Semua Bab Terjebak Pernikahan Penuh Derita: Bab 131 - Bab 140
164 Bab
Sampai Kapan Sembunyi Terus
Allice mengerjap perlahan saat terbangun dari tidur nyenyaknya. Namun ketika teringat pertemuannya dengan Arsen semalam. Dia langsung terkesiap.“A-Arsen?” panggil Allice sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar.Kosong.Apa ini mimpi? Apa Arsen hanya muncul di mimpinya? Namun ketika dia menyingkap selimut hendak turun dari ranjang. Allice baru sadar kalau dia tidak memakai sehelai benang pun. Bahkan kulit putih halusnya kini terdapat banyak sekali bekas kiss mark.“Sayang, kamu bisa ambilkan baju milik Hexa?”Arsen tiba-tiba muncul dari kamar mandi memakai baju penjaga yang semalam digunakan.“Arsen.” Allice berdiri lalu memeluk sang suami.“Hei, kamu kenapa?” lirih Arsen sambil menangkup kedua sisi wajah Allice. Wanita itu menangis lagi.“Aku tadi takut kalau ternyata kejadian semalam hanya mimpi,” rengek Allice dengan sisa tangisan kecilnya.Arsen tersenyum kemudian mengecup bibir itu singkat.“Aku disini. Aku yang akan mengajakmu kembali,” ujar Arsen begitu yakin.Allice baru bi
Baca selengkapnya
Kabar yang Menyesakkan
Suara ketukan Salma di pintu kamar membuat Allice terperanjat. Dengan cepat, ia meminta Arsen bersembunyi di kamar mandi sebelum membuka pintu untuk Salma. Wajah kepala pelayan itu menampakkan rasa curiga saat memasuki kamar Allice."Sejak semalam ada penyusup," ungkap Salma dengan tatapan yang semakin menyelidik."Penyusup? Siapa?" tanya Allice gugup, berusaha menyembunyikan kepanikan yang menggelayut di hatinya.Salma tersenyum miring, matanya mengamati setiap sudut kamar dokter itu, mencari tanda-tanda keberadaan penyusup.Allice mencoba mengalihkan perhatiannya dengan berkata, "Aku tadi ke kamar karena perutku kurang nyaman. Kalau kamu cari penyusup, aku tidak menemukannya di kamarku."Salma masih belum puas, ia melanjutkan pengamatannya. Ya, dia curiga pada Allice ketika wanita itu ijin ke kamar sambil membawa piring berisi nasi dengan porsi yang lebih banyak dari biasanya. Bukankah orang kalau perutnya sedang bermasalah pasti malas makan?“Frank!” panggil Salma.Kepala penjaga y
Baca selengkapnya
Mengirim Pesan Bantuan
Di tengah pulau yang dikuasai mafia, kebun yang hijau dan subur menjadi sumber harapan bagi Hexa untuk menyelamatkan Lucetta dengan cepat.“Aku yakin akan bisa menyembuhkannya segera dan kami bisa bebas dari pulau ini.” Hexa menarik nafas sesaknya.Sungguh dia sangat merindukan Dhea dan juga keponakannya. Mereka pasti sangat bersedih karena masih menyangka dirinya sudah tiada.Dengan kaki yang masih sedikit pincang karena luka belum 100% sembuh. Hexa mulai mencari. Diedarkan pandangan. Tumbuhan-tumbuhan yang tumbuh di sana bervariasi, menciptakan semacam hutan mini yang tersembunyi. Daun-daun hijau yang segar bergoyang lembut diterpa angin, menghasilkan suara desiran yang menenangkan. Beberapa bunga yang mekar menambahkan sentuhan warna pada kebun, mengeluarkan aroma yang harum dan menenangkan.Dia mencari tumbuhan yang dapat dijadikan aromaterapi untuk merangsang syaraf otak pasiennya agar bisa merespon dengan cepat. Tangan Hexa bergerak lincah memetik daun dan bunga yang ia perlukan
Baca selengkapnya
Pelukan Terakhir
