All Chapters of Sugar Baby for Sugar Mommy (Pacar Kontrak): Chapter 61 - Chapter 70

100 Chapters

BAB 61 || Konferensi Pers

Airish duduk di tepi kasur. Mengusap wajah seiring dengan hembusan napas kasar yang keluar dari hidungnya. Berusaha melepas penat, berusaha melepas rasa sakit yang mengobrak-abrik ulu hatinya setelah mendengar pengakuan Lea yang cukup mengejutkan.Cklek!Seseorang membuka pintu kamar, membuat Airish terjaga dan menoleh. Di ambang pintu, tampak Juna sedang berdiri menatapnya. Laki-laki itu baru pulang—entah dari mana—Airish bahkan sudah tak peduli.Derap langkah Juna mengetuk lantai, mengusir keheningan dalam ruangan. Sedangkan, Airish menyambutnya dengan wajah cuek dan dingin. Sesaat melirik Juna, menghela napas, lalu melengos ke sembarang arah.Juna, dikawal wajah frustrasinya, menghampiri Airish. Duduk di sebelahnya. Berharap wanita itu tidak melempari wajahnya dengan barang-barang di sekitar.Juna menoleh, tapi tidak dengan Airish yang masih bersikap abai. "Aku ... minta maaf," ucapnya.Barulah kali ini Airish membalas tatapannya. Malas. "Mau sampai berapa banyak kamu bilang maaf,
Read more

BAB 62 || Kepercayaan yang Pecah

Setelah menempuh jarak dalam waktu sekitar tiga puluh menit, Juna akhirnya sampai juga di rumah Demian dan Kiran. Sesaat dia ragu untuk mengetuk pintu, tapi titik kesadaran memaksa tangannya bergerak tanpa harus berpikir lagi. Ada rasa malu yang begitu besar. Namun, sebagai laki-laki, bukankah Juna harus berani menghadapi serta menyelesaikan masalahnya?Baru saja Kiran meletakkan dua cangkir kopi panas di atas meja—untuk Juna dan suaminya—membuat Juna tersenyum getir karena masih saja diperlakukan sebaik ini oleh wanita yang putri sambung satu-satunya telah dia sakiti.Padahal, sah-sah saja jika kedatangan Juna disambut dengan caci-maki, tatapan benci, atau bahkan diludahi tepat di garis wajahnya. Tapi Kiran dan Demian tidak melakukan itu. Mereka masih punya hati. Tidak seperti Juna yang hatinya entah digadaikan ke mana.Kiran duduk di sofa yang berhadapan dengan Juna, sedangkan di sebelah kanan sudah ada Demian yang sejak tadi menemani Juna di ruang tamu."Papa, Mama ...." Juna tak b
Read more

BAB 63 || Aku Pamit

"Kamu yakin, bercerai dengan Juna adalah satu-satunya jalan yang harus kamu pilih?" Diana, dengan raut wajah yang tak tergambar, menatap ambigu Airish seraya mengajukan satu pertanyaan.Airish terdiam ditanya seperti itu oleh wanita yang masih menjadi ibu mertuanya—setidaknya sampai detik ini. Seraya menghela napas, ia memainkan jari-jemari di atas sofa empuk yang didudukinya.Apa pun yang terjadi, sekuat apa pun hati kecilnya meraung ingin dipersatukan dengan Juna seperti dulu. Namun, demi kecewa yang terlanjur merobek asa, serta demi luka yang terlanjur merengkuh jiwa, ia harus bergegas pergi untuk menyembuhkan patah hati terhebat yang dipersembahkan oleh Juna dan Lea.Semoga saja ... pedihnya cepat berlalu, pulihnya cepat bertemu."Maaf, Mommy. Keputusan ini ... sudah bulat," kata Airish. Parau suaranya membisikkan pilu dari relung hati yang paling dalam. "Aku memikirkan ini nggak cuma satu atau dua hari, tapi berhari-hari, bahkan berminggu-minggu. Orang bilang, nggak ada obat untu
Read more

