Semua Bab Sugar Baby for Sugar Mommy (Pacar Kontrak): Bab 51 - Bab 60

100 Bab

BAB 51 || Sepenggal Memori

Sejak mengetahui fakta menyakitkan itu—soal Juna dan Lea yang ternyata diam-diam menjalin suatu hubungan—Airish memang tidak pernah memaki langsung kedua manusia itu di depan wajahnya, melainkan hanya mengikuti sejauh mana mereka mau bermain-main dengannya.Sebuah permainan memang harus diselesaikan sampai akhir, untuk itu Airish akan mengakhiri dengan caranya sendiri.Jika mereka bisa berakting dengan sangat apik seakan tidak mempunyai hubungan apa-apa, maka Airish juga bisa bersikap seolah tak tahu apa-apa. Airish tidak akan membiarkan Lea merebut Juna darinya, tapi Airish juga tidak mungkin mempertahankan pria bejad seperti Juna.Hanya saja ... ada banyak hal yang membuatnya harus berpikir panjang sebelum menggugat cerai Juna.Apa yang Airish pikirkan?Mereka belum punya anak. Bukankah seharusnya berpisah itu mudah bagi pasangan suami-istri yang belum dikaruniai anak seperti mereka?Ya, benar. Tapi ... Airish tidak hanya memikirkan dirinya sendiri. Di balik pernikahannya dengan Jun
Baca selengkapnya

BAB 52 || Masih Tidak Mengaku

"Nggak, kok. Kenapa?"Juna tidak percaya begitu saja dengan ucapan Airish. "Tapi suara kamu sumbang, kayak orang yang abis nangis."Airish menepis tangan Juna yang hampir saja menyentuh pipinya. "Aku nggak nangis, Jun," elaknya."Tapi kenapa suara kamu sumbang?" Dada Juna mulai berdebar kencang. Takut ada sesuatu yang Airish sembunyikan darinya."Pilek," sangkal Airish. Singkat saja. Dia malas bicara banyak dengan laki-laki di hadapannya sekarang.Juna menyelami manik mata Airish dalam-dalam. Dan yang baru dia sadari pada akhirnya ... mata cantik itu telah kehilangan binarnya. Mata cantik itu menatapnya penuh luka dan kesedihan yang terpendam."Jujur sama aku! Kamu kenapa?" desak Juna seraya mencengkeram dengan erat kedua bahu Airish.Sudah bersusah payah Airish menahan air mata agar tidak lagi menetes, tapi semuanya runtuh hanya karena mendengar pertanyaan Juna dengan nada khawatir yang diiringi tatapan bersalah.Setiap kali melihat mata cantik Airish memancarkan luka, biasanya Juna
Baca selengkapnya

BAB 53 || Perjanjian

Bugh!Lea nyaris terjengkang saat pipi kirinya menerima pukulan keras dari laki-laki bernama Aldo, yang tak lain adalah kakak kandungnya sendiri."Gue nggak mau tau, ya. Besok lo harus dapetin duit seratus juta itu, nggak peduli gimanapun caranya!" tandas Aldo seraya menunjuk Lea diiringi tatapan bengis.Lea mengusap pipinya yang terasa panas dan perih, membalas tatapan Aldo dengan mata berkaca-kaca. "Lo nyuruh gue nyari duit sebanyak itu cuma buat bayar utang lo yang abis kalah main judi? Jangan mimpi!"Aldo semakin garang, emosinya bertambah dua kali lipat setelah mendengar ucapan Lea. "Oh ... jadi lo sekarang udah berani ngelawan gue?!"Hingga akhirnya, Aldo hampir saja melejitkan satu pukulan lagi. Namun, dengan cepat tangannya ditahan oleh Juna yang memilih masuk ke rumah ini setelah mendengar keributan. Kontan Aldo menoleh ke arah seseorang yang menahan lengannya."Kalo mau ribut jangan di sini, tapi di ring tinju aja. Sama gue. Biar imbang lawannya," ucap Juna. Pelan, tapi penu
Baca selengkapnya

