Semua Bab Terjerat Pesona Duda Kaya : Bab 31 - Bab 40

53 Bab

Pengakuan Aneska

Tak tahan ditatap sedemikian rupa, membuat Serena memalingkan wajahnya, berharap Aldi memilih pergi dari ruangannya.Harapannya nyata, Aldi melangkah keluar tanpa mengucapkan sepatah kata.Serena menghembuskan napas lega. Tatapan Aldi sungguh mengintimidasinya.Tak berapa lama, Billy datang. Pria itu masih tampak khawatir saat menatap wanita yang masih bertahta di hatinya itu."Bill, kamu di sini?" Serena terkejut. Dia takut Aldi datang dan akan ada keributan di rumah sakit ini."Hai, aku datang!" Benu muncul seperti buru-buru membuka pintu. Rupanya Aldi menyuruhnya masuk untuk mengawasi interaksi antara Billy dan Serena.Billy mendekat ke arah Serena, Benu juga melakukan hal yang sama."Keadaan Ranu sudah stabil, meski sempat kritis saat dia kehilangan banyak darah. Aku kesal dengan rumah sakit yang tidak punya persediaan. Kalau saja Ranu tidak terselamatkan, kupastikan rumah sakit ini akan tutup." Billy menggerutu mengungkapkan rasa khawatir sekaligus kekesalannya pada rumah s
Baca selengkapnya

Mimpi Himawan

Himawan menghembuskan napas lega saat sang sopir yang ia sewa mengbubunginya dan mengatakan sudah berhasil membawa Serena jauh. Dia yang sedang dalam perjalanan ke rumah setelah dari bandara pun merasa lega. Aneska menyambutnya di pintu, dia sudah mengabari tentang kepulangannya. Aneska sangat berterima kasih, rasanya tidak ada lagi yang perlu ia khawatirkan sekarang. Sebentar lagi Aldi akan jadi miliknya. Perkara cinta bukanlah masalah baginya, setelah mereka menikah Aneska yakin kalau Aldi akan mencintainya. "Jaga rahasia ini, jangan sampai Aldi tau, apa lagi tentang kau yang merencanakan penculikan itu," nasehat Himawan sambil melangkah menuju kamarnya. Aneska yang mengiringanya mengangguk antusias.Tubuhnya terasa sakit, di usia yang tidak lagi muda dia melakukan perjalanan dalam sehari dan semua demi hartanya dan juga Aneska.Aneska mengecup pipi tua itu. Meninggalkan sang ayah yang sudah masuk ke dalam kamarnya."Ah, anak itu, andai dia cucuku, kenapa aku selalu terbay
Baca selengkapnya

Hasil Tes DNA

"Akhirnya kita sampai, di rumah sakit sangat membosankan, Mi. Kapan kita pulang ke Jakarta?" Ranu terbangun setelah beberapa saat tertidur."Setelah luka Ranu sembuh, kita akan pulang," ucap Serena. Tangannya membelai rambut Ranu, tak lupa senyuman kehangatan ia perlihatkan."Di mana papi?" Ranu melirik setiap ruangan, hanya mereka berdua, tidak ada sosok Aldi di sana.Helaan napas Serena terdengar, "Papi masih banyak pekerjaan di Jakarta. Kita tidak akan menunggunya."Entah bagaimana Serena harus menghubungi Aldi, ponselnya tidak ada, nomor Aldi pun tidak tersimpan di memorinya. Untuk memberitahu Aldi pun dia tidak bisa.Serena memesan makan malam dari hotel, ia juga minta untuk di belikan baju untuk dia dan Ranu, sedangkan tas mereka tinggal di mobil.Malam itu Serena tidak bisa tidur, pikirannya takut tentang apa yang ia dengar tadi. Sopir itu bukan suruhan Aldi melainkan ayah mertuanya.Di jakarta, Aldi baru saja pulang ke rumah, setelah menyelesaikan pekerjaannya yang banyak
Baca selengkapnya

