Semua Bab Kumiskinkan Suami Tukang Selingkuh: Bab 11 - Bab 20

131 Bab

Bab 11. Memasang Umpan

"Kalau gitu libatkan aku pada misi kakak," pinta Alvino saat dirinya tidak berhasil menghalangi niat Zahera untuk membalas dendam pada Sanjaya. Zahera mengiyakan saja meski belum tahu akan melibatkan adiknya pada peran apa. Setidaknya sang adik tidak lagi merongrong ataupun menghalangi niatnya menghancurkan Sanjaya dan merebut hartanya. Zahera sudah memulangkan Azam, Risti dan Gusti dari Balikpapan. Jasa Pak Anwar dan kawan-kawan sementara dihentikan. Selain demi hemat biaya, juga karena Zahera sudah punya rencana lain yang akan dijalankan berdua dengan Alena. Atau boleh juga disebut bertiga dengan bantuan Alvino. "Kak, kamu yakin Alena bisa dipercaya?" "Bukannya kamu bisa selidiki sendiri seperti apa si Alena itu?" "Bisa. Tapi tidak dengan isi hatinya, Kak. Mungkin dia memang orang baik seperti yang kakak bilang. Tapi tidak menutup kemungkinan kalau ujungnya dia bakalan beneran baper sama Mas Jaya. Terus berkhianat pada kita. Kita tau lah gimana hebatnya pesona Mas Jaya bikin c
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-21
Baca selengkapnya

Bab 12. Introspeksi Diri

"Mbak, serius deh. Kayaknya Mas Jaya itu gak tertarik sama aku lho. Soalnya meski dia baik dan perhatian, tapi dia gak ada rayuan-rayuan gombal gitu sama aku. Malah dia itu anggap aku kayak temen dia aja. Terus gak ada bohong apa gitu, Mbak. Dia jujur semua sama aku. Sampai statusnya yang punya istri dan anak aja dia bilang juga sama aku lho, Mbak." Alena langsung curhat pada Zahera begitu selesai makan malam dengan Sanjaya. Untung di saat itu Abimanyu sudah tidur dengan nyenyak di kamarnya. Sehingga Zahera bisa mengobrol banyak dengan Alena. "Dia emang beda, Len. Makanya kamu harus hati-hati. Aku takut justru kamu nanti yang baper sama dia," aku Zahera dengan jujur. "Jujur aja dia emang pinter bikin orang baper, Mbak. Tapi aku kan udah tahu aslinya kayak gimana, jadi pasti bisa lah tahan diri, tahan hati. Cuma kalau insting aku bener nih, dia kayaknya gak tertarik deh sama aku, terus kalau dia malah cari target lain, gimana? Gagal dong rencana kita? Apa aku kudu lebih agresif buat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-22
Baca selengkapnya

Bab 13. Perhatian Alena

Hari ini Alena bekerja seperti seharusnya. Misinya dengan Sanjaya tidak boleh membuat kinerja di kantornya berkurang sedikitpun. Meski dirinya belum lama ini dimutasi di Kota Minyak tersebut. Alena harus tetap memperlihatkan performa pekerjaannya yang bagus. "Alena, hari ini ada pemasangan CCTV di gedung lantai dua. Kamu awasi dan kontrol kebutuhan mereka ya. Pastikan proses instalasinya berjalan lancar dan tanpa kendala." "Baik, Pak." Alena adalah pribadi yang ekstrovert. Dia suka bekerja dengan bertemu banyak orang. Senyum ramahnya sangat cocok dengan pekerjaannya yang mengurus operasional perusahaan secara menyeluruh. Sejak di Jakarta, Alena sudah berkarir di divisi GA (General Affair) sebuah bank swasta ternama, Digdaya Bank. Sehingga saat bank swasta tersebut membuka cabang baru di Balikpapan, Alena ikut menjadi salah satu staf kandidat yang dikirim pusat untuk menjadi pioner di sana. Digdaya Bank Cabang Balikpapan belum mulai beroperasi sepenuhnya. Pembangunan gedung masih
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-22
Baca selengkapnya

