All Chapters of Bos Aroganku Ternyata Suami Dadakanku: Chapter 61 - Chapter 70

83 Chapters

Berulah

"Ada perlu apalagi kamu menemuiku?" Leona duduk tak nyaman di sofa dengan netra yang berpaling dari pandangan Joshua. Seharusnya pria itu sedang berada di kantor, tapi malah kelayapan ke rumah istri dari bosnya sendiri."Aku merindukanmu, Leona." Joshua tersenyum mengerikan hingga membuat bulu kuduk Leona meremang. Dia sungguh menyesal membiarkan Ijah membukakan pintu sampai bisa masuk. "Tidak bisakah kamu mau belajar untuk mencintaiku?"Wanita itu terkejut setengah tewas. "Kamu sudah gila, Joshua. Aku ini istri Nathan. Sahabat kamu sendiri." Nada Leona meninggi dengan gemuruh di dada yang terus berpacu cepat."Aku tidak gila. Semua yang aku ucapkan dalam keadaan sadar seratus persen. Apa kau tidak melihatnya?" Mimik Joshua sangat serius."Tapi aku istri sahabatmu, Jo. Apa kau lupa?"Ch.Pria itu mendecih sambil membuang muka. "Sejak kalian menikah. Nathan bukan lagi sahabatku."Wanita itu menggeleng keras. "Tapi itu kenyataannya. Mau tidak mau kamu juga harus bisa menerima.""Sayan
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Gara Gara Kopi

"Sekarang bagaimana keadaan kamu? Apa sudah jauh lebih baik?" Nathan melepas pelukannya sambil terus memandangi wajah Leona."Sudah lebih baik.""Syukurlah." Nathan menyelipkan anak rambut milik Leona ke belakang telinga. "Mas nggak nyangka Joshua akan senekat itu berani datang ke rumah, sayang. Pokoknya mas harus kasih pelajaran buat dia." Tegasnya."Terus mas mau apa?"Fahri menghela napas, dia sandarkan punggungnya di sofa dengan netra yang memandang langit-langit rumah. "Mas belum kepikiran mau memberikan pelajaran apa untuk Joshua supaya kapok. Tapi yang jelas, mas nggak terima sikap perlakuannya kali ini. Dan mas nggak akan biarin kamu kenapa-napa, sayang?" Sebenarnya Nathan berpikiran untuk membawa Leona pindah ke rumah baru yang jauh dari jangkauan Joshua. Tapi dia khawatir istrinya tidak setuju karena mengingat masih banyak urusan yang harus diselesaikan dalam waktu dekat."Jujur aku takut, mas." Leona menunduk dalam wajah lesu.Dengan lembut, ditariknya dagu Leona hingga se
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Tamu Tak Diundang

Leona urung memberikan kopi tersebut karena terdengar ponsel Nathan yang tiba-tiba berdering. "Kamu angkat dulu, mas. Siapa tau penting.""Bentar ya, sayang."Leona mengangguk. Membiarkan Nathan mulai berbicara didalam telepon."Halo.""[Anda di mana Pak Joshua?]" Suara Arman terdengar formal meskipun masih kaku. "[Ada seseorang yang mencarimu?]""Siapa?""[Gue nggak tau, tapi gue baru liat orang ini di sini.]" Bisik Arman sangat lirih seolah tak membiarkan siapa pun dengar."Klien baru?" "[Bukan. Dia cewek, Nath.]"Untuk sekilas, Nathan menoleh pada Leona yang masih berdiri mematung sambil memegang secangkir kopi. Rasanya tak tega bila harus pergi lagi meskipun untuk urusan pekerjaan."Lo ajak ngobrol dulu. After lunch gue ke kantor."Puk!Arman menepuk jidat. "[Kalau bisa sekarang kenapa mesti nunggu nanti siang, sih.]""Gue lagi di rumah, Man.""[Astaga! Gini amat punya bos. Mentang-mentang perusahaan punya lo terus lo bisa seenaknya berangkat pulang kapan aja?]""Eh, diem lo. Kal
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Pertemuan Kembali

