หน้าหลัก / Pernikahan / Suami Jantanku / บทที่ 81 - บทที่ 90

บททั้งหมดของ Suami Jantanku: บทที่ 81 - บทที่ 90

109

Ini Gawat, Mas!

Email susulan masuk ke inbox Thalita dan kali ini berasal dari papanya. "Thalita, apa-apaan ini? Kata mama kamu sudah dihamili pria tak dikenal, apa benar?! Besok kalau sudah di Jakarta, Papa mau ngomong sama kamu dan juga Brian!"Mendadak Thalita panik, ternyata respon papanya lebih keras bila dibanding mamanya tadi. "Mampus deh aku! Aduh ... gimana dong? Mana berani aku hadapin papa mama sendirian?!" Perempuan muda yang sedang hamil besar itu berjalan mondar-mandir sambil bergumam kebingungan."Aku mesti minta Mas Indra ke Jakarta deh buat ketemu papa mama!" putusnya lalu segera menelepon suaminya dalam fitur videocall.Nada sambung itu terdengar tiga kali sebelum wajah Indra Gustavo muncul di layar ponsel Thalita. "Halo, Cayangku, kenapa kok VC aku, kangen ya?" jawab pria itu dengan seringai lebar di wajah tampan bercambangnya."Halo, Mas Indra. Ini gawat, Mas. Papa ngamuk ke aku tadi di email. Beliau sama mama mau balik ke Jakarta naik yacht paling lambat sampai di rumah lusa, kat
อ่านเพิ่มเติม

Kompak, Kena Sidang Ortu

Sepulang dari kuliah, Thalita makan siang lalu duduk di teras depan rumahnya memandangi ayam-ayam kalkun peliharaan kesayangan abangnya yang berjalan-jalan di halaman taman depan. Dia selalu terhibur melihat penampilan hewan unggas bertubuh besar yang gerakannya menurutnya agak kikuk itu. Jarang dia perhatikan ternyata piaraan Brian tersebut telah beranak pinak begitu banyak. Thalita pun tersenyum sambil bergumam sendiri, "Waktunya makan kalkun panggang nih kayaknya. Banyak amat keluarga kalkun piaraan si abang udah kayak se-RW aja tuh!"Sebuah taksi berwarna biru memasuki halaman kediaman Teja Kusuma yang luas lalu berhenti tepat di depan teras di mana Talitha sedang duduk bersantai di sofa. Jantungnya berdegub kencang, Thalita bangkit berdiri sembari terdiam memerhatikan tamu siang itu. "Thalita Sayangnya Mama!" seru Vanessa Teja Kusuma sambil berlari menaiki undakan teras depan menghampiri puteri kesayangannya.Ibu dan anak itu saling berpelukan serta berciuman pipi. "Apa kabar,
อ่านเพิ่มเติม

Menerima Pilihan Anak-Anaknya

Pak Kevin menjabat tangan Indra yang genggamannya kokoh itu sembari menilai menantu barunya dalam hati. Dia berkata, "Jadi kamu yang namanya Indra Gustavo ya? Tahu nggak kalau menikahi anak orang butuh persetujuan orang tua si gadis?"Kedua pria beda generasi yang sama-sama tegap dan jangkung itu berdiri saling berhadapan. Dan Indra tetap bersikap percaya diri dan juga sopan. Dia menjawab, "Iya, benar. Maafkan keterlambatan saya menemui Om dan Tante sebagai orang tua Thalita, yang sekarang sudah sah menjadi istri saya.""Lantas orang tua kamu gimana, Indra? Sudah tahu belum pernikahan kilat kalian ini? Apa Thalita sudah kamu pertemukan dengan mertuanya atau jangan-jangan malah belum sama sekali?!" cecar Pak Kevin bersedekap dengan nada bicara penuh penghakiman.Tubuh Indra bermandikan keringat dingin di balik setelan jas Armani yang dikenakannya. Ternyata papa Thalita lebih galak dibanding abangnya mirip Herder. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab dengan tenang, "Sebenarnya
อ่านเพิ่มเติม

