Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 21 - Chapter 30

1284 Chapters

21. Manggala vs Bajing Ireng

“Rhenata Apa-apaan kau ini?” kata Patih Ranggapati, bergetar.“Paman Guntur Selaksa, periksalah bahu kiri Patih Ranggapati. Sewaktu pulang bersamaku dulu, dia mengatakan kalau luka di bahunya adalah akibat serangan orang-orang Bajing Ireng. Sesungguhnya, luka itu akibat sayatan Kipas Naga milikku...,” sambung Rhenata pada Mahapatih Guntur Selaksa, tanpa mempedulikan keterkejutan Patih Ranggapati.Rupanya, Rhenata sudah mulai mempercayai siasat yang diterapkan Manggala, untuk membuktikan keterlibatan Patih Ranggapati dalam menebar bencana di Kerajaan Madangsewu.Lelaki tinggi besar bernama Mahapatih Guntur Selaksa menatap Patih Ranggapati dengan sinar mata tidak percaya. Bagaimana mungkin orang yang selama ini dikenal baik sebagai perwira kerajaan dengan kesetiaannya yang tak diragukan itu berkhianat? Namun mengingat yang memerintah adalah putri raja, mau tak mau Mahapatih Guntur Selaksa mengabulkannya.“Kemarilah, Patih Rangg
last updateLast Updated : 2023-09-06
Read more

22. Tenaga Inti Geledek yang dahsyat

Setelah terlebih dahulu meliukkan tubuhnya menghindari jilatan cemeti.Ctar!Cemeti di tangan Bajing Ireng terlepas seketika. Sedangkan tubuh Si Buta dari Sungai Ular meluncur turun di belakang Bajing Ireng. Begitu mendarat, dengan satu gerakan sulit dihindari, tongkat pusakanya menyergap wajah Bajing Ireng saat masih di udara.“Aaakh!”Dalam keadaan begitu, mata Si Buta dari Sungai Ular melihat tubuh Rhenata melayang mengerikan. Rupanya, seorang dari si Kembar dari Tiongkok berhasil menghempaskan tubuh gadis itu dengan pukulan jarak jauh.“Rhenata!” teriak Manggala terkejut. Pada saat itu, perhatiannya pada Bajing Ireng buyar.“Hiaaat”Berbareng satu gerakan berputar, Bajing Ireng yang berjuluk Siluman Pencabut Nyawa berhasil melepaskan diri.Setelah tubuhnya menghadap ke arah Si Buta dari Sungai Ular, tangannya bergerak bergantian secara beruntun.Des! Des! Des! Des!Empat puk
last updateLast Updated : 2023-09-06
Read more

23. Dendam Gaja Ireng

Gaja Ireng paham jika Mandrawata terpesona dengan kecantikan putrinya itu. Untuk tidak merusak suasana, Gaja Ireng tak menegur tamunya itu. Dan lagi, toh Sakawuni mengacuhkan pandangan Mandrawata."Kiranya yang mulia Gaja Ireng sudi menerima seluruh murid-murid saya bernaung di bawah Panji Hantu," lanjut Mandrawata."Bagus, bagus!" Gaja Ireng tersenyum senang."Dan saya sendiri siap mengabdi pada yang mulia," ujar Mandrawata lagi sambil melirik Sakawuni."Apakah pengabdianmu tidak ada maksud lain?" Pancing Gaja Ireng.Mandrawata terdongak. Gaja Ireng memang bermaksud menyindir. Mandrawata menangkap maksud itu. Dia pun menundukkan kepalanya. Kecantikan gadis itu telah membuatnya jadi dungu. Dia lupa kalau yang dihadapinya kini adalah Gaja Ireng."Ayah, beri dia ujian untuk pengabdiannya!" suara Sakawuni terdengar lembut dan halus, namun nadanya menyimpan kebengisan dan kekejaman."Kau dengar permintaan putriku, Mandrawata?" Gaja Ireng
last updateLast Updated : 2023-09-06
Read more