Nathan menutup pintu mobil, membenarkan dasi, lalu berjalan memasuki lobi kantor yang cukup luas. Tak sedikit karyawan yang menyapa sambil tersenyum memberi hormat."Selamat siang, Pak Nathan?" Lusi menghampiri. Gadis yang baru bekerja belum genap sebulan menggantikan Leona itu terlihat kewalahan membawa beberapa tumpukan berkas di tangan."Siang." "Bagaimana tentang laporan yang saya buat, pak? Apa sudah sesuai dengan yang bapak inginkan?" Lusi penasaran, masih sambil terus memegang tumpukan berkas yang tingginya hampir menutupi wajah imutnya.Bukan menjawab. Nathan malah berdecak sebal sekaligus kasihan. "Siapa yang menyuruhmu membawa berkas sebanyak ini, hm?" Nathan mengambil beberapa tumpukan berkas dari tangan Lusi hinggi wajah imut itu terlihat oleh netra."Pak Joshua, Pak." Polosnya."Joshua?" Nathan mengernyit."Benar, Pak. Pak Joshua menyuruh saya mengerjakan semua ini dalam waktu tiga hari." Lemas Lusi menampakkan wajah tak bersemangat. "Lalu kamu mau-mau saja?""Ya maulah
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Menyebalkan

Mata Sarah berbinar bahagia karena bisa melihat pria yang sangat dia rindukan telah berdiri di hadapannya. Bak bertemu pangeran tampan di negeri dongeng, penampilan Nathan telah berubah drastis, sangat berbeda ketika masa pacaran dulu yang hanya selalu kaosan dipadukan jaket dan celana panjang biasa. Nathan sekarang telah tumbuh menjadi pria dewasa yang mengemban banyak tugas dan tanggung jawab. Apalagi setelah naik pangkat menjadi seorang suami sekaligus pimpinan di kantor milik almarhumah Ibu Diana. "Nath?" ucapnya lirih sambil beranjak dari tempat duduk dan hendak memeluk. Namun urung karena dengan cepat pria itu mengangkat tangan di udara sebagai tanda penolakan. "Maaf, Sarah. Tolong jaga sikapmu! Ini di kantor, dan hubungan kita sudah tak sama seperti yang dulu." Nathan berjalan ke arah kursi dan duduk. Netranya memandang lurus entah melihat apa. Sarah tersenyum. "Ya aku tau." Lanjut duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Nathan. "Untuk apa kamu datang menemuiku?" t
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bohong

"Ada apa, Pak?" tanya sekretaris bernama Arman kepada bosnya. "Bapak tadi memanggil saya untuk datang, kan?" Pria itu tetap bersikap formal meskipun pada sahabatnya."Tolong kamu ajak Sarah ngobrol sebentar, saya masih ada perlu." Nathan hendak pergi tapi dicegah."Sebentar, pak?" Arman menghampiri Nathan dalam raut bingung. "Maksud bapak apa? Menemani mbak Sarah ngobrol? Ngobrol apa, pak?" Sekretaris itu mengedikkan bahu tak mengerti.Nathan berdecak sebal. Sesekali dia menatap sekeliling untuk memastikan tak ada karyawan yang melihat keduanya."Istriku mau datang. Tolong pastikan dia sudah keluar dari ruangan sebelum Leona datang!" Titah Nathan yang langsung pergi begitu saja meninggalkan Arman.Sekretaris itu meloading sebentar sambil menatap punggung bosnya yang mulai menghilang dibalik pintu lift.Bebarengan dengan seorang wanita yang tiba-tiba muncul dari ruangan Nathan. Wanita itu terlihat lesu dengan mata sembab seperti habis menangis. Arman pun mendekat seraya bertanya."Mbak
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Genteng Bocor

"Sayang?" Nathan berjongkok di depan istrinya yang masih memasang wajah kesal. Pasangan suami istri itu kini sudah berada di dalam ruangan, tidak lupa mengunci pintu.Leona tak menjawab. Wanita hamil itu terus membuang pandangan dari tatapan maut Nathan. Pria itu memang selalu pandai merayu siapapun wanita di luaran sana tak terkecuali Leona.Namun tetap saja, Leona masih kesal karena masih merasa Nathan belum terbuka sepenuhnya."Kamu masih marahkah?" Tanyanya dengan tampang memelas, bertopang dagu dengan paha Leona yang menjadi tumpuannya."Menurut mas aku lagi marah nggak?" Leona balik bertanya."Iya. Mas minta maaf, ya?""Buat apa minta maaf. Mas nggak salah apa-apa, kok."Nathan menggaruk leher yang tak gatal. Bingung harus berbuat apa. Sebenarnya bukan ia tak mau jujur, tapi Nathan merasa tak enak hati bila harus mengatakan perihal Sarah yang tak lain mantan kekasihnya sendiri."Kenapa mas diam saja?""Sayang. Mas–.""Jadi mas tetap nggak mau jujur sama aku?" Sela Leona memotong
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Daster Sarwendah