Menantu Perempuan Pulang Larut Malam

"Suz, kamu nggakpapa 'kan kutinggal di Jakarta sendirian? Aku mesti balik ke Bali buat meeting bareng anak buahku ngebahas proyek baru Mister Rodrigo di Tanah Lot itu!" ujar Brian kepada Suzy di dalam kamar tidur mereka.Hari masih agak gelap sekalipun sudah pagi, memang sudah masuk bulan-bulan musim penghujan. Awan mendung menghalangi sinar matahari pagi dari fajar yang seharusnya telah merekah.Suzy yang masih memeluk tubuh telanjang suaminya di bawah selimut pun menjawab, "Aku nggakpapa kok, Mas. Tenang aja, kita juga sudah biasa LDR-an bukan?" "Hmm ... ya sudah kalau begitu. Kamu jangan cerita ke papa mama tentang pekerjaan kamu di The Glam Expat ya, Suz. Aku kuatir mereka akan salah paham, dikira kamu jual diri di sana bisa runyam ntar!" pesan Brian yang gelisah dengan kehadiran orang tuanya di Jakarta serumah dengan Suzy.Sejenak wanita itu berpikir kenapa runyam? Lalu dia paham dan mengangguk patuh. "Mas, aku nanti malam ada pentas kabaret, gimana dong?" tanya Suzy ragu. Peker
อ่านเพิ่มเติม

Kamu Dari Mana, Suzy?!

"Tumben dateng awal, Suz?" sapa Pak Hendrik, manager tempat kerja Suzy di meja bar The Glam Expat Night Club."Iya kebetulan lagi nggak ada kerjaan lain, Pak. Permisi ya, saya mau ke ruang rias artis dulu!" jawab Suzy tak ingin terlalu akrab dengan atasannya yang terkadang tatapannya membuat dia risih.Dengan langkah kakinya yang cepat Suzy bergegas masuk ke ruang di backstage. "SUZY, tumbeen kok udah nongol kamu di mari?! Yuk dirias dulu sama eike!" seru Jeng Rita, MUA yang menangani semua make up penari kabaret dan juga hostes girl di The Glam Expat."Yuk yuk ... aku padamu, Jeng!" sahut Suzy cekikikan karena kehebohan transgender bertangan dingin itu. Dia cocok dengan hasil riasan tangan Jeng Rita selama ini yang ekspresif kesannya dan mampu menonjolkan kelebihan dari setiap wajah yang diriasnya.Suzy segera duduk di kursi depan cermin rias. Dia diam berpasrah ketika wajahnya dibersihkan dengan cleanser lalu diolesi moisturiser, primer, foundation, lalu bedak tebal yang membuat waj
อ่านเพิ่มเติม

Terkena Mantra Pengasihan

"Hai Mas Brian!" sapa Bella ketika ikut menjemput bosnya di Bandara Ngurah Rai siang itu.Kening Brian berkerut dalam melihat mantan kekasihnya yang menjemput dirinya di bandara, sedangkan Hendrawan tak nampak di mana pun. "Lho, kok kamu yang jemput sih, Bell. Di mana Hendrawan?" balasnya sembari celingukan mengedarkan pandangannya di gerbang kedatangan penumpang pesawat dalam negeri."Hmm ... dia sakit perut, Mas. Jadi yang jemput sopir aja makanya aku gantiin dia di sini. Yuk kita ke parkiran mobil!" jawab Bella lalu menggandeng lengan pria bertubuh atletis dan jangkung itu."Eits ... tolong ya, jangan pegang-pegang. Kamu itu cuma sekadar karyawatiku bukan pacar apa lagi istri. Aku sudah nikah!" tegur Brian menepis tangan Bella yang melingkari lengannya. Setelah itu dia menyeret kopernya dan melangkah cepat menuju ke pintu keluar bandara.Sopirnya, Bli Restu telah menunggu Brian dengan Pajero Sport hitam di depan pintu keluar Bandara Ngurah Rai. Dari arah belakang, Bella berlari-lar
อ่านเพิ่มเติม

Diusir Dari Pondok Mertua Indah

"Ayo jawab, kenapa kok kayak kebingungan gitu sih? Kami butuh tahu ke mana menantu kami pergi sejak sore sampai jam satu pagi," desak Pak Kevin Teja Kusuma sembari menatap curiga ke arah Suzy. Kali ini Nyonya Vanessa enggan untuk membela menantunya karena dia juga penasaran dengan jawaban Suzy. Dia hanya terdiam tanpa berniat menambah tekanan untuk perempuan muda yang seumuran dengan puteri bungsunya itu."A—aku ... aku pulang kerja, Pa, Ma," jawab Suzy terbata-bata. Dia tak tahu bagaimana harus berbohong ketika berada dalam kondisi terdesak seperti saat ini. Seandainya menjawab dugem, orang tua suaminya pasti berpikir dia telah selingkuh ketika Brian tak ada di Jakarta. Jadi mungkin kejujuran lebih diterima dengan baik, pikir Suzy."Kerja? Pekerjaan apa yang dilakukan di malam hari sampai harus pulang dini hari? JAWAB!" cecar Pak Kevin dengan suara nyaring hingga membuat Suzy memejamkan matanya ketakutan.Sebenarnya Nyonya Vanessa yang lembut hatinya tak tega melihat Suzy dihardik o
อ่านเพิ่มเติม

