🏵️🏵️🏵️ “Ogah, ih. Amit-amit.” Sarah meruncingkan bibirnya sambil mengangkat bahu. “Iya, deh. Kan, udah ada Rey, ya.” Tasya menyebut nama pemuda yang telah lama memiliki rasa lebih untuk Sarah. “Apaan, sih? Aku belum mikir untuk jatuh cinta sekarang.” “Tapi dianya cinta. Nggak mungkin kamu melarangnya.” “Udah, ah, lupain. Aku mau fokus ujian supaya dapat nilai terbaik. Kamu tahu, kan, apa keinginanku selama ini?” “Tahu banget malah.” Tasya sahabat terbaik Sarah sejak mereka duduk di bangku SMP. Dia sangat tahu apa yang Sarah inginkan selama ini. “Rey menuju ke sini, tuh.” Tasya tiba-tiba menepuk bahu sahabatnya tersebut sembari menunjuk ke arah Rey. “Aku ke toilet, ya. Malas ketemu dia.” Sarah memberikan alasan. “Kamu kenapa, sih, Rah? Orang cakep, kok, dianggurin? Sayang banget.” “Kalau mau, ambil aja.” “Iyeee! Dia cintanya ke kamu.” “Au, ah ... gelap.” Sarah pun segera beranjak meninggalkan Tasya menuju toilet. Dia tetap bersikeras menghindari Rey. Tasya sangat tahu ken
Read more