Home / Romansa / CEO Galak Itu Kekasihku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of CEO Galak Itu Kekasihku: Chapter 21 - Chapter 30

39 Chapters

BAB 21

Tukk... tukk… tukk…Pria dengan baju kaos hitam itu mengetuk-ngetukkan jarinya pada meja kayu itu. Terdapat beberapa tumpukkan laporan yang menghiasi meja miliknya namun tak satupun dari laporan itu yang berhasil menarik perhatiannya. Mata birunya bahkan tidak tertarik untuk melihat ke arah kertas-kertas itu, sebab pikirannya yang saat ini benar-benar kacau.Selama ini baginya pekerjaan adalah hal yang paling penting di dalam kehidupnya hingga membuatnya mampu untuk berkutat dengan pekerjaan selama berjam-jamnya lamanya. Dan karena hal itu orang-orang menyebutnya sebagai workaholic, gila kerjaNamun saat ini julukan itu seakan-akan telah menghilang darinya dan itu karena satu orang wanita yang telah berhasil mengacaukan pikirannya. Tidak pernah di dalam hidupnya ia merasa seperti ini, ini yang pertama kalinya.Keira Asher.Yah, itulah nama wanita yang telah berhasil mengacaukan dan membuyarkan pikirannya. Tidak pernah sekalipun terlintas kalau wanita itu dapat mempengaruhi pikirinnya
Read more

BAB 22

Wanita itu terbaring di atas lantai beralaskan sebuah kardus, mata hazel-nya menatap debu-debu yang berterbangan. Sorot mata itu terlihat begitu kosong, tidak terlihat kehidupan disana seolah-olah jiwanya telah di renggut untuk selamanya. Ia bahkan sudah tidak memperdulikan luka yang menghiasi setiap tubuhnya, begitupun dengan kondisi tempat itu yang begitu kotor dan jauh dari kata layak.Ia bahkan sudah tidak sanggup untuk mengatakan apapun, sudah terlalu banyak kesedihan yang ia simpan di dalam hati hingga membuatnya mulai terbiasa dengan semua kesedihan yang ia rasakan.‘Nanti juga terbiasa.’Dulu ia sama selalu mengelak kata itu, namun sekarang ia telah membuktikan maksud dari kata itu sendiri. Membuktikan jika seberapa menyedihkan dan sakit suatu hal yang kita rasakan dapat menjadi hal yang ‘biasa’ saat kalian sering menghadapi hal tersebut. Hingga sampai ke titik dimana kalian tidak lagi merasakan apapun bahkan kesedihan.Layaknya Keira.BRAK!Pintu itu terbuka dengan keras, nam
Read more

BAB 23

BRAK!Navier menendang pintu itu dengan sekuat tenaga, membuat kunci pintu itu hancur dan terbuka dalam sekejap. Ia segera berlari masuk ke dalam rumah itu. “KEIRAAAAAAAA!” teriaknya dengan lantang.Mata birunya melihat ke sekeliling rumah itu. “KEIRAAAA!” teriaknya untuk yang kedua kalinya.Hingga tidak lama kemudian matanya melihat seorang pria paruh baya yang berjalan ke arahnya. Pria itu menatapnya dengan tatapan membunuh, tatapan yang begitu mengerikan. Merasakan bahaya, ia mundur beberapa langkah berusaha menjaga jaraknya dari pria itu.“Siapa kau? Beraninya kau masuk ke dalam rumahku tanpa meminta izin,” ucap Dylan dengan dingin.Navier menatap pria yang berada di hadapannya dari ujung kepala hingga ujung kaki, sebelum sebuah senyuman samar terukir pada bibirnya. “Tuan Asher?”Dylan mengerutkan kedua alisnya saat itu juga. “B-Bagaimana kau bisa tahu namaku?” bingungnya.Perasaan bingung saat ini menyelimuti hatinya. Tidak pernah terpikirkan kalau orang asing yang baru saja mene
Read more

