Bagaimana nasib Sarah?
🏵️🏵️🏵️ Dada Bu Ratna terasa sesak jika mengingat semua perbuatan baik dan pengorbanan Sarah terhadap keluarga. Putri sulungnya tersebut bahkan tidak dapat mewujudkan harapan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi demi orang tuanya. Wanita paruh baya itu sangat tahu kalau Sarah masih ingin menuntut ilmu di bangku kuliah. Namun, harapan itu tidak dapat terwujud karena putrinya lebih memilih mengorbankan cita-cita demi menyelamatkan nyawa Pak Dimas. Bagi Sarah, hidup sang ayah jauh lebih berharga daripada sekadar impiannya. “Maafin Ibu, Sayang, karena keinginan kamu untuk kuliah telah kandas demi keselamatan ayahmu.” Bu Ratna menyampaikan apa yang dia rasakan kala itu kepada Sarah sebelum resmi menjadi istri Wisnu. “Sarah nggak apa-apa, Buk. Sarah ikhlas melakukan ini demi Ayah. Keselamatan Ayah jauh lebih berharga.” Bu Ratna tidak kuasa menahan air matanya agar tidak kembali jatuh mengingat pengorbanan putrinya tersebut. Bu Ratna merasa tidak sanggup membayangk
🏵️🏵️🏵️ “Saraaah! Ampuni aku, Sayang. Aku nggak mau kehilanganmu. Aku ingin kita sama-sama menjaga dan membesarkan anak kita.” Wisnu menggenggam tangan Sarah lalu menciumnya. “Andaikan waktu dapat diputar kembali, aku nggak akan pernah mengabaikanmu. Bangunlah, Bidadariku. Mari kita memulainya dari awal.” Air mata Wisnu kini menganak sungai dan sulit untuk dibendung. “Kamu harus bangun! Aku tahu kalau kamu sangat kuat. Kamu harus mendengarkan pengakuan cintaku padamu, Sayang.” “Siapa yang memberikanmu hak untuk tidak membalas ucapanku? Bangun, Sayang. Aku mohon.” Wisnu menggoyang-goyang lengan sang istri. “Kalau kamu nggak bangun, aku akan marah!” Dia bersikap seolah-olah sedang memarahi Sarah. “Aku akan membentakmu dan mengatakan kalau kamu telah berhasil memasuki relung hatiku.” “Lihatlah, Bidadariku. Ada namamu terpatri di hati ini sekarang. Kamu bukan lagi pelarian semata untukku, tapi kamu adalah hidupku.” Wisnu memukul-mukul dadanya. “Kamu hebat karena telah berhasil me
🏵️🏵️🏵️ “Stop! Jangan memuji anak ingusan itu di depanku. Aku nggak akan pernah berpaling dari Sandra.” Wisnu tampak kesal kepada sahabatnya tersebut. “Masih aja ngelak. Aku tahu seperti apa sikapmu kalau karyawan di kantor ini dekatin Sarah. Tapi, ya, udah. Terserah! Aku mau ke ruangan sekarang. Malas ngadepin teman sepertimu. Sok jaim.” Kevin beranjak dari ruangan Wisnu menuju ruangannya. Sebelum Kevin tiba di ruangannya, laki-laki itu berpapasan dengan Sarah. Dia pun tiba-tiba memikirkan cara untuk membuat Wisnu kesal. Tanpa menunggu lama, Kevin menghentikan langkah wanita cantik yang ada di dekatnya. “Tunggu, Rah.” Kevin sudah siap dengan rencananya. “Iya, Pak.” Sarah pun menghentikan langkahnya. “Kamu diminta Pak Wisnu ke ruangannya.” Kevin merasa puas melontarkan kalimat itu. “Baik, Pak.” Sarah pun segera menuju ruangan Wisnu. Namun, apa yang terjadi? Wisnu sangat marah ketika Sarah memasuki ruangannya. Dia kesal terhadap Kevin setelah mengetahui kenapa Sarah ada di had
