Share

Hasil Tes DNA

Penulis: Azitung
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Akhirnya kita sampai, di rumah sakit sangat membosankan, Mi. Kapan kita pulang ke Jakarta?" Ranu terbangun setelah beberapa saat tertidur.

"Setelah luka Ranu sembuh, kita akan pulang," ucap Serena. Tangannya membelai rambut Ranu, tak lupa senyuman kehangatan ia perlihatkan.

"Di mana papi?" Ranu melirik setiap ruangan, hanya mereka berdua, tidak ada sosok Aldi di sana.

Helaan napas Serena terdengar, "Papi masih banyak pekerjaan di Jakarta. Kita tidak akan menunggunya."

Entah bagaimana Serena harus menghubungi Aldi, ponselnya tidak ada, nomor Aldi pun tidak tersimpan di memorinya. Untuk memberitahu Aldi pun dia tidak bisa.

Serena memesan makan malam dari hotel, ia juga minta untuk di belikan baju untuk dia dan Ranu, sedangkan tas mereka tinggal di mobil.

Malam itu Serena tidak bisa tidur, pikirannya takut tentang apa yang ia dengar tadi. Sopir itu bukan suruhan Aldi melainkan ayah mertuanya.

Di jakarta, Aldi baru saja pulang ke rumah, setelah menyelesaikan pekerjaannya yang banyak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Ayah Yang Buruk

    Saat itu juga senyum Aldi pun merekah, bagaimana tidak, ternyata Ranu adalah anaknya. Tidak heran bila golongan darah mereka sama, tapi yang jadi pertanyaannya sekarang ini, kenapa Serena tidak pernah mau mengatakan bahwa Ranu adalah anaknya? "Ben, kenapa Serena nggak jujur tentang Ranu?" tanya Aldi.Benu yang tidak paham sepenuhnya hanya menggedikkan bahunya."Maaf, Pak! Izin jawab ya?" Dokter menyela pembicaraan mereka, "sebagai seorang wanita saya menyimpulkan bahwa ada keraguan dengan Bu Serena, mengingat usianya yang masih muda dan seperti pertanyaan Bapak tadi, berhubungan satu kali ternyata langsung hamil. Bisa jadi Bu Serena takut kalau Bapak tidak akan percaya padanya.""Apa mungkin Serena pernah tidur dengan pria lain?" celetuk Benu tidak kira-kira, hingga tangan Aldi refles mendarat di bahunya."Sembarangan, kamu. Mau ku pecat?" Aldi tidak terima istrinya di katakan seperti itu. Bisa-bisanya Benu bicara segamblang itu. "Maaf, Bos!" Benu mengusap-usap bahunya yang sa

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Di Mana Mereka?

    Kedatangan sopir itu di sambut oleh sang suster. Ia langsung mengenalkannya pada Aldi dan Benu.Wajahnya langsung pias, perasaannya sudah tidak enak, apa lagi dengan tatapan Aldi yang mengintimidasi. Nyalinya ciut seketika."Kemana, Bapak bawa istri dan anak saya?" tanya Aldi, tanpa menunggu bapak itu duduk lebih dulu."Anu, Pak, maaf! Saya hanya di suruh oleh Pak Himawan," jawabnya takut."Saya tanya di mana mereka sekarang?" bentakan Aldi menggelegar hingga siapa yang lewat menoleh ke arah mereka.Pria itu semakin pucat pasi, apa yang harus ia katakan? Sedangkan dia tidak tahu keberadaan mereka. Seandainya Serena tidak kabir, dia berencana akan membawa mereka ke desa. Keningnya sampai berkeringat."Ben, laporkan ke polisi tentang kasus penculikan!" Perintah Aldi berhasil kakinya bergetar."Mohon maaf, Pak! Saya hanya menjalankan perintah saja! Saya tidak tahu, Pak." Tubuhnya merosot ke lantai hingga semakin mengundang tatap orang lain. Aldi memalingkan wajahnya, kalau begin

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Di Mana Anak ku?

    [Serena dan Ranu ada bersamaku, besok akan ku kirim alamatnya.]"Berhenti!"Benu dan driver kompak menolah pada Aldi."Bos, kita harus pastikan cepat, jangan sampai mereka pergi jauh." Benu mengingatkan Aldi tentang pencarian mereka yang sudah terlanjur sejak tadi."Serena dan Ranu dalam keadaan amam sekarang," ucap Aldi dengan tatapan menerawang ke depan.Driver tersebut diam, begitu juga dengan Benu. Aldi membalik ponselnya dan mulai mengetik sesuatu di sana.[Katakan sekarang, di mana mereka?] balas Aldi. Perasaannya sungguh buruk saat ini, gagal menemukan Serena yang ternyata Billy lebih dulu darinya.Pesan itu hanya centang satu, pertanda kalau Billy mematikan ponselnya.Aldi kesal, namun sebisa mungkin ia tidak menunjukkannya kali ini, "Kita cari hotel!" katanya pada Benu.Mereka mundur ke belakang, memilih hotel yang sama dengan Serena. Di kamar Aldi tidak bisa tidur sama sekali. Ia mengambil jaket dan ingin keluar untuk menghirup udara malam.Aldi berjalan menyusuri ja

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Papi Menangis?

