Semua Bab GODAAN CANTIKNYA PELAKOR: Bab 21 - Bab 30

37 Bab

Hidup Demi Cinta Itu Bulshit

(Dari sudut pandang Haikal)Namaku Haikal. Semua orang yang pernah dekat denganku mengatakan bahwa selain tampan, aku juga sangat loyal dan perhatian. Itulah mengapa setiap wanita yang dekat denganku selalu merasa aku perlakukan secara spesial. Padahal, tidak ada yang spesial. Semua sama. Wanita manapun memanglah harus diperlakukan dengan sebaik mungkin. Sebelum akhirnya aku bertemu dengan Jane. Kakak kelas saat aku duduk di bangku SMU.Awalnya aku memang ingin selalu memperhatikannya, mengapresiasi setiap prestasinya hingga secara diam-diam menjadi penggemar rahasianya. Tapi, ternyata kebiasaanku memuji-muji namanya, membuat tidak nyaman teman les pianoku sekaligus tetanggaku, Anggi. Putri tunggal dari keluarga kaya raya dari kalangan pengusaha international. Anggi kerap sekali kesepian ditinggal orang tuanya untuk urusan bisnis keluar negeri.Aku masih ingat sekali saat terakhir Anggi pergi meninggalkanku dan tidak ingin lagi dekat denganku adalah saat Jane menikah dengan Reno. Saat
Baca selengkapnya

Ada Daun Jatuh Yang Membenci Angin

“Aku boleh mengerjakan beberapa contoh soal ujian masuk bersamamu ya, Kal?” Jane memegang lenganku. Kami dari perjalanan pulang belanja buku di tempat biasa. Bus umum yang kami tumpangi penuh.Aku menoleh dan bertanya, “Bersamaku?” Bukan tidak mau, aku hanya menjaga-jaga hati agar tidak berakhir sebagai pelampiasan atau pelarian dari masalah rumah tangga Jane. “Kamu sudah berpengalaman dengan dunia perkuliahan dan ujian masuk ke berbagai kampus. Ditambah lagi, aku juga tidak punya siapa-siapa yang bisa diandalkan untuk saat ini.” Jane memajang muka memelas.Aku berpikir sejenak. “Oke deh.”Bus yang kami tumpangi terus melaju seperti detak jantungku di dekat Jane. Wanita yang sudah lama kukenal. Saat hari sudah mulai menggelap, halte tempat aku seharusnya berhenti sudah sampai. Aku enggan turun namun apa yang akan dipikirkan Jane jika aku masih terus mengikutinya untuk hari yang melelahkan ini. Baiklah, aku turun.“Aku duluan, ya!”“Okay!” jawab Jane dengan senyumanKami akhirnya berp
Baca selengkapnya

Video Bukti Kejahatan

Sejak tadi, Aku tetap terjaga di kamar. Berbagai kegiatan sudah kulakukan untuk menditraksi pikiran tentang kalimat Anggi, tapi fokusku tetap terikut oleh bayangannya.Kini aku berada di jalan, mengendarai mobil, berpikir dan menciptakan seribu satu skenario tentang apa gerangan yang Anggi ketahui tentang misteri kematian Ayah Jane. Apa mungkin ia benar-benar mengetahui tentang apa yang terjadi pada malam itu? Jika benar, mengapa ia baru mengungkapkannya sekarang. Apa keuntungan yang ia ambil dengan menyimpan sendiri rahasiaku. Dia tidak mungkin berpikir bahwa aku adalah tersangkanya, tapi kalau sepercaya diri itu, mana mungkin ia tidak punya suatu fakta sebagai pegangan dan benakku pun tak berhenti berceloteh.Handphone milikku berdering. Itu panggilan dari Anggi. Antara malas dan penasaran, aku akhirnya mengangkat panggilan tersebut.“Ya, Halo.”“Kenapa belum tidur?”“Haruskah aku menjawabmu?”“Apakah masih kepikiran dengan ancamanku?”“Tidak sama sekali.”“Benarkah?”“Dari awal,
Baca selengkapnya