BAB 54 || Bertemu Kembali

Di sebuah kafe, Airish tampak duduk seorang diri sambil menikmati makanan dan minuman yang telah dipesannya.Ini adalah salah satu kafe favorit Airish bersama Lea. Terakhir datang ke sini bersama Lea, yaitu setelah pulang membeli kado untuk bayi Mbak Nana.Airish masih ingat betul, bagaimana pada saat itu Lea terlihat sangat kesal setelah dia menanyakan warna apa yang cocok untuk bayinya Mbak Nana. Pink atau biru? Lalu Lea menyarankan A, tetapi Airish lebih suka B. Begitu Lea menyarankan B, Airish mengatakan bahwa bayi Mbak Nana lebih cocok kalau pakai warna A. Sampai-sampai Lea hilang kesabaran dan memarahinya.Dulu semuanya terasa indah, karena keadaan masih baik-baik saja. Belum ada kebusukan apa pun yang tercium oleh Airish. Sementara saat ini semuanya telah berubah.Airish mengembuskan napas, mengingat masa lalu bersama Lea hanya bisa membuat hatinya semakin sakit. Bahkan selera makannya juga mendadak hilang. Untuk itu, sebelum rasa sakit di hatinya mendorong air matanya keluar,
Baca selengkapnya

BAB 55 || Tertangkap Basah

Respons Ray membuat Airish tertawa pelan, meskipun rasanya dia sangat kesal tiap kali mendengar kabar perselingkuhan. "Semua laki-laki itu sama aja—kecuali papaku," imbuhnya."Hey! Bagaimana dengan Bedug Masjid itu—ehm, maaf, maksudku suamimu? Tiap kali melihat dia, entah kenapa rasanya tanganku mendadak gatal ingin memukulnya. Sekilas dia memang kelihatan seperti bedug masjid," ucap Ray seraya tersenyum santai.Airish tidak marah karena Juna dihina oleh Ray. Menurutnya, apa yang Ray katakan memang benar. Jangankan Ray, bahkan dirinya yang merupakan istri Juna saja kadang juga ingin sekali memukul wajah tampan Juna—saking kesalnya."Dia juga termasuk salah satu laki-laki bejad," balas Airish."Apa dia selingkuh?" Ray mulai menebak-nebak. "Atau feeling kamu mengatakan kalau dia selingkuh?"Airish meneguk jus jeruk hingga tandas, lalu meletakkan gelas di atas meja sambil menggenggamnya erat-erat. Bicara soal Juna membuat dirinya mendadak sangat gerah. "Dia selingkuh... sama sahabatku se
Baca selengkapnya

BAB 56 || Terungkap

Melihat Juna dan Lea bergandengan tangan di hadapan matanya langsung, membuat hati Airish tak hanya merasakan sakit, namun juga benar-benar kesal. Bahkan kekesalannya itu kini memuncak dan menjadikannya hilang kendali atas emosinya.Persetan soal pura-pura tidak tahu dan mengikuti permainan mereka sampai selesai! Airish sudah terlanjur marah, yang ada sekarang hanyalah keinginan untuk melabrak kedua manusia itu secara langsung.Satu kali tepuk, dua nyamuk mati di telapak tangannya!Sementara Airish menahan emosinya yang menuntut ingin segera diluapkan, Juna dan Lea sepertinya masih belum menyadari kehadiran Airish dan Ray yang sedang berdiri di depan kafe dengan mata memandang lurus ke arah mereka.Sampai akhirnya ... laki-laki yang mengenakan hoodie dan topi itu pun mendongak ke depan hingga matanya bertemu pandang dengan wanita dan laki-laki di depan sana, membuatnya seketika kehilangan senyum di sudut bibirnya yang tadi sempat terlukis saat dia mengobrol dengan Lea.Selain kehilang
Baca selengkapnya

BAB 57 || Alasan Bertahan

Segala sesuatu mengenai hubungan Juna dan Lea memang selalu terasa menyakitkan baginya. Selalu. Hanya saja ... rasa sakitnya menjadi berkali-kali lipat lebih besar setelah melihat pemandangan itu secara langsung.Selama ini Airish hanya bisa membayangkan seperti apa jadinya kalau Juna berkencan dengan Lea di belakangnya secara diam-diam. Saling menggenggam, saling berbagi senyum dan tawa, saling mendekap, mencium, atau bahkan lebih dari itu?Tadi, beberapa menit yang lalu—sebelum Airish memutuskan masuk ke mobil Ray untuk diantar pulang—dia menyaksikan langsung bagaimana Juna dan Lea akhirnya ketahuan berkencan di depan mata dan kepalanya sendiri.Airish hilang kesabaran dan tak memiliki kendali untuk menahan diri dari emosi yang meradang tanpa permisi—menyerang rongga dadanya tanpa memukul genderang perang.Sampai-sampai, tak ada pilihan baginya selain melabrak kedua manusia itu secara langsung.Airish menghela napas lelah, menghadapkan wajahnya ke jendela mobil yang menampilkan bang
Baca selengkapnya