    Serena meletakkan kopi yang di kemas ke dalam botol di atas meja, setelah mereka baru saja melihat Ranu di kamar.Serena duduk, wajahnya menyiratkan suatu penyesalan. Jujur sampai saat ini dia tidak menyangka Aldi tidak menuntut apapun darinya, pria itu tidak menyalahkan dirinya atau bisa saja belum hingga menyebabkan hatinya menduga-duga."Bagaimana dengan lukamu?" Aldi memperhatikan tangan Serena yang sudah tidak di perban lagi."Lebih baik, tinggal menghilangkan bekas saja, mungkin nanti setelah di Jakarta aku akan ke dokter kulit," katanya seraya menyentuh bekasnya. Ekspresinya berbeda, mereka lebih mirip orang yang baru kenal dari pada sepasang suami istri.Helaan lembut dari hidung Serena mengalihkan tatapan Aldi, "Kau ingin mengatakan sesuatu?" Dari raut wajah wanita cantiknya itu ia bisa menebak."Sebenarnya, aku yang bersalah, aku sengaja menyembunyikan kebenaran tentang Ranu selama ini," ucap Serena kemudian. Tak ada ekspresi terkejut dari Aldi, dia diam dan menyima

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Mengunjungi Ratri

    Serena merenungi tentang perjalanan hidupnya yang berliku, yang selalu di liputi oleh masalah sejak kembali ke IndonesiaHimawan baru saja pergi sedangkan Aldi akan tiba sebentar lagi.Ayah mertuanya itu telah meminta maaf padanya dan mengatakan bahwa ia sangat menyesali perbuatannya."Ayah tau, ini pasti berat untukmu, tapi ketahuilah, Nak, ayah tulus meminta maaf dari dasar hati ayah yang paling dalam. Ayah sungguh menyesali perbuatan ayah." Himawan sampai meneteskan air matanya.Kedatangan Aldi membuyarkan lamunan Serena, pria itu langsung menyusulnya duduk di atas tempat tidur mereka, "Ranu sudah tidur?" tanyanya. "Setelah minum obat dia mengantuk," jawabnya, "Mas, tadi ayah ...," StttAldi menaruh jarinya di bibir Serena, "Jangan katakan apapun tentang laki-laki itu, aku tak ingin kebahagiaan kita di usik olehnya." Dia berdiri dan berpindah di hadapan wanita yang di cintainya itu, "besok, aku akan mengenalkanmu pada ibu." "I-ibu?" Dengan memegang kedua bahu Serena, Ald

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Membatalkan Rencana Perjodohan

    Hari ini Hiwaman mengajak Aneska ke rumah orang tuanya, entah apa tujuannya?Aneska sebenarnya sangat malas, baginya kalau ada keperluan lebih baik ibunya saja yang datang. Meski telah di bangunkan rumah, tetap saja Aneska tidak suka lingkungannya yang masih terbilang di desa."Loh, Pak Himawan!" Susi terkejut melihat mobil orang yang sudah mengadopsi anaknya, "silahkan masuk, Pak!" ajaknya ramah.Himawan menyambut dengan senyum lantas melangkah menaiki lantai teras di ikuti oleh Aneska.Dia duduk di sofa, Aneska memilih untuk ke dapu menghampiri sang ibu yang sedang menyeduh teh di dalam teko."Bu, mau apa ayah ke sini?" bisik Aneska agar tidak kedengaran sampai ke depan."Loh, kok nanya ibu? Kan kamu temannya ke sini?" Susi balik bertanya."Dia nggak bilang, aku kira sudah janji sama, Ibu," ucap Aneska yang ternyata tebakannya salah."Nes, apa mungkin dia mau membahas hubunganmu sama Aldi?" tebak Susi. Mengingat pertemuan mereka terakhir waktu itu Himawan berjanji akan mewujudk

