"Loh, kok, ada si ular betina?" Dannis langsung berdiri dan menoleh ke arah Airin. "Siapa yang kau panggil dengan ular?!" Airin mengernyitkan matanya dengan tatapan tajam. Lelaki itu tidak menjawab sahutan Airin. Ia malah melirik ke arah Nina yang tampak memalingkan wajahnya dari Dannis. Tampak perempuan itu menjauhi Dannis dengan sengaja. Ia tidak mau menatapnya dan malah beralih bicara dengan Juna. "Kenapa Anda bodoh sekali! Untung saja Pak Andika tidak ada di kantornya," ungkap Nina. "Maaf, tapi kami harus melakukannya. Bila surat itu tidak diambil, maka kami akan kehilangan tanah dan universitas itu," pikir Juna. Ruangan itu begitu suram. Terlihat dari interior yang didominasi oleh warna abu-abu, hitam dan warna sejenisnya. Pemilihan furniturenya juga agak monoton dengan warna dindingnya. Tidak ada yang spesial dari hiasan dan interiornya. Namun, pandangan Dannis justru terpaku ke meja kantor Andika Kartanegara. Rapi, tidak ada berkas yang tergeletak di atasnya. Meja kayu be
Last Updated : 2023-09-19 Read more