BAB 24

Terlihat keramaian yang sedang mengelilingi rumah sederhana itu, juga terdapat beberapa mobil polisi yang tentunya hal itu berhasil merebut perhatian dan mengundnag rasa penasaran tetangga lainnya yang juga tinggal disana. Mereka mulai berbisik antar satu sama lain, mengira-ngira hal mengerikan apa yang telah terjadi di dalam rumah itu. Dan rasa penasaran mereka terjawab saat seorang pria paruh baya dengan baju yang berlumuran darah keluar dari rumah itu dengan kedua tangan yang di borgol bersama dua orang polisi yang berada di sisinya.Melihat hal itu sungguh membuat mereka terkejut bukan main, tidak meyangka kalau pria yang selama ini sangat ramah dan mereka kenal dengan baik merupakan pelaku utama dari kejadian mengerikan ini. Kehebohan pun semakin menjadi-jadi karena tidak melihat anak dari sang pelaku.“P-Permisi… boleh kami tau apa yang terjadi?” tanya salah satu warga kepada polisi.Polisi itu berbalik ke belakang. “Ah, tentu Nyonya. Pelaku telah menyiksa dan mengurung anak kan
Read more

BAB 25

Keira menatap langit-langit ruangan yang di dominasi oleh warna putih itu. Pikirannya melayang entah pergi kemana, dengan kedua tangan yang memegang selimut yang menutupi setengah tubuhnya. Ia lalu mengangkat tangan kanannya ke udara, melihat tangannya yang di hiasi oleh beberapa perban.Sungguh sulit di percaya.Ia tidak menyangka hingga detik ini dirinya masih bertahan, melewati perilaku kejam yang di lakukan oleh ayah kandungnya sendiri. Bahkan kemarin ia baru saja memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, namun siapa sangka? Kalau saat ini ia sedang bernafas dan terbaring di atas ranjang rumah sakit ini.Perlahan Keira menoleh ke samping kanannya, ia membalik tubuhnya dengan perlahan berusaha untuk tidak menimbulkan suara sedikitpun. Ia melihat Navier yang sedang tidur lelap, ia dapat mendengar nafas Navier yang begitu lembut dan teratur.Yah, ia memang berada di kamar rawat inap yang sama dengan Navier. Yang mana ranjangnya tepat berada di samping ranjang Navier. Tidak pernah terbaya
Read more

BAB 26

Terdengar nafas yang tidak beraturan, yang mana nafas itu berasal dari seorang wanita yang sedang berlari di atas aspal itu. Kedua kakinya terus berlari, mengabaikan tatapan orang-orang yang tertuju kepadanya dengan pandangan aneh. Bahkan tak jarang ia menyambar pejalan kaki yang lainnya, itu semua karena pikirannya saat ini yang hanya tertuju pada satu orang saja.Ia bahkan sudah tidak peduli akan penampilannya yang terlihat berantakan begitupun dengan keringat yang membanjiri pelipisnya. Setelah berlari cukup jauh akhirnya ia melihat sebuah rumah yang menjadi tempat tujuannya dari kejauhan membuatnya semakin memepercepat langkahnya.Ia menghentikan langkahnya dengan nafas yang terengah-engah. Ia berusaha meraup oksigen yang ada di sekitarnya, berusaha untuk menormalkan nafas dan detak jantungnya. Kedua matanya melihat garis kuning yang mengelilingi rumah itu. Yang mana menandakan tidak boleh seorang pun masuk ke dalam sana.“T-Tidak… ini tidak mungkin…” guman Yeeun berusaha untuk me
Read more

BAB 27

Hening.Tidak ada sedikitpun suara yang terdengar di dalam ruangan yang di dominasi oleh warna putih itu. Tidak satupun dari mereka yang berada di dalam sana mengeluarkan suara mereka, membiarkan mereka larut akan pikiran masing-masing. Dan itu telah terjadi sejak beberapa menit yang lalu.Keira perlahan mengalihkan pandangannya, mata hazelnya melihat ke arah wanita yang sedang duduk di sampingnya namun saling berjauhan menyisakan sedikit jarak di antara mereka. “Yeeun… apa sekarang kau ingin mendengarkan penjelasanku?”Beberapa menit telah berlalu namun ia sama sekali belum memberikan penjelasan kepada Yeeun. Itu karena ia ingin Yeeun menenangkan diri terlebih dahulu, mengingat amarah yang sempat menyelimuti hati sahabatnya itu beberapa menit yang lalu.Yeeun memainkan kedua tangannya di atas paha. Ia mengusap pipinya, menghapus sisa jejak air mata yang masih tertinggal di pipinya. Perlahan ia mengangkat kepalanya yang tertunduk dan menganggukkan kepalanya.Melihat respon yang Yeeun
Read more

