Mau tak mau, suka ataupun tak suka, ia sudah menghancurkan rumah tangga kami. Gejolak yang terjadi seperti bola salju yang bergulir, makin lama menjalar, membesar dan jadi prahara.Aku berdiri menatapnya yang terduduk dan menutup wajah sambil berusaha menyembunyikan tangis, ia memang menyesal, tapi penyesalan itu tidak akan mengubah perasaanku. Meski aku tidak berniat berpisah tapi perasaanku tidak lagi sama untuknya. Cinta itu terkikis habis seperti abrasi di tebing pasir. Semuanya runtuh begitu gelombang pasang menghantam. Cinta yang kubangun seperti menumpuk kerikil satu di atas yang lainnya, tapi seketika runtuh begitu saja."Aku sangat kecewa padamu, kekecewaanku tidak akan pernah usai, kemarahan ini tak tahu kapan redanya, untuk memuaskan hatiku, aku akan lakukan apa saja," ungkapku sambil meninggalkannya."Balaskan saja dendammu padaku tapi jangan hancurkan hidup orang lain. Akulah yang bersalah, anggap aku yang menggoda dan memaksanya bersamaku," ungkapnya dengan suara lemah.
Terakhir Diperbarui : 2024-10-29 Baca selengkapnya