Home / Romansa / RASA CINTA UNTUK OMKU / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of RASA CINTA UNTUK OMKU : Chapter 21 - Chapter 30

50 Chapters

PART 21 : MATANYA BENGKAK

"Kau datang sendiri?" tanya wanita itu, tak lama Nicky tersenyum."Tidak aku bersama--- puspita?" tanya Nicky kala akan memperkenalkan gadis itu, sedangkan dipandangnya tak ada siapapun di dekat bibir pantai itu. Wajah mendadak panik. "Puspita, kemana gadis itu?""Kau bersama siapa memang? Puspita itu siapa? kekasihmu?" tanya wanita itu yang heran, tapi Nicky take jawab dia malah berlari ketempat gadis itu tadi tersenyum senang bermain air. "Puspita! Pita!" teriak Nicky sambil memutarkan tubuh berharap menemukan gadis itu dipandangnya, senior wanita itu mendekat kearah Nicky dengan mimik sama paniknya. "Nicky, siapa Puspita?" "Adikku, PUSPITA!" "Tapi yang aku tau, kau belum memiliki adik?" "Kakak senior, biasakan kita berhenti melakukan tanya jawab ini? Aku harus menemukan gadis itu! PUSPITA, KAMU DIMANA?" Nicky berjalan ke arah kiri sambil berlari kecil. Pria itu tak perduli kalau orang-orang Melihatnya, yang terpenting gadis itu harus ada di depan matanya. "Puspita! Jangan me
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

PART 22 : SEBUAH CIUMAN

Api yang berkobar-kobar membakar kayu yang membentuk membundar, agar apinya tak padam dan tetap awet, tak lupa juga tenda yang lumayan besar dengan beberapa peralatan di dalamnya. Puspita menatap menatap api itu, hawa panas tak membuat hatinya yang dingin mencair malah semakin membeku, membuat gadis itu semakin memeluk lututnya. Tak lama Nicky keluar membawa beberapa makan yang bisa dibakar, mereka beruntung karena terlihat hamparan bintang di langit, membuat suasana yang gelap itu terlihat sangat indah dari atas. Sedangkan Puspita melihatnya hanya cahaya kecil yang tak tergapai, seperti hatinya yang mengharap pria itu. "Puspita!" panggil Nicky yang membuat gadis itu menoleh kebelakang."Om?" ucap Puspita yang kembali melihat api unggun yang pria itu buat, tak lama Nicky duduk di sampingnya sambil memberikan jagung mentah yang di tusuk menggunakan kayu yang panjang. "Nih! Jangan ngelamun aja nanti kesambet!" Puspita mengambil jagung itu dan membakarnya, tapi tetap saja hatinya m
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

PART 23 : KARENA TAKUT

Matanya terbuka lebar, kala merasakan bibir Nicky mulai bergerak perlahan. Tangan menyentuh pipi Puspita menyapu beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya. Hingga pergerakan itu berhenti di gantikan Nicky yang jatuh tak sadarkan diri, detak jantung Puspita tak beraturan dia masih terdiam melihat pria yang sudah mengobrak-abrik isi hatinya. Matanya kini melihat banyak kaleng yang pria itu minum, entah dari mana asalnya bir itu hingga membuat Nicky seperti ini. Walau terlihat tak sadarkan diri matanya sesekali bergerak, merasakan teriknya matahari yang mulai menyoroti wajahnya. Pada akhirnya Puspita memapah tubuh Nicky hingga ke tenda. Saat keluar ia hanya bisa menghela nafas, detakan masih terasa jelas dan begitu kencang kala mengingat hal tadi. Setahunya kalau orang mabuk itu biasanya tak sadar atas apa yang ia lakukan, jadi bisa jadi Nicky juga begitu. Tapi orang mabuk itu jujur biasanya, membuat mata Puspita kembali terbuka, dia menutup wajahnya menghentikan bahagia yang ia
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