🏵️🏵️🏵️ Jessy kembali mengingat kesalahan yang pernah dia lakukan hingga membuat keluarganya malu. Saat itu, dirinya menjalin hubungan dengan Anjas, laki-laki yang telah memiliki istri dan anak. Jessy terpana dengan perhatian yang Anjas berikan. Jessy tidak peduli walaupun dia mengetahui status Anjas yang sebenarnya. Rasa kagum yang berubah menjadi cinta membuatnya buta hati. Dia tidak menyadari apa akibat dari cinta terlarang yang terjalin antara dirinya dan Anjas. Jessy merasakan kenyamanan bersama Anjas. Pertemuan mereka yang hampir setiap hari makin menguatkan rasa yang telah tumbuh. Kedua insan itu lupa kalau sebenarnya kedekatan mereka tidak pantas dilanjutkan ke tahap yang lebih serius. “Saya memiliki perasaan yang berbeda untukmu, Jes.” Kalimat itu terlontar dari bibir Anjas kala itu. “Tapi Bapak udah punya keluarga, walaupun kenyataannya saya juga memiliki perasaan yang sama seperti Bapak.” Jessy tetap mengakui rasa cinta yang dia miliki terhadap Anjas. “Jadi, kamu jug
🏵️🏵️🏵️ Wisnu pun langsung memberikan pukulan di pipi kiri Reno. Dia sangat marah mendengar pengakuan adik sepupunya tersebut. “Dasar adik nggak tahu diri.” Hati Wisnu sangat sakit karena adik sepupunya sendiri berani mengungkapkan perasaan cinta untuk istri yang kini dia dambakan. Laki-laki itu tidak terima dengan pengakuan yang keluar dari mulut Reno. “Cukup, Wisnu!” Pak Wildan pun menaikkan suara. “Usir anak ini dari sini, Pih. Saya membencinya!” Wisnu menunjuk Reno. Sementara Reno merasa puas setelah menyatakan apa yang dia rasakan terhadap Sarah dalam beberapa bulan terakhir ini. Akan tetapi, laki-laki itu sangat sedih dan kesal melihat wanita yang dia pikirkan harus mengalami penderitaan seperti yang dia saksikan saat ini. Reno kembali mengingat pembicaraannya dengan Sarah dua bulan setelah pernikahan wanita itu dengan Wisnu. Saat itu, dia telah memiliki perasaan yang berbeda terhadap istri kakak sepupunya tersebut. Reno terpesona melihat kecantikan Sarah. “Apa kamu menc
🏵️🏵️🏵️ “Ogah, ih. Amit-amit.” Sarah meruncingkan bibirnya sambil mengangkat bahu. “Iya, deh. Kan, udah ada Rey, ya.” Tasya menyebut nama pemuda yang telah lama memiliki rasa lebih untuk Sarah. “Apaan, sih? Aku belum mikir untuk jatuh cinta sekarang.” “Tapi dianya cinta. Nggak mungkin kamu melarangnya.” “Udah, ah, lupain. Aku mau fokus ujian supaya dapat nilai terbaik. Kamu tahu, kan, apa keinginanku selama ini?” “Tahu banget malah.” Tasya sahabat terbaik Sarah sejak mereka duduk di bangku SMP. Dia sangat tahu apa yang Sarah inginkan selama ini. “Rey menuju ke sini, tuh.” Tasya tiba-tiba menepuk bahu sahabatnya tersebut sembari menunjuk ke arah Rey. “Aku ke toilet, ya. Malas ketemu dia.” Sarah memberikan alasan. “Kamu kenapa, sih, Rah? Orang cakep, kok, dianggurin? Sayang banget.” “Kalau mau, ambil aja.” “Iyeee! Dia cintanya ke kamu.” “Au, ah ... gelap.” Sarah pun segera beranjak meninggalkan Tasya menuju toilet. Dia tetap bersikeras menghindari Rey. Tasya sangat tahu ken
