Semua Bab Gadis Pencuri Hati Tuan Polisi: Bab 21 - Bab 30

151 Bab

Cemburu? Mungkinkah itu?

"Dia bukan pacarku," jawab Stella dengan sangat jujur.Dan tentu saja, hal itu membuat Leo terkejut dan terlihat sangat kesal. Wajahnya tampak merah padam, menahan amarah.Sedangkan Lucas tampak terkejut. Namun, dia tampak melirik kearah Leo dengan wajah mengejek. Seolah mengolok Leo yang bersikap berlebihan, pada wanita yang bahkan bukan kekasihnya.Tapi sayangnya, apa yang Stella katakan setelah itu justru lebih mengejutkan lagi, "Dia memang bukan pacarku. Tapi aku yang ingin menjadi istrinya,"Muka Leo yang tadinya merah padam karena marah pun, auto berubah menjadi ekspresi malu-malu kucing yang sangat menggemaskan.Dia melirik pada Lucas dan tersenyum penuh kemenangan, seolah dia baru saja menembak Lucas sambil mengatakan, "Savage!"Berbeda lagi dengan Jack, yang tampak menatap kagum pada keberanian Stella. Dia saja yang notabene sudah cukup umur untuk menjalin kasih, masih kesulitan untuk mendekati wanita, apalagi menyatakan cinta.Tapi gadis kecil di hadapannya itu, justru denga
Baca selengkapnya

BDSM?

"Kuharap kau benar-benar melakukannya atau akan memborgol tangan kita berdua."Bryan menatap Belle dengan senyuman nakal, dan kerlingan mata yang membuat bulu kuduknya merinding.Bagaimana bisa, pria itu mengatakan hal gila semacam itu padanya dengan wajah yang begitu santai. Benar-benar di luar nalar.Dengan nada menyelidik sekaligus menyindir Belle berkata, "Kurasa kau punya selera yang unik tuan Bryan. Atau jangan-jangan kau suka BDSM?""Waw, BDSM? Jujur saja kau adalah wanita pertamaku, dan itu artinya aku belum pernah melakukanya. Tapi lain kali kita bisa mencobanya, kalau kau mau."Sontak saja jawaban Bryan itu, membuat wajah Belle merona dan terasa panas. Entahlah. Mungkin itu karena dia mengetahui kenyataan jika dirinya adalah wanita pertama bagi Bryan, atau karena dia tengah membayangkan adegan iya-iya yang berkaitan dengan kata BDSM itu."Terimakasih tawarannya. Tapi aku harus bilang tidak," balas Belle dengan senyum yang di paksakan. "Apa laki-laki ini gila? Dia menawariku
Baca selengkapnya

Gagal

Di saat yang sama, Belle sudah sangat mabuk saat ini. Namun dia masih saja tak mau berhenti menenggak minuman dihadapannya. Dia malah merajuk dan meracau tak jelas pada Bryan."Bukankah sudah kukatakan jangan minum terlalu banyak!"Bryan yang melihat kelakuan Belle, hanya bisa jidat dan menghela napas dalam-dalam. Terlebih saat Belle mulai menyanyi dan menari sperti orang gila.Hingga akhirnya Bryan sudah tidak tak tahan lagi. Dia segera menghampiri Belle yang sedang menari dan menyanyi.Tanpa berkata apapun, dia langsung mengangkat tubuh dan menggendong tubuh Belle layaknya memangkul sekarung beras dan membawanya keluar dari ruangan itu.Bugh!Bugh!Bugh!"Hey! Lepaskan aku! Kau mau membawaku kemana!?" tanta Belle sembari terus memukul-mukul punggung Bryan.Dengan suara berat Bryan berkata, "Diamlah atau aku akan memakanmu sekarang juga!" Ancamnya pada Belle, yang tentu saja tak di hiraukan oleh Belle yang sudah dalam keadaan mabuk berat.Bryan membawa Belle menuju parkiran. Dia mend
Baca selengkapnya