Pengidap Nymphomania

Bunyi getaran ponsel Brian membangunkan Bella yang kelelahan melayani Brian beberapa ronde nonstop. Sementara pria jantan yang staminanya tak perlu diragukan lagi itu lelap beristirahat pasca bergulat bersama Bella di atas ranjang tadi, diam-diam Bella membuka ponsel Brian.'Huhh, sialan. Ada pesan dari sainganku ternyata. Kubuka deh apa isi pesannya sekalian kuhapus aja biar Mas Brian nggak keinget sama Suzy!' batin Bella seraya menbaca pesan dari istei sah Brian. Dia tersenyum licik setelah mengetahui apa yang tertulis dalam pesan itu.Dengan segera Bella menghapus pesan dari Suzy bahkan memblokir nomor wanita itu di HP Brian. Tadi rupanya saat dia dan Brian asik indehoy, ada beberapa kali missed calls dari istrinya. Namanya lagi seru bertarung panas masa sih peduli dengan ponsel yang sekadar bergetar saja di nakas.'Ohh, jadi kerjaan si Suzy itu aslinya penari kabaret tho?! Syukurin ortunya Mas Brian mergokin pulang dini hari, rasain akibatnya! Emang enak jadi gelandangan ... diusi
อ่านเพิ่มเติม

Anak Perempuan yang Telah Lama Hilang

"Tuan Harry, panti asuhan yang disebutkan oleh pengasuh anak itu mengonfirmasi bahwa pada tanggal Serena hilang, mereka menerima seorang bayi berusia setahun yang diserahkan wanita misterius," ujar Bill Keller, detektif swasta yang disewa jasanya untuk mencari puteri kandungnya yang hilang dua puluh tahun silam.Harry Livingstone membalik badannya dari balik kaca jendela kantornya di Jakarta Pusat. Dia menghela napas lalu berkata, "Ajak kepala pengawalku untuk menjemputnya, Bill. Aku ingin menemuinya dan memintanya tinggal kembali bersamaku!""Tentu saja, Tuan Harry. Saya permisi!" sahut Bill Keller lalu meninggalkan ruang presdir Cocoa Palm World Company. ***Sesampainya di Denpasar, Bali usai pesawatnya mendarat, Suzy segera mencari taksi bandara untuk mengantarnya ke mess karyawan Teja Kusuma Realty di Candidasa. Dia tak ingin menggunakan taksi online lagi karena trauma kejadian naasnya yang lalu saat nyaris diruda paksa sopir iseng.Perjalanan mobil itu berjalan lancar selama dua
อ่านเพิ่มเติม

Sadar yang Terlambat

"Bella, kamu ngaku saja deh. Apa kamu ngasi guna-guna ke Pak Brian? Dia nggak bakalan kayak orang kena pelet begini kalau posisi normal!" desak Hendrawan yang menemui Bella sendirian di depan pintu toilet kantor cabang Tanah Lot yang baru ditempati selama seminggu ini.Janda kembang itu tertawa renyah sembari menatap sinis kepada Hendrawan. "Mau tahu aja! Urusin aja kerjaan kamu sendiri, ngapain kamu ngurusin aku, hahh?!" tukasnya judes lalu melangkah melewati pemuda itu.Namun, Hendrawan segera menangkap lengan Bella seraya memperingatkan, "Kamu jangan macam-macam ya sama Pak Brian! Dia sudah punya istri, ngapain juga ngeladenin kamu. Dasar janda kegatelan!""Ckk ... lepasin nggak, atau kamu kulaporin ke Mas Brian kalo udah kurang ajar ngegodain aku di toilet!" ancam Bella sembari melotot.Akhirnya, Hendrawan dengan terpaksa melepaskan cengkeraman tangannya di lengan Bella. Dia mendesis kesal melihat wanita itu melenggang pergi dengan sok kecantikan."Aduh, kok jadi runyam begini sih
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status