Sebuah Ancaman

Pagi itu, semua kehidupan yang membeku dalam satu malam, kini mulai mencair lagi. Kicauan burung terdengar samar, tertelan deru kendaraan yang saling ingin mendominasi pembukaan hari yang ramai. Semuanya bergerak, bertarung dengan waktu untuk mengalahkan hari. Tapi tidak dengan Haikal. Semalaman dia tidak bisa tidur dengan lelap. Bahkan, pagi ini tubuhnya masih tergeletak di atas kasur. Video yang dikirim Anggi berhasil mengganggu jiwanya. Ini bukan hanya mengenai dirinya dan Anggi, tetapi juga mengenai Jane dan Ibunya Jane. Masih teringat jelas di ingatan Haikal, dulu, beberapa tahun yang lalu. Sebagai anak yang masih duduk di bangku sekolah menengah biasa, tetapi sudah sangat tertarik dengan penelitian-penelitian sains di luar negeri.Haikal butuh bantuan seorang profesor untuk menjadikan eksperimennya menjadi sebuah jurnal yang layak dikirimkan ke email sebuah perguruan tinggi luar negeri yang tahun itu mengadakan kompetisi riset international.Haika
Baca selengkapnya

Puisi yang paling indah

Sesampainya di rumah, Jane memeriksa keadaan putrinya yang sedang bermain bersama adik sepupu Jane. Setelah memastikan bahwa keadaan putrinya aman, Jane lantas masuk ke dalam kamar, lalu dengan santai berbaring di kasur memainkan handphone miliknya. Sebuah chat masuk melalui email pribadi miliknya. Itu merupakan pesan dari sahabatnya yang bekerja di Jepang. Apa kabar, Jane? Bulan lalu kamu bertanya tentang kuliah di sini. Sudah mulai terpikir kemari kah? Aku hanya terpikir untuk kuliah. Terserah di mana saja! tapi sepertinya belum ada kesempatan yang tepat. Kamu mau tahu tentang beasiswa di sini? Aku bisa mempersentasekannya untukmu. Jika nanti aku sudah merasa saatnya tiba untuk kuliah. Aku pasti akan mempertimbangkan tawaranmu. Bagaimana dengan pernikahanmu? Rumit Jangan katakan kau mulai tertarik dengan pria lain! Tentu saja tidak! Kamu yakin? Entahlah… haha LOL Masih ters
Baca selengkapnya

Keputusan berat Jane

Jane duduk di sudut ruang kerja Ayahnya yang dulu, memandangi jendela. Langit sedang mendung seperti hatinya yang kesal karena belum juga bisa menghubungi Haikal. Tidak pikir panjang, Jane lantas menuju rumah Haikal.Sesampainya di sana, Haikal tidak ada di tempat. Ia bertanya kepada beberapa karyawan yang sedang bersih-bersih di sana dan mereka berkata bahwa Haikal secara mendadak pergi dan pindah ke luar negeri. Jane merasa ada yang aneh dengan Haikal. Kenapa Haikal tidak memberitahukannya terlebih dahulu. Kenapa terlalu mendadak? Dan kenapa harus menghindari kontak dari Jane?Handphone Jane berdering, ia mengangkatnya dengan cepat meski itu adalah panggilan dari Reno.“Iya.”“Kamu di mana? Aku sedang berada di rumahmu.”“Untuk apa?”“Ada yang ingin aku bicarakan. Saat ini aku sedang bermain dengan putri kita.”“Aku sedang diluar, Mas. Tapi, sekarang akan segera pulang. Tunggu saja di sana.”“Baik, sayang. Aku menunggumu.”Jane lantas mengakhiri pembicaraan itu. Bulu kuduknya berdi
Baca selengkapnya

Acara Lamaran Anggi

(Kembali ke sudut pandang Jane)Waktu menunjukkan pukul lima sore, Aku masih termenung di belakang rumah setelah kemarin Retno mendatangiku. Aku bertanya sendiri kepada diriku, apa sebenarnya dosa yang telah kuperbuat sehingga harus mengalami rasa yang sangat hancur seperti sekarang?Sejujurnya hatiku masih belum bisa menerima jika suamiku jatuh hati lagi dengan wanita lain. Untuk menerima kenyataan itu saja, aku sudah sangat terpukul hingga pada suatu waktu, ada haikal yang sedikit mengobati laraku.Aku tidak tahu apakah Haikal benar-benar sangat berarti bagiku ataukah Haikal hanya pelarian saja. Yang jelas, saat ini aku sadar bahwa aku butuh seseorang untuk menjadi rumah untuk berteduh dari badai yg gelap dan kelam. Dan kupikir seseorang itu harusnya adalah Haikal.“Kamu sedang apa, Jane?” Ibuku datang menegur.“Ibu!” Aku menggeser kursi agar bisa diduduki Ibu.“Kamu sedang memikirkan Reno? Kamu belum cerita apa-apa loh tentang kedatangan Reno kemarin.”Mendengar itu, Aku hanya ters
Baca selengkapnya