Ranjang Panas

Di sisi lain...Darah Leo terasa berdesir. Napasnya menjadi berat, dan dia bahkan sudah tidak sanggup lagi menahan juniornya dari kebangkitan.Dia membawa Stella ke kamar yang baru di pesannya. Tapi saat dia baru saja selesai membaringkan Stella di ranjang dan hendak melangkah pergi, tiba-tiba saja sebuah tangan menahan langkahnya lantas menariknya dengan kuat.Alhasil, Leo yang tidak siap dengan serangan mendadak pun terjatuh diatas tubuh Stella.Mereka saling memandang dengan tatapan dalam dan penuh arti, Stella bahkan memberikan seulas manis pada Leo."Stella, apa kau tau apa yang kau lakukan?" tanya Leo dengan napasnya yang mulai tak beraturan.Posisi Leo saat ini masih berada di atas tubuh Stella. Dia menopang tubuhnya dengan kedua tangan, yang berperan sebagai pengatur jarak antara keduanya.Dengan suara yang terdengar mendayu Stella berkata, "Aku ingin mejadi istrimu. Kamu penyelamatku, kamu adalah cahaya yang menerangi dunia gelapku."Stella merasakan ada sesuatu yang berdiri
Baca selengkapnya

Ranjang panas 2

Benda tak bertulang dengan permukaan kasar itu, mulai menjelajah di area pangkal paha Stella yang putih mulus dan lembut seperti tahu jepang itu.Leo semakin tidak terkendali, saat matanya menangkap pemandangan di hadapannya. Sebuah lembah basah yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang menghiasinya, kini terpampang nyata di depan matanya tanpa ada seutas benang pun sebagai penghalang.Glek!Leo menelan salivanya dengan susah payah dan dengan segera dia menanggalkan seluruh pakaian yang di pakainya saat ini, hingga dia sama dengan Stella pada akhirnya, polos tanpa sehelai benang pun bagai bayi baru lahir.Dia duduk di sebelah Stella, menuntun tangan gadis kecil itu untuk menyentuh juniornya sambil berkata, "Tadi kau ingin tahu apa ini, kan? Sekarang buka matamu dan lihatlah."Mendengar ucapan Leo dan juga didorong oleh rasa ingin tau yang cukup besar, membuat Stella membuka perlahan matanya.Namun kedua manik mata itu langsung membulat seketika. Dia terbelalak, melihat benda panjang tak ber
Baca selengkapnya

Gol

"Ah! Sa-kit..." Rintih Stella saat ujung kepala junior Leo mulai memaksa menerobos intinya.Leo mencium bibir Stella agar rasa sakitnya teralihkan, sambil terus mendorong juniornya secara perlahan tapi pasti.Namun tetap saja Leo masih kesulitan. Selain karena ini pertama kali dia melakukannya, juga karena inti Stella yang sangat sempit.Dengan susah payah, Leo terus mencobanya hingga akhirnya juniornya itu benar-benar tenggelam sepenuhnya, di dalam inti Stella yang terasa berdenyut."Ah!" Lenguhan kenikmatan, keberhasilan sekaligus kelegaan pun meluncur keluar dari bibir Leo saat dia berhasil membobol pertahanan Stella.Leo tersenyum, saat dia merasakan ada cairan hangat keluar dari inti Stella, yang tidak lain adalah darah segar yang mengalir sebagai pertanda jika Leo adalah pria pertama bagi Stella."Terimakasih kau sudah memberikannya untukku, Stella. Aku janji kita akan segera menikah, setelah kita pulang dari sini." Janji Leo yang kemudian kembali mencium lembut bibir Stella.Sa
Baca selengkapnya

Kenyataan tak seindah bayangan

Di kamar Bryan saat ini..."Aw!" Belle memegangi kepalanya yang terasa pusing, akibat terlalu banyak minum.Dia berusaha untuk duduk, sambil memijit-mijit pelan kepalanya sambil mencoba mengingat apa yang terjadi semalam hingga kepalanya serasa mau pecah.Belle menilisik seluruh ruangan itu, tanpa ada yang terlewatkan sedikitpun dari pemantauanya."Tunggu, ini kamar Bryan kan?" Belle bertanya-tanya dalam hati, mengapa ia bisa berada di kamar Bryan.Tapi saat dia menoleh ke arah samping, dia melihat Bryan yang bertelanjang dada tengah menutup matanya, terlihat sangat tampan."Bryan? Apa insiden itu terjadi lagi?" Refleks, Belle menilisik pakaiannya.Masih lengkap memang, tapi yang dia pakai bukan pakain yang dia kenakan kemarin, melainkan pakaian yang dia beli saat berbelanja kemarin bersama Bryan."Dia juga mengganti bajuku? Sebenarnya apa yang terjadi?" Belle merutuki dirinya, dia berusaha mengingat hal bodoh apalagi yang semalam dia lakukan saat mabuk.Saat Belle tengah serius berpi
Baca selengkapnya