BAB 64 || Dia Kembali

"Minum dulu!"Airish mendongak, menatap sekaleng minuman soda yang baru saja disodorkan oleh Ray.Tadi, sekitar kurang dari satu menit yang lalu, Ray meminta izin kepada Airish untuk pergi sebentar—yang Airish tidak mau tahu ke mana perginya—dan sekarang laki-laki itu telah kembali membawa dua kaleng minuman soda untuk mereka berdua."Makasih." Dengan sekali gerakan, Airish menerima minuman pemberian Ray, lalu pria itu duduk di sebelah kanannya—di atas tembok berukuran rendah yang sengaja dibuat untuk membatasi jarak dengan toko sebelah.Diantar oleh Ray, kini Airish berada di toko fotokopi untuk mencetak dokumen-dokumen penting sebelum mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama. Saat memutuskan berpisah dengan Juna, Airish benar-benar sudah memikirkan hal tersebut dari jauh-jauh hari. Hingga dirinya yakin bahwa penyesalan tak akan menyusul di kemudian hari, maka detik itu juga ia mengutarakan keinginannya kepada orang-orang di sekitar.Sebelum berita ini meluncur ke awak media, Air
Read more

BAB 65 || Menyerah

Juna yakin sekali bahwa wanita yang dilihatnya keluar dari dalam ruang dokter kandungan adalah Lea. Ia hafal betul raut wajah bahkan cara Lea berjalan sekalipun. Mata laki-laki ini juga masih normal, tidak mungkin salah orang."Lea?"Setelah berhasil mengikis jarak, Juna memberanikan diri untuk memanggil, membuat wanita itu berhenti melangkah lalu menoleh ke belakang. Tepat sekali dugaan Juna. Ternyata itu memang benar Lea, mantan kekasih gelapnya pada waktu itu.Sesaat Lea tertegun mendapati seseorang yang kini ada di hadapan matanya. Sama sekali tak menyangka akan bertemu Juna di sini. Namun, rasa terkejut itu segera ia hempaskan. Berganti ekspresi cuek seiring dengan hembusan napas kasar. Saat itu pula, ia melengos, memalingkan wajah dari Juna. Entah apa alasannya. Satu hal yang pasti, ia sudah malas berurusan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan Juna."Kamu ... kamu ngapain di sini, Le?" tanya Juna setengah ragu. "Tadi aku lihat kamu keluar dari ruang dokter kandungan."Le
Read more

BAB 66 || Kembali Mengejar

Juna baru saja masuk ke dalam kamar rawat Diana saat Airish masih duduk di atas kursi bundar dekat ranjang pasien. Ia berjalan mendekat, setelah bola matanya bertemu pandang dengan tatapan dingin Airish yang ... sudah lama sekali, tak pernah sehangat dulu."Mom, maaf ya nggak bisa lama-lama di sini. Aku harus pulang sekarang," kata Airish. Wanita itu tahu, situasi akan berubah canggung kalau ia berada pada satu ruangan yang sama dengan Juna. Terlebih lagi, mereka tak mungkin bertengkar di hadapan Diana yang kondisinya saat ini sedang tidak baik-baik saja.Airish bangkit dari duduknya, lalu mengecup punggung tangan Diana dengan sopan. "Semoga Mommy cepet sembuh, ya. Makan yang banyak."Diana sersenyum, sedangkan Juna masih berdiam diri memperhatikan kedua manusia di hadapannya."Makasih udah meluangkan waktu buat jengukin Mommy," ujar wanita itu diiringi perasaan senang."Sama-sama, Mom." Airish berbalik badan, nyaris meninggalkan ruangan jika saja posisi Juna berdiri tidak berada tepa
Read more

BAB 67 || Wajah Tidak Asing

Telah berulang kali Lea menekan bel rumah seseorang yang didatanginya. Menunggu siapa saja membukakan pintu lalu menyuruhnya masuk ke dalam untuk kemudian menanyakan ada keperluan apa ia datang kemari. Namun, hingga dirinya mulai hilang kesabaran dan beralih menggedor pintu tanpa menghiraukan fungsi adanya tombol bel, pemilik rumah masih tak kunjung memperlihatkan wujudnya di balik daun pintu.Tok! Tok! Tok!Kembali, Lea mengetuk untuk kesekian kalinya. Benar-benar menguji kesabaran. Kalau bukan demi masa depan janin di dalam kandungannya, sampai gunung Krakatau meletus pun Lea takkan sudi berdiri lama-lama di sini tanpa kepastian yang jelas.Cklek!Lea mundur satu langkah. Seseorang dari dalam baru saja membuka pintu. Akhirnyaaa! Batin Lea menjerit girang. Seperti menerima segelas air di musim kemarau setelah menunggu sekian lama.Sepasang mata Lea bertemu dengan manik cokelat milik seseorang yang berdiri di hadapannya.Dengan satu tangan bertumpu pada handle pintu minimalis di sisi
Read more