BAB 28

Suara tetesan air menggema di dalam kamar mandi itu, membuat wanita yang berada di dalam sana seakan-akan telah terhipnotis hingga semakin larut dengan pikirannya sendiri. Ia sudah berada di dalam sana cukup lama, hanya diam menatap pantulan dirinya pada cermin itu dengan kedua tangan yang bertumpu pada wastafel keramik itu.Ia berusaha untuk menenangkan dirinya dengan menarik nafas berulang-ulang kali. Namun sepertinya hal itu sama sekali tidak membantunya sebab detak jantungnya yang tak kunjung memelan. Bahkan saat ini ia dapat melihat dengan jelas raut kegelisahan dan ketakutan pada wajahnya.“Hah… ayolah Keira, tenangkan dirimu,” gumam Keira berbicara pada pantulan dirinya pada cermin itu.Kiera sudah tidak tahu berapa lama ia berada di dalam sana. Namun itu bukanlah hal yang penting baginya sebab hal yang jauh lebih penting saat ini adalah dirinya yang sebentar lagi harus menghadapi ketakutan terbesarnya.Seingatnya ia adalah sosok wanita yang pemberani yang tidak takut pada hal
Read more

BAB 29

Keira meletakkan kedua tangannya di atas paha. Saat ini ia sedikit lebih santai di bandingkan beberapa menit yang lalu meskipun jantungnya masih berdetak dengan cepat. Namun ia berusaha untuk dapat menjawab semua pertanyaan yang akan di berikan kepadanya. Penyebab utama dari rasa kegugupan yang ia rasakan saat ini ialah sebab ini yang pertama kalinya ia memberitahukan hal yang selama ini ia sembunyikan kepada orang lain.Tentu Navier dan Yeeun tidak termasuk sebab mereka berdua bukanlah orang asing baginya.Pria itu mengetik setiap jawaban yang Keira berikan kepadanya pada laptop miliknya tanpa melewatkan satu kata pun.Pria itu kemudian mengalihkan pandangannya dari layar laptop. Ia menatap sang lawan bicara yang saat ini berada di hadapannya. “Ibu? Bisa ceritakan apa yang telah terjadi?”Mendengar pertanyaan itu membuat Keira menelan ludah dengan susah payah. Pertanyaan itu seakan-akan memaksanya untuk kembali membuka lembaran lama yang begitu ingin ia lupakan selama ini. Bahkan ia
Read more

BAB 30

Terlihat wanita dengan rambut panjang yang sedang duduk di koridor itu. Ia duduk dengan tenang di sana tanpa mengeluarkan suara sedikitpun, namun terlukis dengan jelas pada wajahnya rasa khawatir. Mata hazelnya juga sesekali melihat ke arah pintu abu-abu yang berada di samping kirinya, ingin sekali rasanya ia masuk ke dalam.Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki yang berjalan ke arahnya. “Nyonya, silahkan… anda pasti haus,” ucap polisi itu menawarkan segelas minuman dingin.Keira mendongak. Ia pun segera mengambil segelas minuman itu. “Ah, terima kasih Tuan,” ucapnya dengan sopan.Ia meminum minuman itu karena tak dapat ia pungkiri kalau dirinya saat ini memang merasa haus, selain itu tenggorokannya juga terasa kering sebab rasa khawatir yang melandanya saat ini. Dan benar saja, kini ia sudah merasa lebih tenang setelah meminum minuman itu.Polisi itu duduk di samping Keira dengan menyisakan satu kursi kosong di antara mereka. “Jangan khawatir Nyonya, Tuan Walsh pasti bisa
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status