24. Panji Hantu

"Saya mengaku kalah, dan berjanji akan mengabdi sepenuhnya demi Panji Hantu!"Sakawuni tertawa senang."Berikan penawar racunmu, Sakawuni." Kata Gaja Ireng sekali lagi.Sakawuni merogoh saku bajunya dan menyentil sebutir pil berwama merah. Dengan cepat Gaja Ireng menangkapnya dan menyodorkan kepada Mandrawata. Tanpa sungkan lagi, Mandrawata segera menelan pil merah itu.Seketika tubuhnya terasa terbakar. Keringat deras mengucur membasahi sekujur tubuhnya. Wajah tampan dan bengis itu berubah memerah tegang. Segera dirapatkan kedua telapak tangannya ke depan dada."Jangan berlaku bodoh!" bentak Sakawuni. "Hawa murni akan mempercepat kematianmu!"Mandrawata tersentak. Cepat-cepat dilepaskan kedua telapak tangannya. Dibiarkan hawa panas itu menjalari tubuhnya. Sungguh tak tertahankan. Ingin rasanya mengerahkan tenaga dalamnya, tapi peringatan tadi mengurungkan niat itu."Hoek!" Tiba-tiba saja cairan hitam meluncur dari mulut Mandrawata. K
last updateLast Updated : 2023-09-06
Read more

25. Di hadang

"Berhenti...!"Mandrawata terkejut mendengar bentakan yang keras. Seketika dia menarik tali kekang kudanya. Kuda hitam itu meringkik sambil mengangkat dua kaki depannya, lalu berhenti. Mandrawata mengedarkan pandangannya.Tak ada seorang pun terlihat di sekitar situ. Mandrawata yakin pasti orang yang membentak itu mempunyai kepandaian yang tinggi. Segera dia waspada."Siapa pun adanya, keluar! Jangan seperti tikus busuk bersembunyi dalam got!" Teriak Mandrawata dibarengi penyaluran tenaga dalam yang besar sehingga menggema ke seluruh bukit.Begitu hebatnya tenaga dalam yang dimiliki Mandrawata, sehingga hembusan angin berhenti seketika. Matanya kembali beredar ke sekelilingnya."He he he..., ternyata Si Samber Nyawa hanya mengandalkan bacot!" terdengar suara ejekan menggema."Monyet buntung! Kalau punya nyali, keluar!" Mandrawata panas."Sejak tadi aku di sini, Mandrawata."Rasa terkejut Mandrawata bagai disengat ribuan tawon.
last updateLast Updated : 2023-09-07
Read more

26. Kelompok Panji Hantu

"Tunggu!" sentak Empu Danuraga tiba-tiba. "Kau takut dengan Ajian Tapak Beracunku!" ejek Mandrawata. "Meski kau gunakan nama lain untuk ajianmu itu aku bisa kenali kalau ajian itu adalah gerakan 'Aji Racun Merah'! Ada hubungan apa kau dengan Setan Racun Merah?" "Apa pedulimu dengan tua bangka tolol itu?" Dengus Mandrawata. "Apa hubunganmu dengan Setan Racun Merah?" Desak Empu Danuraga. "Ha ha ha....'"Mandrawata hanya tertawa. Empu Danuraga mengkeretkan gerahamnya. Sinar matanya tajam menatap Mandrawata. Hampir sepuluh tahun dia tidak pernah mendengar kabar Setan Racun Merah. Dan sekarang, tiba-tiba saja jurus ampuh itu diperagakan Mandrawata. Walau dengan nama lain, tetapi Empu Danuraga masih bisa mengenali dengan baik. Lebih-lebih ketika melihat kedua telapak tangan Mandrawata memerah seperti terbakar. "Kau memiliki 'Aji Racun Merah', tentunya kau kenal baik dengan Setan Racun Merah. Katakan, di mana dia sekarang?" Dingin suar
last updateLast Updated : 2023-09-07
Read more

27. Lima Pari Emas

"Simpan kalung itu, dan segera temui ayah!" Kata Sakawuni. Matanya masih menatap ke arah sudut ruangan."Di mana Gaja Ireng?" Tanya Mandrawata."Di penginapan Mawar Jingga."Mandrawata memakai kembali kalungnya kemudian melangkah keluar kedai.Penginapan Mawar Jingga berada di perbatasan antara dukuh Giring dengan dukuh Merang. Gaja Ireng selalu menggunakan penginapan itu jika keluar dari Lembah Hantu.Baru saja Mandrawata keluar, dia kembali la dan berdiri didepan pintu. Mukanya merah pada seperti menahan marah."Ada apa?" Tanya Sakawuni.Mandrawata tak menyahut. Dilemparkannya sebuah ruyung ke arah Sakawuni. Dengan tangkas gadis itu menangkapnya. Ruyung itu terbungkus selembar daun lontar yang diikat dengan pita merah.Sakawuni mendelik setelah mengetahui isinya Daun lontar itu bertuliskan sebaris kalimat, "Kalian anggota Panji Hantu, harus mampus di tangan kami!" Sakawuni segera menatap kelima orang yang masih acuh di sudut.
last updateLast Updated : 2023-09-07
Read more