Mertua Vs Pelakor

Ibunya Jane hadir di halaman rumah saat mobil-mobil mewah itu melintas pergi meninggalkan kediaman mereka. Ibunya bertanya tentang maksud dan tujuan kedatangan mereka kepada Jane, tetapi Jane hanya tersenyum lalu merangkul Ibunya berjalan masuk ke dalam rumah. Jane mengalihkan pertanyaan kepada Ibunya tentang apa yang akan ia masak untuk Tania. Ibunya Jane tersenyum, seolah paham bahwa anaknya sedang menenangkan dirinya. Di perjalanan, Sania terus saja mengomeli Reno karena tidak berhasil membuat Jane dan cucunya ikut serta di acara lamaran tersebut. Reno berkata bahwa ini masih sangat berat untuk dihadapi oleh Jane. Reno juga tidak mau nanti jika dipaksakan, Jane malah buat keributan di sana.Sania kembali meremehkan Jane, “Tuh, benar, ‘kan? Kamu saja takut dia buat onar, apalagi Mama. Lagian kan, bukan dia yang diharapkan ikut, tapi Tania. Cucu kesayangan Mama,” ujar Sania kesal.“Bagaimana bisa Tania ikut tanpa Jane. Mereka itu satu paket, Ma!”“Halah! alas
Baca selengkapnya

Angel Foto Selfie

BAB 29ANGLE FOTODua hari setelah hari lamaran Anggi“Selamat pagi, Mbak Jane!”“Anggi?” Jane terkejut melihat Anggi di suatu tempat perbelanjaan.“Iya, saya mbak.”Hati Jane berdebar, mendengar Anggi menyebutkan kata Mbak paska acara lamaran sebelumnya. “Kenapa kamu bisa ada di sini? Kamu mengikuti saya?” tanya Jane heran. Kenapa bisa sangat kebetulan Anggi ada di sana.“Kalau dibilang kebetulan sih, tidak, tapi jika dibilang mengikuti juga tidak, Mbak. Mas Reno yang bilang Mbak Jane sedang ada di swalayan ini untuk membeli belanja bulanan sendirian,” jawab Anggi santai.“Lalu untuk apa kamu mendatangi saya?”“Saya ingin membantu Mbak Jane belanja. Bukankah nantinya kita harus kompak?” jawab Anggi dengan senyuman sinis.“Tidak perlu! Saya tidak butuh bantuan kamu!” jawab Jane.“Jangan terlalu keras dengan hubungan ini, Mbak. Sudah saatnya Mbak Jane menyerah dengan ego dan mencoba legowo dengan takdir.”“Kamu ini bukan Tuhan, Nggi. Kamu tidak berhak bicara tentang takdir.”“Semakin M
Baca selengkapnya

Mengungkap Isi Video

BAB 30 Jarum jam terdengar berdetak jelas sekali, kali ini hati Jane benar-benar berdebar kencang melebihi detak jarum jam tersebut. Ia sudah tidak sabar mendengarkan rahasia besar tentang Ayah kandungnya. Segala gerak-gerik Anggi dan Reno ia perhatikan secara detail. Ini adalah tentang kebenaran dan keluarga. Yang benar harus terungkap. Anggi menyiapkan televisi di depan Jane dan mulai memutar video tersebut sembari menjelaskan isi dari video. Anggi menatap Reno yang sedikit gugup menyaksikan semua ini.“Dengar, Mbak. Setelah ini, kamu punya janji yang harus ditepati sesuai dengan surat perjanjian yang telah kamu tanda tangani di atas materai.”“Bolehkah langsung saja! tidak usah lagi berbasa-basi! Kita sudah membahas itu sebelumnya!”“Baiklah, Mbak. Aku hanya mengingatkan!”Anggi mulai memutar video tersebut, itu adalah video rekaman cctv milik kampus. Terlihat dua orang mengangkat sesuatu yang mirip jasad yang terbungkus oleh kantong jasad berwarna orang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status