🏵️🏵️🏵️ Sarah dengan polosnya tetap tidak mengerti maksud dari ucapan Wisnu. Dia justru yakin bahwa sang suami yang telah dia cintai hanya memikirkan Sandra. Pikiran seperti itulah yang telah menyebabkan dirinya tertekan hingga mengalami koma setelah melahirkan buah hati tercinta. Sarah tidak tahu bahwa saat hari dia ingin melarikan diri dari rumah Wisnu, sang suami sudah yakin akan segera mengakui perasaan cinta untuknya. Namun, kadang kenyataan tidak seindah harapan. Sebelum Wisnu mengungkapkan cinta kepada Sarah, wanita itu justru mengalami musibah hingga tidak sadarkan diri. Wisnu merasa menyesal karena tidak mengakui apa yang dia rasakan dari awal terhadap Sarah. Sekarang, laki-laki itu tetap berharap agar dirinya dan sang istri beserta sang buah hati kembali bersatu menjadi keluarga utuh yang sangat bahagia. Lamunan Wisnu buyar seketika setelah mendengar nada panggilan masuk dari ponselnya. Dia pun meraih benda pipih itu dari saku kemejanya. Ternyata telepon daru dokter yan
🏵️🏵️🏵️ Ketakutan makin menghantui pikiran Sarah. Dia bahkan berharap tidak ingin bertemu Wisnu lagi, asalkan dirinya tetap bersama dengan sang buah hati. Bagi Sarah, anak yang kini berada di dekatnya adalah pengobat hati. Sarah tidak berharap agar Wisnu menerima dirinya sebagai istri yang diinginkan karena dalam pikiran wanita itu, sang suami hanya mencintai Sandra. Sarah merasa tidak mampu merebut hati suami tercinta dari Sandra. Hanya satu hal yang Sarah harapkan saat ini, tidak dipisahkan dengan anak yang telah dia lahirkan. Sarah tidak peduli jika dirinya harus diusir dari rumah Wisnu, yang penting tetap berada di dekat sang buah hati. “Saya mohon, Mas. Jangan pisahkan saya dengan anak saya. Mas bisa mendapatkan keturunan dari wanita yang Mas cintai.” Sarah makin takut setelah Wisnu duduk di sampingnya. Dia membelakangi laki-laki itu. “Kenapa kamu mikirnya seperti itu? Siapa yang berniat misahin kamu dan anak kita?” Wisnu memegang pundak istrinya. “Mas pernah mengucapkan k
🏵️🏵️🏵️ “Walaupun dulu Mas selalu kasar sama saya, tapi saya tetap bangga menjadi istri Mas.” “Saya merasa menjadi wanita paling beruntung karena dinikahi pria tampan seperti Mas. Saya nggak pernah menyesal hidup bersama Mas, walaupun pernikahan kita berawal dari sebuah janji.” “Janji itu telah menyadarkan saya kalau Mas suami idaman saya. Mas tetap yang terbaik.” “Bangun, Mas. Apa Mas nggak ingin merasakan keberadaan calon anak kedua kita?” Sarah mendekatkan tangan Wisnu ke perutnya. “Rasakanlah keberadaan anak kita, Mas. Dia sama seperti Wira, sangat membutuhkan papanya.” Wisnu belum memberikan respons sedikit pun. Sarah akhirnya membenamkan wajahnya ke dada sang suami tercinta. Dia belum mampu membendung air matanya agar tidak jatuh. Wanita itu sangat takut karena setelah beberapa menit berlalu, Wisnu masih terdiam sama seperti saat dirinya baru tiba di ruangan itu. “Kamu kenapa, Sayang?” Sarah terkejut mendengar suara Wisnu. Dia pun segera mengangkat wajah dari dada laki-