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Ingin Kembali

    Tanpa di duga oleh Aldi, ayahnya sudah berada di ruangannya. Benu menggedikkan bahu sebagai jawaban tidak tahu menahu tentang kedatangan Himawan.Aldi duduk di kursinya, mulai membuka laptopnya, seolah tidak ada orang di sana. Ia dan Benu sibuk membicarakan tentang masalah hotel.Himawan yang merasa tidak di pedulikan mengetukkan tongkatnya le lantai, Benu paham, ia pun segera, keluar meninggalkan ruangan."Aku rasa kita tidak punya urusan apapun, aku harus menghadiri rapat sebentar lagi." Aldi mengusir secara halus. Sungguh saat ini ia tidak mau membahas apapun dengan ayahnya.Hal itu membuat Himawan cukup tersinggung, "Hotel ini masih milikku, kau tidak berhak mengusirku dari sini," ucap Himawan yang sudah hilang kesabaran."Kalau begitu, aku saja yang pergi," kata Aldi seraya berdiri."Sekeras itu hatimu?" Ucapan Himawan sontak menahan langkah Aldi, "Serena dan Ranu saja mau memaafkan ayah," lanjut Himawan, ia berdiri menghampiri Aldi yang masih enggan menatapnya.Sebenarnya

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Romansa Aldi dan Serena

    "Mas Aldi baru pulang? Tumben lama?" Serena menyambut suaminya di dekat pintu, meraih tangan Aldi lalu menciumnya."Ada Mitra dari luar negeri, mereka lagi berkunjung dan ngajak ketemu, mau nolak, mas segan," ujar Aldi. Ia melepaskan jasnya dan Serena ikut membantunya. Wanita itu mengedus-endus sesuatu, "Mas, jasnya seperti bau alkohol?" tanya Serena yang tidak suka memendam, ia lebih baik bertanya langsung dari pada berujung dengan kecurigaan. "Oh, itu, habis dari restoran mereka ngajak minum, tapi Mas nggak minum kok, sumpah!" Belum apa-apa Aldi sudah takut duluan. Serena tersenyum melihat pria dewasa itu yang kadang masih bisa bersikap sangat polos. Sepertinya mengerjai Aldi, asyik. Pikirnya.Serena mendekatkan wajahnya ke wajah pria empat puluhan itu, perlahan merapat, Aldi sangat pucat, bagaimana kalau istrinya mengendus bau alkohol di sana, padahal dia tidak minum sama sekali. CupNamun tak disangka, Serena malah mengecup bibir itu hingga membuat Aldi terkejut, lalu sed

Bab terbaru

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Kekecewaan Aldi Terhadap Serena

    Kepulangan Himawan dipercepat guna memberikan keleluasaan pada Aldi dan Serena di Bali. Ia sengaja membawa Ranu cucunya agar tidak mengganggu.Himawan ingim cucu yang banyak sebelum ajal memanggilnya. Hari ini dia ingin mengecheck keadaan salah satu hotel yang kebetulan dipimpin oleh menantunya, tapi melihat Billy dan mendengar pengakuan ibunya membuat Himawan terkejut."Ayah, maaf tidak mengabari sebelumnya." Aneska muncul dari balik pohon. Sungguh ia sangat takut jika Himawan akan membongkar siapa dirinya saat ini."Ini kebetulan sekali," seru Dewi senang, "kata Aneska Pak Himawan sedang liburan ternyata sudah pulang." Dewi tersenyum sangat ramah tapi berbeda dengan Billy yang tampak datar lalu Aneska yang wajahnya tampak tidak nyaman. "Ya, saya juga ingin mendengar cerita tentang mereka berdua." Himawan menyambut ucapan Dewi. Ia pun mengajak mereka ke rumahnya, termasuk Aneska juga. Sampai di sana Dewi takjub melihat rumah Himawan yang besar. Impiannya punya besan kaya sudah t

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Bertemu Himawan

    Entah sudah berapa lama Aneska berdiam diri di dalam toilet, memikirkan apa yang harus ia lakukan. Ibu Billy ingin bertamu ke rumah mereka.Rumah Himawan tepatnya.Aneska tak mungkin membawanya. Dia jadi terjebak oleh rencana Jane sahabatnya."Bil, coba kamu panggil," ucap Dewi yang merasa ini tidak wajar."Biarin aja, Bu. Mungkin lagi ngeden," jawab Billy santai. Dia memang tidak peduli pada wanita itu.Ck"Lama!" Dewi berdecak. Ia mulai merasakan kecurigaan dari sikap Aneska. Aneska memasang senyum palsu begitu keluar dari toilet. Dia pun mengajak keduanya turun untuk makan di bawah, "Tante dan Billy menginap saja di sini, aku sudah pesankan kamar.""Loh, kamu tidak ada rencana membawa kami ke rumah orang tuamu?" Dewi mengeryit heran. Aneska memalingkan wajah, menggigit bibir bawahnya. Membawanya ke rumah Susi bukanlah pilihan yang tepat. Bisa-bisa ibunya itu akan bikin ulah dan malu. "Ayah sedang liburan, Tan. Mungkin lusa baru pulang." Aneska beralasan meskipun benar adanya