BAB 68 || Ruang Sesal

Pada akhirnya, Lea harus pulang membawa kekalahan. Tanpa hasil yang ia harapkan. Alih-alih sukses mendapat pertanggungjawaban, dirinya malah mendengar kalimat caci maki serta dijambak keras oleh gadis remaja yang merupakan anak kandung dari laki-laki yang telah menghamilinya.Dan sekarang Lea tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk membuat laki-laki brengsek itu bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat. Kini Lea ditinggalkan tanpa secercah pun harapan yang tersisa.TINNN!!"WOY! Udah bosen idup, ya?!"Lea tersentak kaget. Sebuah mobil berkendara di sampingnya dan nyaris menyerempet tubuhnya. Sejak tadi ia terlalu asyik melamun, memikirkan masalah yang tak kunjung ditemukan jalan keluarnya, sampai-sampai tidak memperhatikan kondisi sekitar.Sejenak Lea berhenti melangkah, memandang rapuh laki-laki paruh baya yang terlihat marah-marah di dalam mobil sambil menatapnya. Setelah puas memaki, orang itu kembali melajukan mobil, pergi menjauh meninggalkan Lea begitu saja.Lea menarik napas
Read more

BAB 69 || Kenangan yang Menyatu

Ray tidak tahu tindakan apa yang harus dilakukan saat melihat wanita hamil sedang mengalami kram perut. Jadi, ia mengajak Lea masuk dulu ke dalam mobil, membiarkan wanita itu duduk di sebelah Airish yang sejak tadi hanya menunggu di sana.Melihat kondisi Lea yang tampak kesakitan sambil terus memegangi perut, Airish mengaku panik, takut terjadi sesuatu pada bayi di dalam kandungan Lea. Saat ini, sama sekali tak terlintas di pikiran Airish perihal masalah yang terjadi antara dirinya dengan Lea.Tentang luka yang menganga lebar di rongga dadanya ... meskipun masih basah dan belum terobati, ia akan mengesampingkannya sejenak. Sebab untuk saat ini, hatinya tak memiliki waktu untuk patah hati.Tak ada kesempatan baginya untuk balas dendam, walaupun sebenarnya ia bisa saja melakukan itu dengan cara membiarkan Lea kesakitan di jalan seorang diri. Namun, Airish tidak melakukannya, karena balas dendam hanya akan mengotori tangannya saja."Kamu tau tindakan apa yang harus kita lakukan saat meli
Read more

BAB 70 || Adakah Kesempatan Kedua?

Pada akhirnya, Airish mengantar Lea pulang ke rumahnya. Walau bagaimanapun, Airish tetap tidak tega meninggalkan Lea seorang diri di jalanan dalam kondisi kram perut.Mereka telah sampai di area pelataran rumah Lea."Kamu ... bisa, Le?" tanya Airish ketika melihat wanita itu hendak turun dari mobil.Lea menghentikan pergerakan, menoleh pada Airish yang kelihatan masih mengkhawatirkan dirinya. Membuatnya semakin merasa bersalah, karena ternyata Airish masih menjadi orang yang paling peduli padanya.Setelah diam beberapa detik, Lea pun mengangguk. "Aku baik-baik aja, kok," katanya. Nada suaranya terdengar canggung dan dingin. Akan tetapi, siapa sangka, jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, Lea sangat menyesali segala perbuatan jahatnya terhadap Airish.Mendengar jawaban Lea, Airish menghela napas lega. Itu artinya, janin di dalam kandungan Lea baik-baik saja, bukan?"Rish ...?"Airish menatap Lea semakin dalam. Wanita itu baru saja mengeluarkan suara untuk memanggil namanya. Membuatny
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status