Keluar kantor, Nathan tetap masih menggendong Leona di punggung. Pria tampan itu sama sekali tidak peduli dengan beberapa pasang mata yang saling lirik memandang keduanya."Mas?" "Hm." Masih fokus menggendong."Kamu nggak malukah?" Lirih Leona pelan."Kenapa harus malu? Kamu istriku, sayang?""Tapi nggak harus pakai cara gini juga kali, mas. Aku masih kuat jalan, kok." "Nggak, pokoknya aku mau gendong kamu, sayang. Biarin aja apa kata orang." "Ternyata mas bisa bucin juga, ya?" Leona cekikikan senang."Lho, kalau bucinnya sama istri sendiri nggak papa dong, sayang? Yang penting nggak bucin sama istri orang." "Iya, deh. Percaya. Makin hari cintaku ke mas Nathan makin tambah besar kalau kayak gini terus.""Sebesar apa?""Eum..., nggak bisa diukur mas.""Kita mau makan ke mana, sayang?" tanya Nathan setelah memasukkan Leona ke dalam mobil. Lanjut memasangkan seatbelt untuk istrinya tercinta agar tetap aman terkendali."Ke mana aja, mas. Asal makannya sama kamu aku pasti setuju aja."
Last Updated : 2024-10-29 Read more