PART 24 : JAMAN CANGGIH

Nicky menggosok rambutnya basah karena habis mandi, membuat Puspita menatapnya, bingung sejak tadi gadis itu hanya diam di sana lalu sesekali Melihatnya. "Kenapa? Lapar?" tanya Nicky yang membuat Puspita mengangguk. Sejak pagi hingga sore ia hanya makan ciki pemberian ibunya, dia ingin membeli makan tapi ia takut ke sasar, apalagi ia baru saja datang ke sini. "Sebentar, nanti kita cari makanan. Tapi rumah makan yang buka paling restoran, mau?" tanya Nicky yang membuat Puspita kembali mengangguk. Nicky pun memegang kepalanya lalu duduk di samping anak itu, entah kesambet setan mana gadis ini hingga hanya mengangguk ucapannya tanpa berniat mengeluarkan suara. "Kenapa? Tak mau bicara?" "Aku bosan om." Mendengar itu Nicky tertawa, ini memang salahnya karena mabuk hingga sadar ketika sudah sore. "Maafkan aku ya, oke malam ini kita lihat pantai dibawah, mau?" Tanpa menunggu lama Puspita mengangguk dengan senyuman, membuat Nicky gemas dan mencubit pipinya."Ah aduh om, sakit, iya-iya
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

PART 25 : INGIN BERTERIAK

"Kakak!" panggil Nicky dari kejauhan, membuat wanita yang sedang fokus pada laptopnya menoleh. Terlihat Nicky yang berjalan menghampiri wanita itu sambil menggandeng Puspita yang tampak malu, tapi tidak melepaskan tangannya. Mereka berada di kedai kecil penjual es kepala dan es lain-lain, tempatnya yang barada di bawa pohon kelapa langsung tak membuat sang pemilik toko takut terkena kalau pelanggannya terkena bahan yang ia jual. Terlihat selain wanita itu ada juga dua teman laki-laki dan satu orang wanita. Meja yang mereka duduki cukup memanjang jadi tak masalah berapapun orang yang bergabung. Wanita itu tersenyum sambil menyangga kepalanya di meja. "Ada apa ini, kalian sudah jadian?" Nicky menatap tajam pada wanita itu yang membuat kakak perkuliahannya tertawa jail di susul teman-temannya yang tersenyum. "Siapa mereka?" tanya teman laki-laki di sampingnya, wajahnya pun mirip dengan wanita itu, kebangsaan Eropa. "Adik kuliahku dulu, dan di sampingnya kekasihnya." Puspita terse
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

PART 26 : MENGUJI KESABARAN

"Maaf kak, kamarnya hanya tersisa satu," ucap resepsionis hotel dengan mimik tak enak hati pada dua orang di depannya. Nicky menatap gadis di sampingnya, lalu kembali menatap wanita di depannya. "Apa ranjangnya terpisah?"Sang resepsionis melihat data kamar yang tersisa itu, lalu perasaan sedih kembali tergambar di wajahnya. "Maaf kak, ranjang tidak terpisah, jadi bagaimana?" Nicky menghela nafas, dia mendekati gadis kecil di sampingnya. Hari sudah malam dan mereka butuh istirahat, setelah siang berjalan-jalan di beberapa tempat untuk foto-foto atau bermain, lalu setelah menonton film. Membuat dua orang itu tak sadar kalau sudah larut, dan berakhir di sini. "Jadi bagaimana?" Puspita menatap ragu pada Nicky. "Apanya om?" "Hanya ada satu kamar dan satu ranjang, kamu mau atau tidak?" Puspita terdiam beberapa detik, ia tak mau satu ranjang, walau ia masih terhitung belia tapi tetap saja dia ini anak gadis yang beranjak dewasa. Walau ia yakin pria di depannya tidak akan macam-macam,
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

PART 27 : CUKUP KENCANG

"Tiga." Wajah Nicky mendekat kearah gadis itu, membuat Puspita menutup matanya dengan kencang, mulutnya pun tertutup rapat. Ia yakin Nicky sudah merasakan detak jantung tak beraturan kencangnya itu, tak lupa pipinya yang panas membuat malunya semakin bertambah saja. Selang beberapa detik, Puspita merasakan tubuhnya ringan lalu ia membuka matanya untuk tau apa yang terjadi, Nicky sekarang menaikkan selimut guna menghangatkan gadis itu, setelah mengambil bantal yang ada di bawah. "Tetap diam di sana, atau om akan menyuruhmu tidur di dalam mobil, paham?!" ujar Nicky dengan wajah serius, saat hendak pergi untuk kembali melakukan aktivitasnya Puspita menarik lengan bajunya. Tentu saja Nicky menoleh. "Ada apa?" "Om, om tidur aja di kasur." Mimik Nicky yang tadi mulai melembut kembali tak bersahabat. "Om sudah bilang, biar om saja yang tidur di sofa, lagipula tidak baik untuk kamu!" "Maksud Puspita kita tidur bareng, satu kasur." Raut wajah pria itu kembali berubah, kali ini tersenyu
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

PART 28 : ADA APA INI?