"Ibu cuma terharu aja, nduk. Ibu nggak nyangka ternyata pemikiran kamu sudah dewasa," lanjut menyeka air mata yang membuat sembab di pipi."Ya iyalah, Bu. Alya udah 18 tahun. Sebentar lagi Alya mau ujian. Doain ya, Bu. Biar Alya lulus dengan nilai sempurna dan bisa masuk ke perguruan tinggi yang diinginkan.""Amin.""Jadi ibu izinin Alya kuliah kan?"Bu Leni mengangguk dalam senyuman. "Ibu akan selalu dukung apapun keputusan kamu selama itu baik, nduk. Buat ibumu bangga ya, nduk?""Insya Allah, Bu. Alya akan jadi orang yang sukses di masa depan. Alya pengin jadi guru, Bu." Jujurnya dengan netra yang membayangkan masa depannya mendidik anak bangsa."Masya Allah, nduk. Cita-cita kamu sungguh mulia. Ibu doakan semoga kamu bisa mencapai semua impian dan harapan kamu ya, nduk.""Amin, Bu." Alya memeluk Bu Leni dengan netra yang berkaca-kaca."Ya sudah, kamu tidur saja. Biar ibu yang tungguin baskom airnya sampai hujannya reda," ujarnya setelah melepas pelukan putra bungsunya yang kini tela
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Pisah Ranjang

Nathan menggaruk kepala hampir frustrasi. Di tengah hasrat liar menggebu, bahkan tonggak kebesarannya di bawah sana sudah sangat tegap, berdiri kokoh layaknya tugu monas."Sayang?" panggilnya dengan nada super lembut."Pergi, mas! Aku ingin waktu sendiri," usir Leona seraya mendorong tubuh suaminya agar menjauh. Wanita itu lantas bangkit dari ranjang, memunguti satu per satu pakaiannya yang berserakan di lantai lantas memakainya."Kamu mengusirku?" Nathan tak percaya. Mimiknya berubah lesu, bahkan sesuatu yang telah berdiri itu perlahan mulai melemah karena ucapan Leona."Aku tidak mengusirmu, aku hanya butuh waktu untuk sendiri," tegasnya. "Kamu bisa tidur di kamar tamu atau di manapun sesuka hati, asal tidak di sini."Mata bulat Nathan refleks membola. Dia tak percaya istrinya seserius itu jika sedang marah hanya gara-gara mengetahui masa lalu yang sudah ia kubur dalam-dalam. 'Semua ini gara-gara Sarah,' batinnya kesal. Tetapi Nathan tak lantas menuruti keinginan Leona, pria itu m
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Cinta Tak Harus Memiliki

"Ini tehnya, sayang." Nathan menyodorkan segelas air berisi teh manis hangat buatannya untuk Leona. Setelah perdebatan panjang dengan sang istri, Nathan akhirnya mengalah untuk tidak membawa istrinya ke rumah sakit karena Leona terus menolak."Makasih." Leona terpaksa tersenyum, lanjut meneguk cairan itu hingga perutnya terasa agak enakan."Sama-sama." Pria itu tersenyum memperhatikan Leona yang sedang meminum teh buatannya.**Ke esokkan pagi di rumah Sarah."Eh, nyonya." Sapa ART yang bekerja di rumah Sarah usai membukakan pintu untuk Araf. "Mari masuk!""Sarah di rumah kan, bi?""Ada, Nya. Mbak Sarah masih di kamar."Araf melirik arloji. "Jam segini masih di kamar?" Lanjut melangkah masuk untuk menemui putri semata wayangnya yang telah pisah rumah selama beberapa bulan terakhir.Sesampainya di depan kamar Sarah, wanita itu langsung mengetuk pintu."Sayang, apa kamu di dalam? Ini mommy, nak?"Gadis cantik yang tengah merias wajah di depan cermin di dalam kamar itu pun menoleh pada
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status