28. Manggala datang membantu

Sementara itu pertarungan lain masih terus berlangsung sengit. Pertarungan antara Mandrawata dengan Langlang Pari telah berlangsung di luar kedai. Disusul oleh Kanta Pari, Dadap Pari, dan Baga Pari yang bertarung melawan Tiga Serangkai Rantai Baja. "Jangan lari, Rahib Murtad!" seru Tatra Pari melihat Pradya Dagma melompat menembus atap kedai. Tatra Pari mengikutinya. Di atas atap kedai mereka kembali bertarung. Sakawuni yang kini sudah berada di luar kedai, mengawasi pertarungan tanpa mengedipkan mata. Hatinya agak khawatir melihat salah seorang dari Tiga Serangkai Rantai Baja terpojok melawan Baga Pari. Hingga tiba-tiba...."Crab!" Pedang Baga Pari menembus lawannya. Darah muncrat bersamaan dengan limbungnya salah satu dari Tiga Serangkai Rantai Baja. Tanpa bersuara sedikit pun, orang itu ambruk tidak bergerak lagi. Baga Pari berdiri tegang dengan pedang tergenggam erat di tangan kanannya. Ujung mata pedangnya berlumuran darah. Saat matanya melihat Tatra Pari bertempur melawan Rah
last updateLast Updated : 2023-09-07
Read more

29. Siasat

HATI Manggala merasa tidak tega melihat laki-laki tua dikeroyok lima orang bersenjata pedang. Dia tidak tahu kalau laki-laki tua itu adalah seorang tokoh dari golongan hitam. Hati Manggala yang masih polos belum bisa membedakan mana kawan dan mana lawan."Kenapa mereka sampai mengeroyok kakek?" Tanya Manggala dengan sopan dan lembut."Mereka ingin membunuhku!" Sahut Pradya Dagma. Sekejap saja dia mampu mengukur kepandaian anak muda ini. Otaknya yang dipenuhi akal licik, segera memanfaatkan kehadiran Manggala yang polos itu."Apa salah kakek?" Tanya Manggala tidak menyadari kalau dirinya diperalat."Mereka ingin mengambil putriku!"Pandangan Manggala segera terarah pada Sakawuni yang berdiri agak jauh. Hatinya tergetar ketika melihat gadis itu. Sakawuni yang mendengar pembicaraan itu hanya tersenyum dalam hati. Sudah dapat ditebak maksud Pradya Dagma. Tapi dirinya dan Pradya Dagma bingung, kenapa pemuda buta itu bisa menoleh tepat ke arah Sakawuni,
last updateLast Updated : 2023-09-08
Read more

30. Teratai Putih

"Hey! Ada apa?" Pekik Sakawuni kaget."Teratai Putih...," Laki-laki itu tidak meneruskan kalimatnya. Dia telah ambruk tak bernyawa.Belum lagi hilang rasa terkejut, tiba-tiba dari pintu berrmunculan orang-orang berpakaian serba putih dengan sulaman bunga teratai di dada. Bahkan beberapa orang muncul dari atas atap ruangan ini. Jumlah mereka semua tak lebih dari dua puluh orang.Beberapa pengunjung segera berhamburan keluar menyelamatkan diri. Keadaan di kedai makan kian berubah panas dan tegang. Sakawuni segera berdiri diikuti yang lainnya."Kalian datang langsung membuat onar. Apa maksud kalian?" dingin suara Sakawuni. Matanya menatap tajam pada orang yang berdiri paling depan."Kami ingin menuntut balas atas kematian saudara-saudara kami!" Sahut laki-laki yang berdiri paling depan."Pragola, kenapa bukan Pasopati saja yang datang ke sini?!" Dengus Dewi Asmara Dara."Guruku terlalu suci berhadapan denganmu, perempuan liar!" Sahut Pra
last updateLast Updated : 2023-09-08
Read more
PREV
123456
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status