Tok, tok, tok! Sebuah ketukan membuat seorang wanita yang baru saja terlelap kembali bangkit dari tidurnya, sambil sesekali ia menguap kala mendekati pintu. Pintu terbuka memperlihatkan seorang pria yang menggendong gadis yang begitu nyenyak tidur sambil memeluknya. Mata wanita itu melotot kala melihat anaknya yang tertidur di gendongan majikan mudanya. "Astaga Puspita."Kala ibunya akan mengambilnya, Nicky tak kunjung melepaskannya. "Bi, Puspita cukup berat, kalau nanti bibi gendong jatuh gimana?"Nicky menatap ragu wanita yang sudah melahirkan anak itu, hingga pad akhirnya Ibu berjalan masuk membuka pintu untuk pria itu mengantarkan anaknya hingga masuk kamar. Pria tampan itu meletakan Puspita ke kasur, dia menaruh bantal guling di sampingnya yang langsung di balas pelukan dari gadis itu. Setelahnya dia memberikan selimut pada Puspita, melihat perhatian yang tak pernah dia berikan pada anaknya membuat ibu Puspita menatap Nicky cukup heran. "Tuan muda!" Nicky menoleh. "Iya Bi?"
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

PART 29 : INTINYA DATENG!

"Jawab jujur, kamu ngapain aja sama Om kamu itu?" tanya ibunya sambil melotot, sontak Puspita mundur kebelakang karena terkejut karena ibunya tiba-tiba mendekat. Mata wanita yang sudah melahirkan itu kini melihat kebawah tepat di area miliknya, Puspita menutup hal itu karena merasa malu. Tentu saja ibu Puspita semakin curiga saja pada anaknya. "Ngapain di tutup?" Sekarang keduanya masih di kamar Puspita, jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi sehingga suasana di luar amat terik juga panas. "Malu mah." "Ngapain malu? Kamu lahir aja mama udah lihat punya kamu kok," balasnya lebih Sewot."Mah Puspita udah gede mah." "Oh jadi karena kamu udah gede, kamu bebas ngapain aja?" tanya ibunya yang seperti ingin sekali membunuh anak yang ia besarkan. Lagipula dia sendiri yang mengizinkan Puspita untuk ikut, dan sekarang ia malah di interogasi seakan ia baru saja melakukan kejahatan besar. "Mama tuh apa-apa sih? Marah-marah gak jelas, Puspita gak ngapa-ngapain kok sama Om, cuma--" Puspita men
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

PART 30 : SATU HELAI RAMBUT

Clek! Pintu terbuka menampakkan Nicky dengan kemeja biru tua yang tampak sangat tampan persis seperti sang ayah. Ada 3 orang di dalam ruangan bergaya klasik itu. Ayahnya, seorang perempuan dan satu pria yang umurnya mungkin sebaya dengan ayahnya. "Perkenalkan dia Nicky! Anak pertama saya!" ucap Ayahnya, Nicky masuk setelah menutup pintu. Ia tak tau apa yang akan terjadi tapi perasaan mengatak tak enak kala melihat perempuan cantik di sisi ayahnya itu. "Nicky! Ini pak Harto kolektor barang antik dan ini Stevani anaknya, dia juga akan kuliah di universitas yang sama dengan kamu nanti." Mata Nicky memincing pada ayahnya, lalu setelah dia tersenyum pada kedua orang asing itu. Wanita itu merapihkan rambutnya ke belakang telinga dengan wajah malu, sedangkan Nicky baru saja duduk di samping pak Harto. "Pah jadi ada apa? Aku rada sibuk hari ini, jadi maaf gak bisa lama."Harto tertawa cukup renyah, lalu memegang pundak kiri Nicky dengan wajah bersahabat. "Kamu membantu salah satu rumah
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status