Home / Romansa / Wanita Pilihan Sang Pewaris / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Wanita Pilihan Sang Pewaris: Chapter 31 - Chapter 40

122 Chapters

Chapter 31 | Vanya Menjauh

Di kediaman keluarga Dharma yang terletak di Bogor, Dimas menjelaskan status Vicky yang merupakan tunangan dari putri Aditya kepada Bima dan Utari. Kedua orang tua Vanya tercengang dan merasa kecewa ketika mengetahui jika Vicky adalah tunangan dari putri Aditya, namun setelah Dimas mengatakan jika pertunangan Vicky sudah dibatalkan, Bima dan Utari langsung bernafas lega. Mereka berdua tahu jika anak mereka sangat mencintai Vicky, mereka tidak bisa membayangkan bagaimana sedihnya putri kesayangan mereka, jika Vicky masih berstatus calon menantu keluarga Mahardika. Di rumah itu mereka saling bercerita, ketiga paman dan bibi Vicky juga ikut bergabung bersama mereka. Dari cerita yang mereka sampaikan, Vicky akhirnya bisa mengerti mengapa mereka semua terlihat saling mengenal satu sama lain. Dimas Dharma Kakek Vicky, Efendi Mahardika Kakek Manda, dan Radhika Harsa Kakek Vanya, merupakan tiga sahabat dekat, mereka bertiga juga yang menjadi cikal bakal berdirinya Dharma Prakarsa Grup. Ka
last updateLast Updated : 2023-10-07
Read more

Chapter 32 | Ini Yang Terbaik

Vicky memacu mobilnya menuju tempat Vanya berada, dia ingin menjelaskan kesalahpahaman ini kepada Vanya, berkali-kali dia terlihat mengumpat dirinya sendiri. Dia menyesali kebodohannya yang tidak memberi tahu Vanya tentang pertunangannya sewaktu menginap di rumah Vanya.Bzzt... Bzzt...Ponsel Vicky bergetar, nama Barry muncul dilayar ponsel Vicky.“Tuan Muda, aku baru saja menerima telepon dari Tuan Vladimir di Rusia,” kata Barry.“Kakek Vladimir?” batin Vicky yang perlahan menepikan mobilnya.“Apa pesan dari Kakek?” Tanya Vicky.“Sudah waktunya Anda menjalani pelatihan bersama keluarga anda.”Deg!Vicky mengusap wajahnya, dia tahu suatu saat dia harus menjalani pelatihan keluarganya. Namun dia tidak menyangka jika waktu datangnya di saat yang kurang tepat seperti ini.“Apakah tidak bisa ditunda lagi?” Tanya Vicky berharap.“Iya Tuan Muda,” jawab Barry singkat.Vicky menghela nafas panjang, raut wajahnya terlihat sangat sedih.“Baiklah... Aku akan berangkat Jam 10 besok pagi,” balas
last updateLast Updated : 2023-10-08
Read more

Chapter 33 | Perpisahan

Setiap penerus keluarga Vladislav di wajibkan mengikuti pelatihan militer pada usia 18 tahun. Hal itu dikarenakan, selain mewarisi kekayaan, penerus keluarga Vladislav nantinya juga akan menjadi pemimpin Pasukan Salju Merah, pasukan militer yang dimiliki oleh keluarga Vladislav.Vicky seharusnya menjalani misi pelatihan ini dua tahun yang lalu, ketika dia tepat berusia 18 tahun, namun karena kepergian kedua orang tua Vicky yang tiba-tiba, membuat Vicky terpukul dan akhirnya Kakek Vicky memutuskan untuk menunda pelatihan Vicky.Sampai hari ini dimana Barry tiba-tiba menghubunginya, dan mengatakan sudah waktunya bagi Vicky untuk menjalankan pelatihan wajib ini.Pasukan ini sangat di hargai di dunia militer, akan terasa sangat memalukan jika pasukan elit milik keluarga Vladislav nantinya dipimpin oleh penerus yang tidak memiliki jam terbang di lapangan sama sekali.Walaupun namanya pelatihan, penerus keluarga Vladislav akan dikirim menjalankan misi yang nyata dan berbahaya di berbagai ne
last updateLast Updated : 2023-10-08
Read more