Ayah Yang Buruk

Saat itu juga senyum Aldi pun merekah, bagaimana tidak, ternyata Ranu adalah anaknya. Tidak heran bila golongan darah mereka sama, tapi yang jadi pertanyaannya sekarang ini, kenapa Serena tidak pernah mau mengatakan bahwa Ranu adalah anaknya? "Ben, kenapa Serena nggak jujur tentang Ranu?" tanya Aldi.Benu yang tidak paham sepenuhnya hanya menggedikkan bahunya."Maaf, Pak! Izin jawab ya?" Dokter menyela pembicaraan mereka, "sebagai seorang wanita saya menyimpulkan bahwa ada keraguan dengan Bu Serena, mengingat usianya yang masih muda dan seperti pertanyaan Bapak tadi, berhubungan satu kali ternyata langsung hamil. Bisa jadi Bu Serena takut kalau Bapak tidak akan percaya padanya.""Apa mungkin Serena pernah tidur dengan pria lain?" celetuk Benu tidak kira-kira, hingga tangan Aldi refles mendarat di bahunya."Sembarangan, kamu. Mau ku pecat?" Aldi tidak terima istrinya di katakan seperti itu. Bisa-bisanya Benu bicara segamblang itu. "Maaf, Bos!" Benu mengusap-usap bahunya yang sa
Baca selengkapnya

Di Mana Mereka?

Kedatangan sopir itu di sambut oleh sang suster. Ia langsung mengenalkannya pada Aldi dan Benu.Wajahnya langsung pias, perasaannya sudah tidak enak, apa lagi dengan tatapan Aldi yang mengintimidasi. Nyalinya ciut seketika."Kemana, Bapak bawa istri dan anak saya?" tanya Aldi, tanpa menunggu bapak itu duduk lebih dulu."Anu, Pak, maaf! Saya hanya di suruh oleh Pak Himawan," jawabnya takut."Saya tanya di mana mereka sekarang?" bentakan Aldi menggelegar hingga siapa yang lewat menoleh ke arah mereka.Pria itu semakin pucat pasi, apa yang harus ia katakan? Sedangkan dia tidak tahu keberadaan mereka. Seandainya Serena tidak kabir, dia berencana akan membawa mereka ke desa. Keningnya sampai berkeringat."Ben, laporkan ke polisi tentang kasus penculikan!" Perintah Aldi berhasil kakinya bergetar."Mohon maaf, Pak! Saya hanya menjalankan perintah saja! Saya tidak tahu, Pak." Tubuhnya merosot ke lantai hingga semakin mengundang tatap orang lain. Aldi memalingkan wajahnya, kalau begin
Baca selengkapnya

Di Mana Anak ku?

[Serena dan Ranu ada bersamaku, besok akan ku kirim alamatnya.]"Berhenti!"Benu dan driver kompak menolah pada Aldi."Bos, kita harus pastikan cepat, jangan sampai mereka pergi jauh." Benu mengingatkan Aldi tentang pencarian mereka yang sudah terlanjur sejak tadi."Serena dan Ranu dalam keadaan amam sekarang," ucap Aldi dengan tatapan menerawang ke depan.Driver tersebut diam, begitu juga dengan Benu. Aldi membalik ponselnya dan mulai mengetik sesuatu di sana.[Katakan sekarang, di mana mereka?] balas Aldi. Perasaannya sungguh buruk saat ini, gagal menemukan Serena yang ternyata Billy lebih dulu darinya.Pesan itu hanya centang satu, pertanda kalau Billy mematikan ponselnya.Aldi kesal, namun sebisa mungkin ia tidak menunjukkannya kali ini, "Kita cari hotel!" katanya pada Benu.Mereka mundur ke belakang, memilih hotel yang sama dengan Serena. Di kamar Aldi tidak bisa tidur sama sekali. Ia mengambil jaket dan ingin keluar untuk menghirup udara malam.Aldi berjalan menyusuri ja
Baca selengkapnya

Papi Menangis?

Serena meletakkan kopi yang di kemas ke dalam botol di atas meja, setelah mereka baru saja melihat Ranu di kamar.Serena duduk, wajahnya menyiratkan suatu penyesalan. Jujur sampai saat ini dia tidak menyangka Aldi tidak menuntut apapun darinya, pria itu tidak menyalahkan dirinya atau bisa saja belum hingga menyebabkan hatinya menduga-duga."Bagaimana dengan lukamu?" Aldi memperhatikan tangan Serena yang sudah tidak di perban lagi."Lebih baik, tinggal menghilangkan bekas saja, mungkin nanti setelah di Jakarta aku akan ke dokter kulit," katanya seraya menyentuh bekasnya. Ekspresinya berbeda, mereka lebih mirip orang yang baru kenal dari pada sepasang suami istri.Helaan lembut dari hidung Serena mengalihkan tatapan Aldi, "Kau ingin mengatakan sesuatu?" Dari raut wajah wanita cantiknya itu ia bisa menebak."Sebenarnya, aku yang bersalah, aku sengaja menyembunyikan kebenaran tentang Ranu selama ini," ucap Serena kemudian. Tak ada ekspresi terkejut dari Aldi, dia diam dan menyima
Baca selengkapnya

