Semua Bab Skandal Cinta Surrogate Mother : Bab 41 - Bab 50

115 Bab

Bab 41 : Kebimbangan Hati Nabila

"Aku bilang, aku tidak akan menceraikan kamu," jawab Zack dengan nada rendah tapi penuh penekanan.Nabila mendesah lelah. "Ayolah, Zack ... apa yang kamu harapkan dengan pernikahan tanpa makna ini? Kamu 'kan, sangat mencintai Veronica. Sudahlah, lepaskan aku. Toh, dari awal ini sudah salah," imbuh Nabila dengan sorot memohon kepada pria di hadapannya. Ia ingin bebas dari belenggu ikatan yang sebenarnya tadinya sempat ia harapkan keberlangsungannya, tetapi ternyata hanyalah harapan kosong untuk menciptakan kebahagiaan untuknya itu."Tapi aku ... aku mencintaimu, Nabila." Zack menatap lekat ke arah Nabila.Deg!Sorot mata Nabila berubah. Hatinya menelisik. 'Benarkah? Benarkah apa yang aku dengar ini?' Batinnya bertanya-tanya.Zack memindah posisi duduknya. Ia yang tadi ada di sofa single kini berada di satu sofa yang sama dengan istri mudanya itu. Tangan pria tersebut meraih jemari lentik Nabila.Nabila terlihat heran dengan hal it
Baca selengkapnya

Bab 42 : Alasan Ingin Membunuhnya

"Tap–tapi, alasannya apa sampai kamu berniat untuk membunuhnya?" Zack tidak tahan lagi dengan pertanyaan-pertanyaan yang seketika saja memenuhi isi kepalanya."Sudahlah, Zack. Itu masa laluku. Tidak perlu kamu ungkit lagi. Aku juga sudah malas untuk mengingat-ingat anak setan itu!" tegas Nabila.Zack menurunkan kecepatan mobilnya, kemudian tiba-tiba ia menghentikan kendaraan roda empat itu di pinggir jalan di bawah sebuah pohon rindang. Dan hal itu membuat Nabila menjadi heran. "Kenapa berhenti di sini?" Alisnya bertaut."Please, Nabila ... jawab aku. Tentu ada alasan kuat sampai kamu berniat menghabisi nyawa adikmu itu?!" desak Zack masih terus menuntut jawaban.Nabila mendesah bosan. Mengapa Zack begitu penasaran? "Kamu takut sama aku? Kamu takut aku mau bunuh kamu?" Wanita muda itu terkekeh.Zack mendengkus kasar. "Mengapa kamu tidak mau bicara? Tinggal bilang apa alasannya, apa susahnya?" cetus pria itu kesal. Nabila benar-benar meman
Baca selengkapnya

Bab 43 : Berbaikan?

Pagi ini terasa sejuk. Nabila tidak bekerja, karena ini weekend. Semalaman ia hampir-hampir tidak bisa memejamkan mata. Mungkin hanya dua jam saja tubuhnya terlelap. Itu pun karena benar-benar sudah kelelahan.Otaknya tak henti memikirkan ancaman dari Zack. Ya, dia lelaki yang kaya raya. Pria itu bisa saja membayar orang untuk memata-matainya. Zack tidak akan melakukan kesalahan yang sama, yaitu membiarkan dia pergi untuk ketiga kalinya. Begitu pikir wanita muda itu."Pagi, Nabila!" sapa Jennifer sambil menyiapkan sarapan pagi di dapur.Nabila tersenyum tipis. "Pagi," sahutnya lirih."Zayn belum bangun?" tanya Jennifer lagi."Iya, dia tidur lagi setelah aku mandikan.""Wah, dia sudah kamu mandikan?""Hu umm." Nabila hanya bergumam menjawab ibu mertuanya.Melihat wajah pucat Nabila, Jennifer mengernyitkan dahinya. "Kamu sehat?" tanyanya khawatir."Kepalaku sedikit pusing," jawab Nabila. Ia tidak sepenuhnya berbohong, memang kepalanya saat ini terasa cukup berat akibat kurang tidur."Ma
Baca selengkapnya

