Home / CEO / (Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of (Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan: Chapter 31 - Chapter 40

107 Chapters

Malam Berharga

"Kita akan kemana?" Elle berkata defensif, mengambil tas kerja dan berjalan keluar dari kursinya."Salah satu tempat terbaik di New York."Elle menatap Lucas heran sambil memastikan sekali lagi tempat di mana ia menyimpan swiss army knife-nya. Jika pisau itu tidak melukai Lucas, benda itu harus berhasil menyadarkan dirinya dari apapun yang pria itu rencanakan.***Bagi seorang gadis dari kota kecil, pemandangan di hadapannya adalah salah satu yang paling megah yang pernah dia lihat. Sebuah kotak raksasa dari kaca dengan bola besi ditengahnya. Berhiaskan lampu sorot, tempat itu terlihat indah dan mencolok di malam hari, di antata langit Manhattan yang kehilangan bintang akibat polusi.Rose Center for Earth and Space. Sebuah planetarium yang didirikan sebagai bagian dari Museum Art and Science di Central Park, memungkinkan penduduk kota Big Apple untuk mengintip langit. Elle ternganga melihat bangunan di hadapannya dan berhenti berjalan, hingga Lucas harus menggenggam tangannya dan me
Read more

Ajakan Party

Tepat pukul 06.20 Lucas menelepon Elle, mengabarkan jika ia telah menunggunya di parkiran apartemen.Sial, Elle yang baru saja menutup pintu apartemen meringis kesal. Ini akibat alarm ponselnya yang tidak berbunyi, ia telat bangun dan berakhir seperti ini. "Kau benar-benar sial, Elle."Benar saja, sudah ada Lucas dengan setelan wah-nya menunggu di depan mobil."Selamat pagi," sapa Lucas begitu ramah, Elle hanya tersenyum. Tanpa mengatakan apapun, Elle langsung duduk di dalam mobil."Sudah siap berangkat?" tanya Lucas dari balik kemudi yang dijawab oleh anggukan Elle.Lagu-lagu pop rock yang mengalun dari CD drive menemani perjalanan mereka yang lebih banyak dihiasi keheningan. Lucas lebih berkonsentrasi mengemudi di tengah kepadatan lalu lintas pagi. Sementara, Elle masih enggan berbicara untuk menjaga jarak.Sebuah pesan pengingat muncul di layar ponsel cerdas Lucas.Damn, Lucas hampir saja melupakan undangan ini. Ia belum mempersiapkan apa pun untuk menghadiri pesta anniversary or
Read more

Shall we dance?

Sebuah butik yang cukup besar terlihat begitu elegan. Gaun-gaun indah terpasang dalam manekin-manekin tinggi menjulang. Elle berusaha untuk tidak menganga terlalu lama. Sebagai wanita yang besar di pedesaan, ia nyaris tidak pernah melihat gaun-gaun itu kecuali dalam iklan atau foto-foto majalah.Lucas baru saja hendak membukakan pintu untuk Elle ketika seorang parmuniaga wanita melakukan hal yang sama lebih cepat beberapa detik."Selamat datang Mr. Simth. Gaun yang Anda pesan sudah siap.""Thank you."Elle langsung memikirkan banyak hal. Gaun macam apa yang dipilih Lucas untuknya? Berapa harganya? Siapa yang akan membayar? Yaa ... Tampaknya pertanyaan terakhir adalah yang paling krusial.Sang pramuniaga mengantarkan mereka ke sebuah area. Ada manekin wanita dengan tubuh berlekuk sangat indah. Di atasnya terpasang sebuah gaun yang luar biasa indahnya."Ini gaunnya, Mr. Smith."Pramuniaga itu mempersilakan keduanya untuk melihat-lihat. Selintas Elle bisa melihat pandangan iri dari pram
Read more