Om-om mesum

Saat ini, semua orang tengah sibuk bersiap untuk kepulangan mereka, baik Belle and the gank maupun Bryan dan kawan-kawannya.Leo dan Stella yang sudah selesai membereskan semua barang-barang mereka pun, tengah duduk santai berdua sembari mendengar keriuhan teman-temanya di luar sana yang sedang sibuk.Mereka menonton televisi dengan posisi yang sangat romantis, Stella bersandar di bahu Leo dan Leo memeluk bahu Stella sambil satu tanganya memegang segelas milkshake coklat dengan 2 sedotan yang dia beli saat perjalanan pulang tadi.Sluuurrp!Suara sedotan Leo dan Stella pada milkshake coklat mereka, lalu mereka tertawa saat pandangan mereka bertemu, sungguh gambaran yang tepat untuk cinta manis yang haqiqi."Ini enak sekali." Stella terus menyedot milkshake itu, dan dia tampak sangat menikmatinya.Bukannya menyedot milkshake dari sedotan yang bertengger di gelasnya, Leo malah meminum milkshake yang ada di mulut Stella. Dia menarik dagu Stella lalu mencium bibirnya dan mengambil paksa mi
Baca selengkapnya

Aku akan membawamu pulang

Bryan tiba-tiba memeluk ketiga temanya hingga mereka berpelukan layaknya teletubbies.Tentu saja Lucas, Jack, dan Rey auto saling berpandangan satu sama lain. Yang terlintas di benak mereka saat ini sama, yaitu ada apa dengan Bryan?"Bryan? Are you okay?" tanya Rey mencoba memberanikan dirinya bertanya pada Bryan.Bryan melepas pelukannya dan menatap ketiga temanya dengan bingung, "Aku baik-baik saja, memangnya kenapa? Kenapa kalian kelihatan bingung seperti itu?" Bryan melepaskan pandangan pada tiga orang itu bergantian."Kau sehat kan?" Lucas mendekat dan menempelkan punggung tangannya di dahi Bryan, untuk memeriksa apakah suhu tubuh Bryan sedang tinggi atau tidak.Bryan dengan segera menepis tangan Lucas dari dahinya, "Tentu saja sehat, kalian ini apa-apaan sih?""Kurasa kau perlu di bawa ke dokter untuk periksa, Bryan." Imbuh Jack yang masih memasang muka bingungnya."Kalian itu yang kenapa, dasar aneh!" seru Bryan melihat ketiga temanya yang malah seperti orang bodoh di matanya.
Baca selengkapnya

Tuan membawa wanita ke kamarnya

Sampai akhirnya, mobil yang Bryan kemudikan berbelok. Dia memarkirkan mobilnya dan turun untuk membukakan pintu dan mempersilahkan Belle turun.Tak lupa, dia juga membawakan barang-barang Belle, ke dalam rumah sambil satu tangannya yanh lain menuntun tangan Belle."Tuan sudah pulang?" Sapa bibi pengurus rumah yang membukakan pintu rumah untuk Bryan dan Belle.Bryan menunjuk ke arah garasi mobilnya, "Iya bi, minta tolong ya di mobil ada satu koper lagi, tolong di ambil dan bawakan ke kamar saya.""Iya tuan."Setelah Bryan melangkah masuk, dia pun segera melaksanakan apa yang tuannya minta. Bryan pun membawa Belle ke kamarnya, dan bukan kamar tamu."Tunggu, apa ini kamarmu?" tanya Belle setelah melihat foto Bryan dan keluarganya, terpajang di atas nakas yang ada di kamar itu.Bryan dengan santainya meletakkan koper di tangannya dan mengangguk, "Tentu saja ini kamarku.""Lalu kenapa kau membawaku kesini, bukan ke kamar tamu?"Bryan merebahkan tubuh lelahnya di ranjang besar itu sambil be
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status