Bab 44 : Aku Mengancamnya

"Sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa tiba-tiba kamu bisa membujuk Nabila untuk setuju dengan ide melanjutkan pernikahan kalian?" tanya Jennifer penasaran kepada sang putra di dalam kamarnya di lantai atas villa.Saat ini mereka sudah selesai makan siang bersama. Nabila tadi meminta izin untuk menidurkan Zayn. Jadi, Jennifer mengungkapkan rasa penasaran yang ia simpan sejak tadi pagi.Bagaimana tidak, hal itu karena dengan melihat gelagat Nabila dari tadi, ia yakin wanita muda itu belum ikhlas menerima keputusan tersebut."Aku mengancam akan mengambil bayiku darinya," jawab Zack to the point.Kedua alis beruban Jennifer bertaut kencang. "Tapi memang kamu lebih berhak darinya untuk itu. Tidak mungkin jika bercerai, Zayn akan terus-menerus bersama Nabila yang sebenarnya hanya ibu pengganti. Anak itu anakmu dengan Veronica," ungkapnya heran."Itu menurut kita, Mom. Tapi ego seorang ibu sudah merasuk dalam diri Nabila. Dia merasa dia yang ham
Baca selengkapnya

Bab 45 : Memaksanya

Zack mendekatkan wajahnya ke wajah Nabila karena berniat mencium bibir wanita itu. Ia merasa hatinya sangat rindu terhadap istri mudanya tersebut.Akan tetapi, Nabila justru mengeraskan dorongan tangannya di dada Zack, hingga menggagalkan niat sang pria mencium bibirnya. Setelah terlepas dari rangkulan pria itu, Nabila lekas bangkit dan berdiri. Matanya nanar melihat ke arah sang suami. Degup jantungnya bertalu dengan begitu kencang. Napasnya pun seketika saja memburu. Dadanya naik turun menahan emosi.Zack lalu ikut berdiri. Kemudian ia melangkah ke arah pintu dan menutupnya dengan perlahan."Kamu jangan macam-macam, Zack!" Nabila menatap sang pria dengan waspada.Namun, tanpa diduga-duga, dengan gerakan cepat pria itu menangkap Nabila kembali dan memeluknya dengan lebih erat lagi.Nabila berusaha berontak, tetapi kekuatannya tidak sebanding dengan pria itu. Entah mengapa dia merasa dilecehkan kali ini oleh perbuatan Zack. Lelaki itu men
Baca selengkapnya

Bab 46 : Anak?

"Veronica ...." Zack membuka pintu kamarnya. Ia melihat tempat tidur yang tidak begitu rapi, tetapi tidak juga berantakan. Ia tahu istrinya ada di dalam rumah, karena Veronica berjanji mengosongkan jadwalnya hari ini untuk menyambut kedatangan sang suami yang sudah lebih dari satu bulan tidak pulang."Tunggu, Zack!" teriak Veronica dari dalam kamar mandi.'Oh, dia ada di dalam kamar mandi rupanya.' Zack meletakkan koper kecilnya di atas tempat tidur. Kemudian pria itu membuka benda itu karena ada sesuatu yang ingin ia tunjukkan kepada sang istri."Babe ... i miss you so much!" Tiba-tiba ada dua buah tangan memeluk Zack dari belakang. Ya, itu Veronica.Sudut-sudut bibir sang pria tampan itu tertarik ke atas. Ia pun melepas pegangan sang istri kemudian berbalik menghadapnya.Kedua alis Veronica bertautan ketika melihat sebuah kotak kado yang tidak terlalu besar di pegangan tangan kanan Zack terarah kepadanya. "Apa ini, Babe? Kita tidak pern
Baca selengkapnya

Bab 47 : Usul Licik

"Maksud kamu apa, Zack?! Kamu jatuh cinta sama bocah perempuan bau kencur itu??!" Veronica bangkit dari duduknya. Ia tidak menyangka. Apa yang Andrew katakan benar adanya. Ternyata di Indonesia, Zack bermain api dengan perempuan lain. Bahkan bukan dengan orang lain, melainkan orang yang pernah tinggal bersama mereka."Ve, please ... duduk dulu ...," bujuk Zack sembari menarik kembali tangan Veronica dan mengajaknya kembali duduk agar emosi wanita itu tidak makin meninggi.Veronica menatap nanar ke arah suami tampannya itu. Selama ini ternyata dia salah. Veronica menyangka kalau hanya dirinya seoranglah di hati Zack. Dia terlalu percaya diri dan itu membuatnya lalai.Setelah Veronica kembali duduk, Zack pun menggenggam erat jemari tangan istri pertamanya itu. "Ve, aku tetap mencintai kamu, tapi ... terus terang, aku juga mencintai dia. Aku tidak bisa mengendalikan perasaanku ini. Terus terang, dulu kami ...." Zack menggantung omongannya.Veronica m
Baca selengkapnya

