"Tapi.... Tapi aku tak mempunyai uang, Orang Tua," sahut Pembunuh Iblis gelagapan."Aku tidak mau tahu! Pokoknya kau harus bayar. Mana ada ramalan cuma-cuma. Di mana-mana juga harus bayar. Cepat, Bocah!" desak Peramal Maut."Aku.... Aku tidak mempunyai uang, Orang Tua," sahut Teguh Sayekti meyakinkan."Benar?""Benar.""Bagus! Kalau begitu, nyawamulah sebagai bayarannya!" tukas Peramal Maut. Sepasang matanya yang melesak ke dalam mendadak jadi beringas. Kaki kanannya pun sudah disurutkan ke belakang, membentuk kuda-kuda kokoh sambil memutar-mutar tongkat bututnya."Kau benar-benar ingin membunuhku, Orang Tua?" perangah Pembunuh Iblis, seolah tak percaya melihat perubahan sikap Peramal Maut."Ya!""Tapi... Bukankah aku tak menyuruhmu meramalku?" tukas Pembunuh Iblis, berusaha menenangkan Peramal Maut."Ya. Tapi, bukan berarti kau tak harus membayar setelah mendengar ramalanku?""Hm...! Benar-benar aneh watak orang
Last Updated : 2024-05-13 Read more