Kiss Goodbye

"Baru sekali ini aku melihatmu dengan satu wanita sepanjang pesta. Apa dia kekasihmu?"Kata-kata Walikota menyentak Elle dari lamunannya. Belum sempat mulutnya terbuka untuk membantah, Lucas menyela."Saya harap begitu." Mata Lucas bersinar teduh meski senyum sama sekali tak terlihat menghias. Kini wajah tampan itu menyiratkan harapan yang kuat.Elle kehilangan kata-kata ketika ia merasakan genggaman jemari Lucas menguat di tangannya. Elle memahami kode itu. Ia tak ingin berdebat di depan orang paling penting di NYC dan hanya bisa tersenyum canggung."Pantas saja. Anda begitu cantik hingga membuat Mr. Smith sampai memuja Anda." Istri Sang Wali Kota tersenyum anggun.Jangan tanya kenapa tidak mengetahui keberadaan Sharon. Jelas, hubungan mereka hanya orang-orang tertentu yang tahu. Hal ini akibat profesi pekerjaan Sharon yang mengharuskannya begitu.Elle hanya tersipu sembari mengucapkan terima kasih. Terlebih ketika akhirnya Lucas menggeser tangannya dan langsung merengkuh bahu terbu
Read more

Gundah

Akhirnya Elle merasakan bibir itu menciumnya. Rasanya seperti yang ia bayangkan, lembut dan manis. Wangi musk memenuhi seluruh indera penciuman, bercampur dengan aroma kopi yang baru saja mereka habiskan.Perlahan tapi pasti, gerakannya makin menuntut, membuat napas Elle terputus-putus, tapi ia tahu, dirinya menginginkan lebih. Sengaja ia buka mulutnya sedikit lebih lebar, memberikan akses bagi lawannya masuk lebih dalam.Bunyi alarm melengking dari telepon selular membuat Elle membuka mata kalang kabut. Terkesiap, berusaha mengumpulkan kesadaran, napasnya memburu. Namun sisa mimpinya masih terasa jelas.Apa yang aku pikirkan?Elle melirik ke arah jas Lucas yang tergantung di depan lemari bajunya, rapi dengan plastik pembungkus bertuliskan nama laundry. Baju itu menemaninya sepanjang akhir pekan, mungkin itu yang membuat dirinya bermimpi yang tidak-tidak. Elle meraba bibirnya, ciuman itu terasa nyata, membuat jantungnya berdegup kencang dan wajahnya memerah. Wanita itu menepuk pipiny
Read more

Bimbang

Lift yang dinaiki Elle berdenting, menunjukkan bahwa ia sudah sampai di lantai yang dituju. Elle melangkah begitu pintu lift terbuka dan mendapati Lucas tengah berdiri di depan pintu lift sebelah. Seperti tengah menunggu sesuatu."Makan siang hari ini?" tanya Lucas berbasa-basi menyapa Elle dengan lembut meski tanpa senyuman terlukis di wajahnya."Sudah, Sir. Saya membawakan olahan daging sapi kesukaan Anda," jawab Elle senormal mungkin.Alarm berdentang di kepala, memperingatkan Elle agar tidak terpengaruh oleh semua perhatian dan sikap manis pria yang ketampanannya bagai sketsa dewa-dewa Yunani di dalam buku sejarah."Sebenarnya, ada yang aku katakan padamu. Pekan depan klien dari Mumbai ingin berkunjung untuk membahas proyek baru yang ada di sana. Sebagai penghormatan, aku ingin kau yang membuat hidangan untuk kami, seperti saat itu. Kuharap kau bisa, Emy ." Lucas menaikkan sedikit sudut bibirnya dan menggandeng tangan Elle saat berjalan dari lift ke ruangannya. Genggaman hangat
Read more

Luka

[Jangan masak untuk makan malam. Aku makan diluar, kau ikut.]Elle menghembuskan napas membawa pesan yang dikirim Lucas. Tangannya meletakkan kembali pisau yang ia ambil. Dipikir-pikir, ia seperti tidak bekerja di sini. Meski, dengan embel-embel mencari juru masak untuk kesehatannya, Lucas justru yang lebih sering bertindak semaunya.Rasanya, seperti makan gaji buta."Aku harus melakukan apa setelah ini? Aku lelah." Elle menelungkupkan kepalanya pada kedua tangannya. ***"Kau sedang tidak enak badan?"Lucas menatap Elle yang tampak hanya memainkan pisau dan garpunya di atas daging steak Kobe yang lembut. Wanita itu tersentak dan kembali fokus memotong secuil daging dan menyuapkannya ke mulut. Harus diakui, steak yang harganya bisa menanggung jatah makan Elle seminggu penuh itu sangat enak. Kelembutan yang sesuai dengan kematangan sempurna. Namun, semua kelezatan itu sama sekali tak membuat wanita cantik itu bahagia. Ada perasaan resah bergelayut di batinnya.Lucas membawanya pergi
Read more

Buktikan!