Bab 48 : Pemeriksaan

Zack terlihat sama sekali tidak menyadari. Padahal dua bulan yang lalu ia jelas-jelas sedang tidak berada di LA, lelaki itu berada di Indonesia. Justru Veronica bercinta dengan Andrew hampir setiap hari di masa itu."Oke, sudah! Mengenai flek yang keluar dari jalan lahir itu karena perkembangan bayi. Tetapi, tetap mesti waspada," seru Steve ke arah pasangan suami istri tersebut. Kemudian ia bangkit dari duduknya dan menuju ke meja kerjanya.Veronica pun beranjak dari brankar dibantu oleh seorang perawat wanita. Zack menunggunya, kemudian mengiring sang istri duduk di hadapan sang dokter.Beberapa hari yang lalu memang ada flek yang keluar dari vag*na Veronica. Tadinya ia sangka itu darah haid. Namun, hanya dua hari flek itu keluar, berikutnya tidak. Malah kepalanya yang justru sering pusing, dan perut pun mual-mual. Makanya ia putuskan membeli tespek."Akhirnya kamu hamil lagi ya, Ve. Aku turut senang ...," ujar Steve seraya tersenyum lebar menata
Baca selengkapnya

Bab 49 : Surat Kaleng

"Mak–maksudku bukan begitu, Zack. Kamu tahu mama dan papa gimana .... Mereka itu kolot dan kaku. Aku hanya nggak mau kita malah nambah masalah jika berterus terang. Apa lagi mama paling anti dengan poligami," ungkap Veronica beralasan."Hah? Benar begitu? Bukannya poligami itu ada dalam syariat Islam?" Zack tahu kalau syariat Islam menerima poligami. Makanya dia tidak ragu untuk meneruskan pernikahan poligaminya ini. Lagipula, orang tua Nabila tentu lebih paham, karena mereka muslim sejak lahir. Begitu pemikirannya."Memang ada ...," sahut Veronica. Ia mendesah malas, "tapi tidak semua orang Islam juga bersedia dan menerima poligami itu di kehidupan pribadinya, Zack," ujar Veronica berusaha memberi pengertian kepada sang suami.Zack terdiam. Dia berusaha mencerna apa yang Veronica jelaskan. Namun, di dalam hatinya tidak bisa menerima hal itu begitu saja. Ia kasihan kepada putranya jika sampai tidak diakui seperti itu."Sudahlah, Zack. Nanti kita p
Baca selengkapnya

Bab 50 : Kenyataan yang Terungkap

Wanita muda itu mengusap wajahnya lelah. Ia berusaha membuang jauh-jauh bayang-bayang kejadian malam itu."Nabila," panggil Zack dari seberang sana.Nabila pun mengarahkan kamera ponselnya kembali ke wajahnya. Veronica masih berada di toilet sepertinya."Lusa aku berangkat kembali ke Indonesia. Kamu mau dibawakan apa?" tanya Zack dengan wajah ramahnya itu."Nggak usah repot-repot!" cetus Nabila memasang wajah tidak bersahabat."Kamu masih marah?" lirih Zack sembari mencuri-curi pandang ke arah kamar mandi di kamarnya.Nabila bergeming."Maafkan aku, Sayang ...," bisik Zack lagi.Entah mengapa wajah Nabila menjadi terasa memanas mendengar bisikan Zack yang memanggilnya dengan sebutan sayang. Padahal sebelumnya panggilan itu justru membuatnya ingin muntah saja. Namun, sekarang mengapa berubah? Batinnya jadi bertanya-tanya. "Kamu sudah selesai neleponnya ini? Bukannya di sana masih gelap?" ujar Nabila tanpa menjawa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status