“Aku periksa pasien dulu ya,” ucap perawat lain.Temannya pun mengangguk dan melanjutkan masuk ke ruangan staff untuk mengecek apa yang terjadi di dalam.“Ada orang di dalam?” seru perawat itu mulai melangkah masuk.Namun baru saja dia hendak menoleh ketika ada bayangan dari balik sisi lemari. Sesuatu tertancap di lehernya. Tak lama dia pun pingsan.“Huh! Untung aku sudah mempersiapkan ini,” gumam Hexa setelah berhasil menyuntikkan obat tidur dengan dosis tinggi. Hingga dalam hitungan detik perawat itu tergeletak di lantai.“Wow! Apa yang kamu lakukan?” ujar Arsen keluar dari persembunyiannya.“Hanya membuatnya tidur.” Hexa menarik jarum suntik lalu membuangnya di tempat sampah. Dia pindahkan perawat itu ke atas sofa ruangan.“Sudah selesai?” tanya Hexa menoleh pada Arsen.“Sudah! Aku langsung keluar.”Hexa mengangguk sebagai isyarat kalau mereka memang harus keluar dari sini secepatnya.***Sore ini cukup cerah. Nadya sengaja masuk ke kamar Oscar. Ya, hanya dia dan istri sah Oscar ya
Baca selengkapnya
Hukuman Bagi penghianat
“Frank!”Allice akhirnya memberanikan diri untuk memanggil kepala pengawal itu. Dia menarik nafasnya dalam-dalam sebelum akhirnya kedua kaki jenjang itu melangkah mendekati pria bertubuh besar yang sedang bersama Arsen.Frank lebih dulu melihat sekitar. Jangan sampai obrolan dia dengan Allice menimbulkan kecurigaan. Apalagi setelah dua hari Oscar kembali, suasana begitu tegang di area mansion itu.“Aku tau kamu sengaja menolongku dan Arsen karena kamu juga ingin keluar dari sini kan?” tanya Allice to the poin.Bukan hanya sekali, tapi Frank berulang kali menolongnya. Mulai dari saat Allice mengambil ponselnya di kamar Frank. Lalu membiarkan Arsen selamat ketika sembunyi di kamar mandi Allice. Juga dia selalu menyelamatkan Arsen ketika pria itu hampir dicurigai pengawal lain.“Sebentar lagi bantuan akan datang. Tenang saja, kami tidak akan melukai siapapun termasuk tuanmu. Kami hanya ingin kita bebas,” sambung Allice.Frank terdiam sesaat lalu dia mengangguk kecil. “Aku rindu anak dan
Baca selengkapnya
Kedatangan Penolong
“Lucetta?”Entah mengapa jantung Oscar berdegup sangat kencang. Antara senang tapi juga terkejut karena ketahuan sedang bersama Nadya di kamar.Wanita itu masih duduk di kursi roda bersama Hexa yang tadi membawanya ke kamar Oscar.“S-Sayang? Apa ini mimpi? Kalau memang mimpi, tolong jangan bangunkan aku.” Oscar berjalan mendekat dengan mata yang berbinar.Lucetta masih menatap Nadya yang berdiri di tempat. “Tadinya aku meminta Dokter Hexa membawaku ke menemuimu. Aku ingin memberimu kejutan karena kesembuhanku. Tapi rupanya aku yang terkejut di sini.”“Apa maksudmu, Sayang?” Oscar lalu mengikuti arah pandang Lucetta. Dia menoleh pada Nadya.“Ah, dia?” Oscar berjongkok lalu meraih tangan istrinya. “Dia pelayan di sini. Dia baru saja membereskan pakaianku. Tapi aku marah padanya karena ada salah satu kemeja yang dia rusak karena lalai dalam bekerja,” ungkap Oscar begitu enteng.Dada Nadya sesak rasanya. Dia palingkan wajah itu sambil mengerjapkan mata lentiknya supaya tak ada air mata ya
Baca selengkapnya
Akhir Kisah Pulau Asing
“Darren?” Nadya terkejut ada Darren di mansion ini. Tapi Darren pun tak kalah terkejut. “Nadya? Kamu jadi korban kecelakaan pesawat juga?” tanyanya. Nadya menggeleng. “A-Aku ....” “Darren! Tolong Arsen!” Allice yang nampak lemah itu berlari menghampiri dengan gelagat paniknya. “Ya, aku dan Hexa akan mengurusnya. Kamu tenang saja.” Darren masih sempat mengusap bahu Allice baru kemudian dia masuk ke ruang operasi yang sudah Hexa persiapkan. Suara Allice rasanya mau habis untuk sekedar menangis. Sudah beberapa jam dia menjerit di penjara bawah tanah, memohon supaya mereka berhenti menyiksa Arsen yang sedang dianggap penyusup dan musuh berbahaya. Beruntung berita penangkapan Allice dan Arsen di dengar Hexa. Dia yang merasa sudah memiliki kuasa karena telah menyelamatkan Lucetta pun dengan berani menerobos masuk ke ruang bawah tanah. Meski awalnya penjaga tidak percaya, tapi Hexa bersikeras mengatakan kalau Oscar sudah mengijinkannya. Dari situ Hexa bisa mengeluarkan Arsen dan segera