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Ingin Segera Punya Cucu

    Aldi merencanakan liburan untuk mereka. Ada Himawan dan juga Ranu. Meninggalkan sejenak kesibukan di dunia kerja.Pagi ini pesawat yang membawa mereka telah tiba di Bali. Aldi membawa mereka ke sebuah rumah yang bagian belakangnya menghadap ke pantai."Kamu nyewa rumah, Mas. Kan cuma tiga hari saja?" Serena merasa ini terlalu berlebihan mengingat mereka hanya enam orang saja.Belum lagi Aldi menjawab, Serena sudah terpukau oleh gambar besar yang ruangannya baru saja ia masuki, "I-ini rumah Mas Aldi?"Pria itu menjawab dengan pelukan di pinggang sang istri. Dagunya jatuh tepat di bahu Serena, "Ini milikmu sayang. Hadiah pernikahan tujuh tahun yang lalu. Mas baru sempat menunjukkannya setelah selesai di renovasi.Serena terharu, ternyata suaminya sudah menyiapkannya rumah sejak dulu, pantas saja ada foto menikah mereka di atas tempat tidur king size."Sayang, ini bukan sekedar liburan untuk kita. Mas Aldi ingin kita memiliki anak lagi, kamu mau kan?" Kini mereka berhadapan saling m

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Tidak Tertarik

    "Jangan melamun, seharusnya kamu manfaatin ini dengan baik. Kalau aku jadi kamu inilah kesempatan buat balas sakit hati kakak iparmu itu." Jane terus membisikkan semangat untuk Aneska.Jane diam saat melihat sosok Dewi datang mendekati merekam"Anes, sudah saatnya kita pergi dan kamu, siapa namamu?" Dewi begitu ramah memperlakukan Aneska berbeda dengan Jane."Siap, saya Jane," jawab Jane cepat."Kamu tidak perlu ikut," ucap Dewi sedikit ketus."Saya juga tidak mau ke sana, tugas saya hanya memastikan kalau adik saya sudah di nikahi. Itu saja." Jane tidak begitu menyukai Dewi yang cepat berubah pikiran. Terlihat mata duitan. Dia membayangkan kalau Dewi tau Anes sudah didepak dari keluarga Himawan pastilah dia akan membenci Aneska. Setelahnya ia pun pamit pada Aneska, tak lupa mengucapkan selamat dengan tawa."Sudah, ayo pulang!" Billy mengajak keduanya. Ia terlalu lelah dan pusing dengan apa yang sudah terjadi.Di rumah Aneska di antar ke kamar, sedangkan Billy menyusul ibunya k

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Mantu Durhaka

    Susi masuk ke dalam, ia meminta handphone dengan menengadahkan tangannya, "Berikan cepat!" perintahnya.Dodi menyembunyikan di balik tubuh kurusnya, "Nggak mau, ini privasiku, Bu," tolaknya."Privasi-privasi? Emangnya kamu siapa pakai privasian segala. Makanmu saja masih ibu yang tanggung sok segala privasi." Susi mengomel sambil melotot, "cepat sini!""Nggak, nanti ibu ambil semua." Dodi tetap bersikeras memegangnya. Susi geram dan akhirnya maju lalu merebutnya dengan paksa."Bu!" protes Dodi saat benda pipih yang menyimpan rahasia m bankingnya sudah beralih ke tangan ibunya."Udah diem!" Susi menggulirnya dan menemukan pesan m banking senilai sepuluh juta rupiah, "Apa yang kamu jual ha? Ini uang dari mana?" Susi marah dan menatap kakak dari Aneska itu."Sembarangan ibu tuduh aku menjual, yang ada ibu tuh yang sudah jual sofa sama lemari. Terpaksa duduk di lantai kita," gerutu Dodi tak terima."Ibu jual juga biar kita bisa makan, kau pikir sekarang mau dapat duit dari mana, Ane

