“Aiden, Norin sendirian di sana. Aku akan temani dia. Bantu aku untuk menahan Lisya agar tetap di sini. Aku tidak mau dia menggangguku.”Matthew berbisik kepada asisten kepercayaannya.Acungan jempol yang diberikan Aiden tanpa sepengetahuan Lisya menandakan bahwa ia paham apa yang harus dilakukannya setelah ini.“Eum, Nona Lisya, apa yang berjalan bersama pria itu adalah ibu Anda?” tanya Aiden basa-basi sambil menunjuk ke arah Virenda.“Aha! Tepat sekali! Dia ibuku, namanya Virenda, dan yang sedang berjalan di sampingnya itu tuan Frey. Beliau owner perusahaan tambang terbesar di Queenstown,” jawab Lisya percaya diri.“Wah, pantas saja kalau Anda secantik dan seanggun ini, Nona Lisya. Ternyata Anda dilahirkan oleh wanita secantik itu,” ujar Aiden berdusta.Mendengar ucapan Aiden tentu saja hati Lisya merasa berbunga-bunga. Wanita gila pujian dan sanjungan seperti dia memang paling senang disuguhi kata-kata manis.Sementara Aiden sibuk mengalihkan perhatian Lisya, Matthew bergegas melang
Read more