BAB 58 || Kebebasan

Hampir saja Airish ingin membuka kunci pintu rumahnya, tapi niat itu segera diurungkan karena ternyata rumahnya tidak dikunci. Juna sepertinya sudah pulang lebih dulu darinya.Airish mengembuskan napas, melirik hampa kunci duplikat rumah di genggamannya yang sengaja diberi gantungan keroppi yang didapat dari Juna beberapa waktu lalu, membuat dadanya sesak seketika.Kata Juna, "Aku ngeliat gantungan keroppi ini lucu banget, jadi aku inget sama kamu. Soalnya sama-sama lucu."Cih! Apakah ucapan Juna terdengar meyakinkan?Pada saat itu, iya. Tapi sekarang tak lebih dari sekadar omong kosong di telinga Airish.Usai membuka pintu—dan tak lupa memasukkan kunci duplikat rumah ke dalam tasnya—Airish pun memasuki rumah, melangkah dengan tenang melewati beberapa ruangan, hingga menemukan Juna sedang duduk di sofa ruang tengah sambil menangkupkan kedua tangan di wajah. Di atas meja di depan Juna, ada sebotol vodka serta sebungkus rokok yang dilengkapi korek api.Tampaknya Juna benar-benar sedang
Baca selengkapnya

BAB 59 || Interogasi

GOSIP TERPANAS!‘HEBOH! Aktor Terkenal Arjuna Basupati Ketahuan Selingkuh dengan Sahabat Istrinya Sendiri, Begini Kronologinya!’Seorang laki-laki mengempaskan koran dengan gerakan kasar ke atas meja. Tadi pagi dia sudah membaca isi berita hangat tersebut. Sekarang, dia berkesempatan membacanya di hadapan narasumbernya langsung.Namun, belum sampai membaca isinya, laki-laki ini sudah naik pitam duluan saat membaca judulnya."Saya benar-benar kecewa sama kamu, Jun." Sambil menyandarkan tubuhnya pada punggung sofa, laki-laki ini, Adi menatap sengit Juna yang kini duduk di sofa seberang.Juna, seraya menangkupkan kedua tangan di antara pangkal hidung dan mulut—menopang siku di atas paha—tak berani membalas tatapan tajam kakak sepupunya yang diselimuti amarah.Percaya atau tidak, entah ini sungguhan atau hanya bagian dari akting saja, Juna terlihat frustrasi. Kacau. Wajahnya pucat pasi, dihiasi penyesalan. Benar-benar nyaris tak berdaya.Pagi tadi, Adi mengajak Juna bertemu di rumah Diana
Baca selengkapnya

BAB 60 || Sarkastik

Di kantor manajemen, Juna duduk di atas sofa yang berhadapan dengan meja berbahan kayu. Kelihatan kacau. Ditambah lagi, harus mendengar Jeno yang tak henti-hentinya mengoceh.Jeno tengah berdiri di dekat meja, sesekali menggelengkan kepala tanpa tahu harus mengatakan apa agar bisa mengungkapkan keterkejutannya atas perbuatan Juna—yang sekali pun tak pernah dia sangka bisa terjadi.Tadi malam, Jeno membaca artikel yang membahas soal perselingkuhan Juna dan Lea. Banyak sekali artikel yang memuat berita tersebut. Hanya saja, Jeno sudah muak duluan hingga memutuskan tidak membacanya satu per satu.Akibat dari menyebarkan gosip tersebut, ponsel Jeno terus-menerus berdering hampir setiap detik. Banyak panggilan masuk dari awak media yang pastinya ingin meminta konfirmasi atas keaktualan gosip panas tersebut. Tapi, Jeno memilih mengabaikannya, karena tidak mau pusing-pusing mencari penyangkalan."Gue kehilangan kata-kata, Bro." Jeno memijat pelipis, menatap Juna dengan sorot mata yang mengha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status