Elle menahan napasnya ketika mendapati tatapan Lucas yang terluka. Dadanya kembali berdebar melihat ekspresi lain yang ditunjukkan oleh pria itu, memberi rasa pedih seakan ia juga merasakan luka Lucas. Wanita itu menelan ludah, berusaha menata kata untuk membalas."Ti-tidak. Aku tidak sedang menghindarimu."Tangan Elle saling meremas di pangkuannya, berusaha menenangkan diri. Ia menimbang-nimbang apakah pantas ia mengutarakan ganjalan dalam dada, atau memilih tetap bungkam dan menganggap semua kenangannya dengan Lucas hanyalah mimpi.Terdengar desahan dari sampingnya, begitu putus asa, membuat Elle menoleh."Kau sedang membangun jarak, Emy."Lucas benar. Elle baru menyadari perubahan sikapnya. Kesunyian turun di antara mereka makin pekat, masing-masing disibukkan oleh pikiran dalam kepala, sampai akhirnya Lucas membuka suara."Kali ini, apa lagi yang kau sembunyikan, Emy? Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, kau masih saja menghindariku. Apa ada hal salah yang aku lakukan padamu? Ata
Read more

Hamil.

Lucas masih tercenung selama beberapa saat, masih tidak percaya pada pendengarannya. Elle tersenyum begitu manis kearahnya, tepat di saat yang tak terduga. Sekali lagi senyum merekah di l wajahnya yang biasanya kaku. Rasanya aneh sekali, sebuah hal sederhana bisa membuat dirinya sebahagia ini. Padahal, ia sama sekali tidak menyeret Elle ke tempat tidur dan mencumbuinya habis-habisan. Ia bahkan tidak mendapat kecupan di pipi tapi hatinya meledak oleh rasa senang.Pria itu menunggu sampai penunjuk lantai lift berhenti di angka sepuluh, meyakinkan diri bahwa Elle sudah keluar dari kotak kecil itu sebelum iakembali melangkah menuju mobilnya.Jam makan siang sudah berlalu dan tugasnya menumpuk tapi Lucas bisa berjalan dengan langkah ringan bahkan bersiul kecil, sampai sebuah getaran dari ponsel membuatnya tersentak. Sebenarnya dari tadi benda itu bergetar, untung saja Elle tidak menyadari karena terlalu sibuk menceritakan perasaannya dan Lucas memang tidak ingin merusak momen mereka deng
Read more

Menuntut

Elle sudah merasa lebih segar. Setelah makan malam tadi, ia tertidur cukup lama. Saat terbangun perasaannya jauh terasa ringan."Ya Tuhan, rupanya aku benar-benar sakit karena cinta," gumam Elle sambil menatap kotak ginseng pemberian Lucas.Elle memeriksa ponselnya. Ada beberapa panggilan tak terjawab dari Olive. Lalu ada pesan singkat yang juga dari Olive. Selain itu ada beberapa surat elektronik dari kepala dapur tentang pekerjaan dan Eric yang menanyakan kabarnya.Ia membalas pesan dari Olive dan beberapa pesan yang mendesak. Wajahnya kecewa. Nama yang dicarinya tak ada dalam daftar notifikasi di layar ponsel. Hatinya diliputi kerinduan. Sungguh aneh, padahal mereka baru saja bertemu sore tadi. Apakah Elle sudah benar-benar menyerahkan hatinya untuk pria arogan, menantang tapi sungguh memesona itu?Telepon saja dia. Bujuk hatinya.Jangan! Jaga harga dirimu. Logikanya menolak.Elle menimbang-nimbang untuk menghubungi Lucas lebih dulu. Sepanjang akhir pekan lalu Lucas berkali-kali m
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status