Bab 14. Lebih Agresif

Setelah pertemuan tidak disengaja, juga makan siang di Cafetaria dengan Sanjaya, seharusnya Alena berbangga diri karena sudah bisa membuat Sanjaya terkesan dan mungkin mulai memperhitungkan keberadaannya. Sehingga rencananya dengan Zahera untuk menjebak Sanjaya bisa berjalan semakin baik. Tapi ternyata Alena merasakan suatu hal yang lain di sisi hatinya. Dia tanpa sadar melakukan perhatian kepada Sanjaya secara spontan. Bukan pura-pura seperti yang seharusnya dia lakukan untuk Sanjaya. "Bisa-bisanya aku sampai hafal porsi makan dia juga minuman dia saat makan. Aku benar-benar gak niatan begitu padahal. Bisa bahaya kalau berlanjut begini terus. Bukannya aku bikin dia tergila-gila sama aku, malah bisa sebaliknya," desisnya merasa bersalah. Ada beban moral dan mental saat menyadari kesalahannya tersebut. Meski sebenarnya kesalahan itu justru memperlancar rencananya, tapi dia juga takut akan memberi efek berkepanjangan di masa depan. "Mbak, aku minta maaf. Aku gak ada maksud buat bene
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-22
Baca selengkapnya

Bab 15. Gagal Pura-pura

"Aku sudah reservasi di dalam maupun di luar resto. Kamu pilih kita makan dimana?" Alena tidak bergeming. Matanya masih menatap area sekitar restoran yang dipilihkan Sanjaya untuk acara makan siang mereka dengan pandangan tertawan. Binar mata Alena tidak bisa berbohong jika dirinya menyukai tempat itu. "Lena?" panggil Sanjaya sekali lagi."Tempatnya keren banget, Mas."Sanjaya tersenyum mendengar tanggapan Alena yang terasa seperti sebuah pujian atas pilihannya yang tepat. Bahkan bisa sampai membuat Alena mengabaikan pertanyaannya. "Di luar kita bisa makan dengan pemandangan laut lepas, tapi mungkin bakalan agak panas meski ya tetap sejuk karena anginnya lumayan kencang. Kalau di dalam pasti lebih teduh dan ada live musiknya. Kamu pilih yang mana? Dua-duanya sudah aku reservasi." "Di luar dulu ya, Mas. Kalau ternyata panasnya makin menyengat, baru pindah ke dalam." Sanjaya mengangguk setuju dan mereka menuju meja yang sudah dipesan sebelumnya. Buku menu memanjakan mata Alena. Mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-23
Baca selengkapnya

Bab 16. Diusir

Kepulangan Alena dan Sanjaya disambut dengan tumpukan barang yang familiar di depan kamar kos Alena. Sanjaya tidak tahan untuk tidak segera berkomentar. "Koper dan barang-barang kamu kenapa ada di luar kamar, Len?" Sanjaya bertanya pada Alena yang masih membuka mulut dengan bola mata terbelalak karena sama terkejutnya. Belum sampai menjawab apapun, suara lantang dari belakang mereka menjelaskan dengan sangat gamblang. "Barang-barang kamu sudah saya bereskan. Segera angkat kaki dari sini karena kamar itu sudah saya sewakan buat orang lain yang lebih mampu bayar sewa kamar tepat waktu." Alena menggeser tubuhnya meraih tangan ibu kos yang berdiri tegak. Wajahnya kaku dan dingin. Berbanding terbalik dengan ekspresinya ketika mereka bertemu pertama kali, saat Alena hendak menyewa kamar kos tersebut. "Bu, maaf banget aku telat bayar sisa DP-nya. Tapi begitu aku gajian, pasti aku lunasi kok sekaligus bulan berikutnya. Tolong banget ya, Bu. Jangan usir aku malam-malam begini," pinta Alen
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-23
Baca selengkapnya

Bab 17. Perang Batin

'Jadi istri kedua Mas Jaya? Seandainya beneran bisa.' Pertanyaan singkat Sanjaya untuk menjadikan Alena sebagai istri kedua terus terngiang-ngiang di gendang telinganya. Ludahnya seakan mengeras hingga sulit sekali ditelan untuk melewati tenggorokannya. Situasi akibat plan B yang digagas Zahera berakhir sesuai rencana. Bahkan Alena merespon kejadian demi kejadian dengan sangat natural. Dia merasakan syok dan kesedihan yang nyata. Tidak heran jika Sanjaya juga terperangkap dengan mudah.Alena memang tahu pengusiran dari kosnya itu sudah direncanakan oleh Zahera. Tapi detail rencananya tidak dijelaskan sehingga Alena tetap syok saat mendapati pengusiran yang tegas dari pemilik tempat tinggalnya tersebut. Alena sampai sempat berpikir ibu kos tersebut sungguhan mengusirnya atau akting seperti yang sudah direncanakan oleh Zahera. Jika hanya akting, maka ibu kos mungkin harus diberi penghargaan karena sangat meyakinkan. Sampai-sampai Alena ingin menangis sungguhan dibuatnya.'Gitu kali y
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-23
Baca selengkapnya