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Akhirnya Dewi Setuju

    "Bu, jangan menangis, bisa saja ini akal-akalan mereka. Kita pulang saja sekarang!" Sudah satu jam sejak Dewi bangun dari pingsannya.Billy menenangkannya, tapi ibunya menolak untuk pulang, "Jangan mudah tertipu dengan orang yang tidak kita kenal," katanya lagi agar ibunya segera menurut."Kamu nggak kenal dia? Apa kamu mau lepas dari tanggung jawab? Nih, nih, lihat wajahnya baik-baik, kalian pernah ketemu kan di forum bisnis?" Jane mengangkat dagu Aneska agar wajah itu terlihat jelas oleh Billy.Billy terkejut, sekarang dia melihatnya dengan jelas, tadi saat di tempat tidur dia hanya melihatnya dari samping."Kau!" ucapnya pelan. Billy meneguk ludahnya. Bertanggung jawab dengan perempuan jahat yang pernah mencelakai Serena, mustahil baginya.Billy tak akan lupa dengan perbuatannya yang turut andil dalam perpisahan Serena dulu.Dewi berdiri, ia mendatangi gadis yang sudah tidur dengan anak kesayangannya, ia menatap Aneska dari ujung kaki hingga kepala.Kulitnya bersih, sepertinya

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Apa! Menikah?

    Aaaa...."Brisik! Jadi cowok kok menjerit," ucap Aneska santai, ia tengah duduk bersandar di headboard sambil meniup-niup kukunya."Tidak, ini tidak mungkin! Ya Tuhan! Apa yang sudah terjadi padaku?" Billy rasanya ingin menangis, dia lebih fokus pada dirinya sendiri dari pada dengan Aneska.Ingatannya kemudian berputar pada kejadian tadi malam, temannya mengajak bertemu di club, tapi Billy tidak minum sampai seorang bartender wanita berkepala plontos mengantarkan jus kepadanya."Tuan, ini jus khusus untuk pengunjung yang tidak suka alkohol." Jane yang menyamar meletakkannya di atas meja. Billy sempat mengucapkan terima kasih.Kedua temannya mengajak bersulang dan Billy pun meminum jus itu perlahan, namun sampai habis tak bersisa."Kasihan, pasti dari tadi kamu haus," komentar temannya.Billy mengangkat bahunya, "Aku bukan peminum seperti kalian," kata Billy, "oh ya, sepertinya aku harus pergi sekarang." Billy kemudian pamit."Ya, silahkan, terima kasih sudah datang ke sini!" ucap

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Merencanakan Sesuatu

    "Sia*lan! Dia memutus pemasukanku, Bu. Dari mana lagi kita akan dapat uang?" Aneska terkejut saat gajian dia hanya menerima yang semestinya sedangkan uang yang selalu ia terima tiap bulan di luar gaji benar-benar di stop oleh Serena.Sudah satu bulan dia memilih diam dan tak mengusik Serena, semua ia lakukan demi mengambil hati ayahnya kembali. Dengan kata lain Aneska ingin di akui kembali oleh Himawan sebagai anak."Lantas kita harus apa? Ibu juga sudah pusing nggak pernah menyimpan uang lagi." Susi ikut menggerutu, "kamu sih Nes, harusnya jangan gegabah!""Ibu kok nyalahin aku? Padahal ibu sendiri yang nggak sabaran sampai melabrak anaknya si Serena. Sekarang semuanya apes. Mana saham yang atas namaku udah ditarik lagi." Aneska ingin mengumpat saja. Punya keluarga tidak ada yang bisa di andalkan. Belum lagi Susi yang hobinya berjudi padahal selalu kalah. "Kenapa nggak rayu lagi ayah angkatmu, jangan nyerah minta maaf. Demi uang apapun harus kau lakukan." Susi memberi saran.

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Jabatan Baru

    Aneska di pulangkan ke rumah orang tuanya, tapi tidak dengan pekerjaan. Dia masih mengelola salah satu hotel di Jakarta. Himawan kembali menarik saham yang pernah di atasnamakan untuk putri angkatnya itu.Bukan hanya dia saja, Serena juga di berikan kepercayaan yang jelas sudah ia tolak karena merasa tidak perlu. Serena hanya takut Aneska semakin membencinya. "Kamu berpengalaman, ayah akan menjadikanmu pimpinan di atas Aneska agar dia tidak semena-mena lagi." Himawan tetap memaksa. Dia sudah menerima Serena dan juga Ranu cucunya. Kekecewaannya terhadap Aneska sangat dalam. Aldi senang saja mendengarnya. Istrinya sekarang punya saham sendiri dan menjadi pimpinsn di salah satu hotel mereka."Mas, Aneska akan semakin membenciku," protes Serena saat mereka berdua di kamar."Justru dengan kau di atasnya, dia akan takut berbuat jahat. Ayah sudah mengancamnya, kalau dia nekat menyakitimu maka tak ada yang diberikan ayah untuknya. Lagi pula kau sudah memiliki wewenang bila dia melakukan

DMCA.com Protection Status