Chapter 34 | Menitipkan Vanya

Keesokan harinya, Vicky sudah siap menuju bandara, Barry baru saja melaporkan jika semua anak buahnya yang akan ikut dalam menjalankan misi sudah berangkat terlebih dahulu menggunakan pesawat komersial.Beberapa pria asing yang mengelola Hotel itu sudah berdiri di dekat pintu masuk. Vicky terlihat berbincang dengan mereka sebelum berangkat menuju bandara.Mobil Rolls-Royce berwarna putih yang biasa di gunakan pihak hotel untuk mengantar tamu VVIP sudah menunggu di depan pintu masuk hotel. Barry membuka pintu dan mempersilakan Tuan Mudanya untuk masuk.Tepat ketika Vicky akan masuk ke dalam mobil, tangannya tiba-tiba di pegang oleh seseorang.“Tuan Muda!” sapa orang itu yang ternyata adalah Eddy.Petugas keamanan hotel langsung bereaksi, mereka berlari menuju ke tempat Vicky karena melihat orang yang tidak dikenal sedang memegang tangan Tuan Muda mereka.Barry menunjukkan telapak tangannya ke petugas keamanan Hotel, dia memberi tanda jika Eddy bukan orang yang berbahaya.“Tuan muda, ap
last updateLast Updated : 2023-10-08
Read more

Chapter 35 | Penyesalan Vanya

Karena mengkhawatirkan kondisi Vanya, Adelia memutuskan untuk mengantar Vanya ke rumah orang tuanya. Kebetulan saat mereka tadi mengisi bahan bakar di SPBU, mereka sempat bertemu Eddy untuk meminta izin.Begitu mereka berhenti tepat di depan rumah orang tua Vanya, Bima dan Utari yang sudah mengenali suara mobil Vanya langsung bergegas keluar rumah dengan raut wajah yang cemas.Sejak kemarin mereka tidak bisa menghubungi nomor Vanya, mereka tahu jika terjadi sesuatu terhadap putrinya.Kedua orang tua Vanya tampak kaget ketika melihat wajah Vanya dengan mata yang sembab, dugaan mereka ternyata benar, telah terjadi sesuatu kepada putrinya.Utari langsung memeluk putrinya, dengan lembut dia merangkul putrinya masuk ke dalam rumah.“Nak Adelia, ada apa dengan Vanya?” tanya Bima dengan cemas.“Mari kita bicarakan di dalam rumah Paman,” jawab Adelia sembari berjalan masuk ke dalam rumah orang tua Vanya.Di ruang tamu mereka berempat duduk di sofa, Vanya terlihat memeluk ibunya. Sesekali air
last updateLast Updated : 2023-10-08
Read more

Chapter 36 | Sebelum Pelatihan

Dua jam lagi pesawat Vicky akan tiba di Hawaii. Sebelum ke Rusia, Vicky di minta oleh Kakeknya untuk menghadiri acara pernikahan putra dari Gunnadi Barata, pria asal Indonesia yang sudah diangkat anak oleh Kakeknya.Dalam perjalanan, Barry menjelaskan sedikit latar belakang keluarga Gunnadi Barata kepada Vicky. Dia sedikit terkejut saat mengetahui jika Gunnadi Barata lebih dulu mengikrarkan persaudaraan dengan ayahnya sebelum diangkat anak oleh Kakeknya.“Jadi Paman Gunnadi ini dulu ikut bersama ayahku dalam misi wajib militer?” Tanya Vicky sembari menoleh ke Barry yang duduk tak jauh dari tempatnya.“Iya Tuan Muda,” jawab Barry.“Siapa nama putra Paman Gunnadi yang menikah?”“Tuan Ivan Barata, dan yang akan menjadi istrinya adalah Nona Nabila Pratama,” jawab Barry.“Kak Ivan dan Kak Nabila, baiklah aku akan mengingat nama keduanya,” ucap Vicky yang kembali bersandar di kursinya.Wajah Vanya kembali memenuhi pikiran Vicky. Walaupun sudah mempercayakan Vanya kepada Eddy, entah mengapa,
last updateLast Updated : 2023-10-10
Read more

Chapter 37 | Hadiah Terakhir Vicky

“Devita, ke ruanganku sekarang!” Giyan berseru memanggil Devita dengan tatapan yang terlihat menjijikkan.Lili berusaha menahan Devita, dia tahu jika Bastian dan Giyan akan berbuat sesuatu yang buruk kepada Devita.“Tidak apa-apa, aku akan mempercayai Vicky, aku yakin dengan apa yang Pak Tono katakan tadi,” ucap Devita sambil tersenyum.“Tapi Devita-” Lili masih berusaha untuk menahan Devita, namun Devita melepaskan tangan Lili yang sedang memegang lengannya. Dia lalu berjalan menuju Giyan yang sedang berdiri di depan ruangannya.Beberapa karyawan pria terlihat bersiap-siap, jika terdengar teriakan dari Devita, mereka semua akan langsung masuk ke ruangan Giyan.“Devita, Lili.” Suara seorang pria yang terdengar asing memanggil nama mereka.Devita dan semua karyawan yang berada di tempat itu langsung menoleh ke arah suara yang memanggil nama Devita dan Lili.Mereka semua terkejut saat mengetahui pria yang memanggil Devita dan Lili adalah Darius Dharma, dia adalah menantu Dimas Dharma ya
last updateLast Updated : 2023-10-10
Read more