Bab 18. Keanehan Alvino

"Kak, kenapa kamu biarin si Alena tinggal satu rumah sama Mas Jaya? Bukankah itu terlalu beresiko ya?" cecar Alvino, yang dari awal memang sudah tidak suka dengan rencana balas dendam Zahera dan Alena pada Sanjaya.Zahera sendiri tidak heran saat adik laki-lakinya menyerang dengan pertanyaan tersebut. Sejak melihat Alvino meneror dengan melakukan panggilan suara di ponselnya, Zahera sudah menduga akan diberikan pertanyaan seperti ini darinya. Membuat Zahera sangat enggan untuk menerima panggilannya. Sayangnya Alvino tidak gentar untuk terus melakukan panggilan kepada Zahera hingga akhirnya terjawab seperti saat ini. Kemudian dengan berani langsung memojokkan Zahera atas rencananya yang tidak disukai Alvino.Ck. Zahera berdecak kesal.Jika boleh jujur, Zahera sendiri tidak menyangka jika rencananya kali ini sampai harus membuat Alena tinggal di kontrakan Sanjaya. Dia pikir, Sanjaya hanya akan menyewakan tempat baru untuk Alena. Tapi ternyata, suaminya bertindak lebih dari yang dibayan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-24
Baca selengkapnya

Bab 19. Kerinduan

Alvino menguap dengan wajah kuyu. Semalaman Alvino tidak tidur hanya untuk memperhatikan layar komputernya yang menampilkan gambar situasi di kamar Sanjaya. Rasanya tidak rela membiarkan Alena tidur sekamar dengan kakak iparnya tersebut. Ingin sekali rasanya Alvino mencari penerbangan tercepat menuju Balikpapan. Tapi tidak mungkin dilakukan karena kesibukannya tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Pekerjaan sampingannya juga menumpuk untuk dikerjakan. Tanggung jawabnya masih banyak di sana.Terlebih dari tempat tinggalnya saat ini, Alvino tidak bisa langsung terbang ke Balikpapan. Dia harus transit di Ibu Kota Jakarta dulu sebelum kemudian terbang kembali ke Balikpapan. Akan memakan waktu setengah hari sendiri hanya untuk menunggu waktu transit.Sampai pagi ini, Alvino masih tidak beranjak dari tempatnya duduk melihat aktivitas pagi di kamar Sanjaya. Alvino menyalakan audio dari alat sadap suara yang terpasang di rumah Sanjaya, untuk mengetahui apa yang mereka katakan, karena kamera C
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-25
Baca selengkapnya

Bab 20. Tetap Rindu

'Ternyata kamu tetap telepon ke rumah di jam yang sama seperti biasanya. Aku kira kamu bakalan melewatkannya karena sudah ada Alena di sana,' batin Zahera menatap layar ponselnya yang berdering dengan menampilkan nama dan foto suaminya. Zahera menarik napas dalam-dalam sebelum menerima panggilan tersebut. Menyiapkan diri sebaik-baiknya supaya tidak terlihat mencurigakan. Jika Sanjaya bisa berakting di depannya selama ini, maka Zahera pun pasti bisa menyamainya. "Halo, Pa," sapa Zahera dengan ramah seperti biasanya. "Halo, Mama sayang. Kamu lagi apa, Ma?"'Masih bisa ya, Mas. Kamu panggil aku sayang-sayang, setelah apa yang kamu lakukan di belakang aku,' batinnya lagi. Zahera semakin yakin jika selama ini dia terlalu bodoh karena meyakini ketulusan suaminya sampai tidak tahu sedang dicurangi di belakangnya."Lagi siapin sarapan buat Abi, Pa. Kamu sendiri lagi apa, Pa?""Jalan pagi sekalian cari sarapan juga, Ma. Kamu masak apa? Abi sudah bangun kan, Ma?" "Abi udah bangun kok, Pa.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status