Baca selengkapnya
Pergi Membawa Janin Sendiri
"Jadi kamu di sini?" Pandangan manik mata Allice itu kini jatuh pada sosok wanita bergaun peach yang tengah duduk di sofa empuk yang berada tepat di dack teratas kapal pesiar itu. Sepoi-sepoi angin yang menerpa helaian surai wanita berbibir pucat Nadya. "Langitnya sangat indah, tapi entah kenapa rasanya sakit sekali di sini," ungkap Nadya sembari menyentuh ulu hatinya yang terasa sesak. Allice tak bisa menahan diri untuk tidak merengkuh wanita di hadapannya ini. Penderitaan yang dialami Nadya membuat siapapun pasti akan merasa iba. Jemari Allice mengelus punggung rapuh Nadya. "Aku tahu ini tidak adil untukmu." "Hanya saja, aku percaya satu hal. Tuhan tidak akan memberikan luka tanpa obat. Kamu hanya butuh waktu untuk menemukannya." Rengkuhan itu diurai perlahan oleh Nadya yang kini menyorot lekat tepat di mata indah milik Allice yang memancarkan ketulusan.
Baca selengkapnya
Pelukan Rindu
"Oma, kenapa Papa dan Mama belum kelihatan? Anna kangen ingin peluk Mama," keluh bocah kecil berkuncir kuda dengan bibir cemberut.Bagaimana tidak kesal, sudah berdiri lama tapi yang dinanti-nanti belum juga nampak batang hidungnya. Rindu terlanjur membuncah di hati anak kecil ini.Yap! Kabar kembalinya korban kecelakaan pesawat akhirnya sampai pada keluarga. Dan di sini, tepatnya di ruang tunggu pelabuhan, segerombolan keluarga besar Allice dan Arsen telah hadir sejak tiga puluh menit yang lalu.Mereka semua tak sabar untuk melihat kepulangan Arsen dan Allice setelah sekian lama menghilang tanpa jejak.Imelda yang melihat cucunya tampak letih sekaligus bosan akhirnya turun tangan. Menggendong Anna dengan penuh perhatian.Tak lupa, kalimat penenang diutarakannya untuk mengusir kegundahan hati sang cucu.Jemari Imelda mengelus pipi gembul Anna. "Hey, cucu Oma yang cantik jangan sedih dong. Kan sebentar lagi mau ketemu Papa dan Mama. Sabar dulu ya. Nanti kalau mereka sudah datang, Anna
Baca selengkapnya
Undangan Dadakan
Hari yang cerah diawali dengan langkah mantap seorang pria dengan jas putih kebesarannya. Turun dari mobil sedan abu, aura tegasnya menguar begitu jelas.Sang pemilik punggung tegap itu bahkan tak sungkan melempar senyum balik kepada orang-orang yang menyapanya."Pagi, Dokter Hexa."Ya, dia-lah Hexa Alexander, direktur RS Internasional yang kini telah kembali bekerja setelah satu minggu beristirahat pasca kepulangan dari insiden kala itu. Anggukan juga seulas simetri sabit tercetak di bibir Hexa. "Pagi."Ditemani oleh dua asisten dokter di belakangnya, Hexa menaiki lift yang berada di ujung lorong. Tujuannya kini mengarah ke gedung H, tempat diadakannya meeting penting hari ini."File evaluasi-nya sudah siap semua kan?" tanya Hexa pada Armer, asisten dokter yang kebetulan mendapat bagian untuk mengurus laporan pasien khusus."Sudah, Dok. Semuanya aman." Armer menjawab dengan lugas yang disambut anggukan singkat dari Hexa.Ketika hendak menekan tombol lift, secara bersamaan Allice mun
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status