"Ada apa ini, bi?" Leona berlari kecil karena mendengar teriakan Ijah yang cetar membahana."Sayang? Jangan lari-lari.""Eung. Anu mbak ....""Aku lupa masukin air ke dalam panci, sayang?""Ya ampun, mas. Bisa-bisanya kamu ini.""Tadi bibi minta aku manasin panci, sayang. Bukan ngrebus air."Ijah dan Leona kompak menepuk jidat karena herman. "Maksud bibi manasin panci yang diisi air, mas? Kalau enggak ada airnya sementara kompor dinyalain pasti gosong.""Maaf, mbak. Ini salah saya. Saya tidak bilang sama Mas Nathan kalau pancinya harus diisi air dulu." Ijah menunduk meratapi panci dengan harga selangit itu sudah berwarna blacky."Tidak apa-apa, Bi. Memang Mas Nathan yang kebangetan.""Kamu kok nyalahin aku, sayang?""Ya memang itu salah kamu, mas. Kalau bukan karena kamu lupa masukin air ke panci pasti enggak akan gosong. Untung saja bibi cepet tanggap dan langsung mematikan kompor. Kalau tidak, mungkin bukan hanya dapurmu saja yang kebakaran. Huft!" Leona geleng-geleng melihat tingka
Terakhir Diperbarui : 2024-10-29 Baca selengkapnya