Mengunjungi Ratri

Serena merenungi tentang perjalanan hidupnya yang berliku, yang selalu di liputi oleh masalah sejak kembali ke IndonesiaHimawan baru saja pergi sedangkan Aldi akan tiba sebentar lagi.Ayah mertuanya itu telah meminta maaf padanya dan mengatakan bahwa ia sangat menyesali perbuatannya."Ayah tau, ini pasti berat untukmu, tapi ketahuilah, Nak, ayah tulus meminta maaf dari dasar hati ayah yang paling dalam. Ayah sungguh menyesali perbuatan ayah." Himawan sampai meneteskan air matanya.Kedatangan Aldi membuyarkan lamunan Serena, pria itu langsung menyusulnya duduk di atas tempat tidur mereka, "Ranu sudah tidur?" tanyanya. "Setelah minum obat dia mengantuk," jawabnya, "Mas, tadi ayah ...," StttAldi menaruh jarinya di bibir Serena, "Jangan katakan apapun tentang laki-laki itu, aku tak ingin kebahagiaan kita di usik olehnya." Dia berdiri dan berpindah di hadapan wanita yang di cintainya itu, "besok, aku akan mengenalkanmu pada ibu." "I-ibu?" Dengan memegang kedua bahu Serena, Ald
Baca selengkapnya

Membatalkan Rencana Perjodohan

Hari ini Hiwaman mengajak Aneska ke rumah orang tuanya, entah apa tujuannya?Aneska sebenarnya sangat malas, baginya kalau ada keperluan lebih baik ibunya saja yang datang. Meski telah di bangunkan rumah, tetap saja Aneska tidak suka lingkungannya yang masih terbilang di desa."Loh, Pak Himawan!" Susi terkejut melihat mobil orang yang sudah mengadopsi anaknya, "silahkan masuk, Pak!" ajaknya ramah.Himawan menyambut dengan senyum lantas melangkah menaiki lantai teras di ikuti oleh Aneska.Dia duduk di sofa, Aneska memilih untuk ke dapu menghampiri sang ibu yang sedang menyeduh teh di dalam teko."Bu, mau apa ayah ke sini?" bisik Aneska agar tidak kedengaran sampai ke depan."Loh, kok nanya ibu? Kan kamu temannya ke sini?" Susi balik bertanya."Dia nggak bilang, aku kira sudah janji sama, Ibu," ucap Aneska yang ternyata tebakannya salah."Nes, apa mungkin dia mau membahas hubunganmu sama Aldi?" tebak Susi. Mengingat pertemuan mereka terakhir waktu itu Himawan berjanji akan mewujudk
Baca selengkapnya

Ingin Kembali

Tanpa di duga oleh Aldi, ayahnya sudah berada di ruangannya. Benu menggedikkan bahu sebagai jawaban tidak tahu menahu tentang kedatangan Himawan.Aldi duduk di kursinya, mulai membuka laptopnya, seolah tidak ada orang di sana. Ia dan Benu sibuk membicarakan tentang masalah hotel.Himawan yang merasa tidak di pedulikan mengetukkan tongkatnya le lantai, Benu paham, ia pun segera, keluar meninggalkan ruangan."Aku rasa kita tidak punya urusan apapun, aku harus menghadiri rapat sebentar lagi." Aldi mengusir secara halus. Sungguh saat ini ia tidak mau membahas apapun dengan ayahnya.Hal itu membuat Himawan cukup tersinggung, "Hotel ini masih milikku, kau tidak berhak mengusirku dari sini," ucap Himawan yang sudah hilang kesabaran."Kalau begitu, aku saja yang pergi," kata Aldi seraya berdiri."Sekeras itu hatimu?" Ucapan Himawan sontak menahan langkah Aldi, "Serena dan Ranu saja mau memaafkan ayah," lanjut Himawan, ia berdiri menghampiri Aldi yang masih enggan menatapnya.Sebenarnya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status