat Jillian tersiksa seperti ini. “Sakit, Ken … aku enggak kuat.” “Sayaaang.” Kenzo meraih tangan Jillian yang terasa dingin, dikecupnya jemari rapuh yang bahkan tidak sanggup balas menggenggam itu. “Ken … janji sama aku … janji sama aku terima perusahaan daddy … demi si Cantik.” “Jangan pikirin itu dulu sayang, yang penting sekarang kamu sama si Cantik harus selamat … tahan sebentar ya.” Kenzo tidak memiliki
Read more