Chapter 38 | Berhentilah Menangis

Dua tahun kemudian...Sudah dua tahun berlalu semenjak Vicky meninggalkan Indonesia. Sejak saat itu juga Vanya sudah tidak pernah mendengar kabar dari Vicky sama sekali. Walaupun Tono sudah mengatakan jika alasan kekasihnya itu meninggalkan Indonesia bukan karena dirinya, tetap saja Vanya menyalahkan dirinya yang terus menghindar pada saat itu. Pada saat di mana Vicky berusaha menghubunginya tetapi dia dengan bodohnya menghindar hingga mematikan ponselnya.Saat ini Vanya berada di kamar yang dulu digunakan Vicky ketika menginap di rumahnya. Tampak beberapa foto mereka berdua menghiasi ruangan itu, setiap Vanya mengunjungi orang tuanya di hari Sabtu. Dia akan menghabiskan waktu di kamar ini sambil mengingat kembali waktu yang mereka berdua habiskan bersama.Sambil berbaring di tempat tidur, Vanya memandangi foto dirinya bersama Vicky, foto di mana mereka berdua kompak menggunakan pakaian berbahan denim.Beberapa kata 'MAAFKAN AKU' Vanya tulis di foto itu. Dan di bagian bawah foto itu,
last updateLast Updated : 2023-10-10
Read more

Chapter 39 | Aku Akan Menunggumu Vicky

Devita mengangguk, dia lalu mengambil ponsel dari dalam tasnya.“Aku sebenarnya menyimpan ini sebagai kenang-kenangan, tapi setelah beberapa lama. Aku merasa jika ini ditujukan untukmu dan kamu adalah orang yang paling membutuhkan ini,” ucap Devita lembut sembari mencari file Video di ponselnya.“Ini dia!” seru Devita.“Vanya aku harap setelah kamu melihat video ini kamu bisa berhenti menyalahkan dirimu sendiri,” sambung Devita. Setelah mengatakan itu Devita menyerahkan ponselnya ke Vanya.Vanya mengangguk pelan, lalu menerima ponsel yang di berikan Devita. Tampak dilayar ponsel, Vicky sedang memegang gitar, dia mengenakan jaket kulit berwarna hitam dipadukan dengan bawahan denim berwarna biru gelap. Tambahan penutup kepala dan juga sepatu boot berwarna coklat membuatnya terlihat sangat berbeda dengan gaya Vicky sehari-hari.Vanya lalu memutar video itu, dia sontak tercengang, ini adalah lagu yang sangat viral di waktu itu. Vicky menyanyikan lagu dari James Arthur yang berjudul Say Yo
last updateLast Updated : 2023-10-10
Read more

Chapter 40 | Penolong Tak Terduga

Keesokan harinya, Vanya sudah terlihat lebih ceria, tak ada lagi raut wajah murung, tak ada lagi isak tangis kesedihan. Berkat video yang di tunjukkan Devita, Vanya akhirnya bisa memantapkan hatinya untuk menunggu Vicky kembali.“Selamat pagi Pak Eddy!” Teriak Vanya yang sontak membuat Eddy dan teman-teman kantornya terkejut.“Se... selamat pagi Vanya,” jawab Eddy terbata-bata.Kantor Eddy yang tadinya terdengar ramai mendadak hening, semua mata tertuju kepada Vanya. Sudah dua tahun lamanya mereka tidak pernah mendengar Vanya menyapa mereka dengan seperti ini.“Mengapa kalian semua menatapku seperti itu,” ucap Vanya sambil tertawa kecil.Karena penasaran dengan perubahan Vanya, Eddy pun segera menghampiri Vanya.“Vanya... apa Vicky sudah kembali?” Tanya Eddy berbisik.“Belum,” jawab Vanya singkat.Kedua alis Eddy menekuk. “Berarti dia sudah menghubungimu?” Tanya Eddy lagi.“Belum juga,” jawab Vanya sambil tertawa kecil.Eddy terdiam, raut wajahnya menjadi panik.“Jangan-jangan kamu me
last updateLast Updated : 2023-10-10
Read more
PREV
123456
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status