🏵️🏵️🏵️ “Salah satunya Kevin, yang sekarang jadi adik ipar kita. Terus, Reno. Karyawan-karyawan di kantor. Satu lagi ... kata Tasya teman satu sekolah kalian.” Wisnu menyebutkan orang-orang yang mengagumi istrinya sambil meruncingkan bibir. “Itu nggak benar, Mas.” “Itu kenyataan, Sayang. Tapi nggak masalah. Toh, yang berhasil milikin kamu hanya aku. Kamu menyerahkan diri seutuhnya hanya padaku.” Wisnu pun turut berbaring di samping Sarah lalu memeluk wanita itu. Wisnu kini menyadari bahwa hidup bersama Sarah merupakan anugerah terindah untuknya. Walaupun laki-laki itu awalnya menolak perasaannya untuk Sarah dan yakin hanya mencintai Sandra, tetapi pada kenyataan saat ini, dia justru bersatu dengan wanita yang dulu sangat dia benci tersebut. 🏵️🏵️🏵️ Keesokan hari .... Setelah Wisnu dan ayahnya berangkat ke kantor, Sarah kembali mengalami mual seperti kemarin. Namun kali ini, rasa itu muncul lebih sering dari sebelumnya. Sarah pun menyerahkan Wira kepada sang ibu mertua lalu
🏵️🏵️🏵️ “Ada perlu apa ke sini?” tanya Wisnu dengan nada tegas. Sarah bingung melihat sikap sang suami. Dia juga tidak mengenal pria yang kini ada di depannya. Laki-laki yang merupakan tamu di rumah Wisnu itu pun segera berdiri, kemudian menyerahkan sepucuk surat kepada masa lalu istrinya tersebut. Wisnu awalnya tidak memberikan respons, tetapi karena mendapat isyarat dari Sarah, dia akhirnya menerima surat itu. “Itu mewakili permintaan maaf Sandra. Semoga kalian bersedia memaafkan almarhumah istri saya.” Wisnu kembali terkejut mendengar pengakuan laki-laki yang berdiri di depannya. Wisnu pun akhirnya mulai membaca surat yang telah dia terima. Sebelumnya, dia meminta asisten rumah tangga membawa Wira memasuki rumah. Isi surat itu menjelaskan bahwa Sandra meminta maaf atas apa yang pernah dia lakukan. Sandra mengaku tidak pernah memiliki niat sedikit pun untuk mengusik kehidupan rumah tangga Wisnu. Tujuan wanita itu hanya satu, dia berharap agar Wisnu menyadari perasaannya terhad
🏵️🏵️🏵️ “Sebelum mereka jadian, Reno mengatakan langsung padaku kalau dia mencintaimu. Saat itu, aku sangat marah padanya.” Wisnu kembali memberikan penjelasan kepada Sarah. “Saya berharap semoga hubungan kalian kembali akur seperti dulu lagi.” Sarah berharap agar keharmonisan antara Wisnu dan Reno kembali terjalin. “Iya, Sayang. Itu pasti.” “Terus, cowok yang ngantar saya ke kampus waktu magang namanya Rey. Dia udah sering ngungkapin perasaannya, tapi selalu saya tolak.” “Terima kasih karena kamu menolaknya. Berkat penolakan itu, akhirnya gadis ingusan yang telah bersemayam dalam hatiku, kini mendampingi hidupku. Aku sangat mencintaimu, Bidadariku.” Wisnu pun mencium puncak kepala Sarah. “Kenapa Mas kembali menyebut saya anak ingusan?” Sarah sedikit kesal terhadap Wisnu. “Eh, ternyata sekarang bukan anak ingusan lagi, tapi udah punya anak. Anaknya sekarang berusia empat bulan. Tampan banget.” Wisnu menyunggingkan senyumnya. Wisnu sangat bahagia karena dirinya telah berhasil
🏵️🏵️🏵️ “Nanti aku pasti ceritakan.” Wisnu mencium tangan istrinya. “Aku mandi dulu, ya, Sayang.” Wisnu pun beranjak menuju kamar mandi. Rasa penasaran akhirnya menghampiri Sarah. Wanita itu merasa kalau Wisnu kini menyembunyikan sesuatu. Namun, Sarah berusaha untuk yakin kalau sesuatu yang belum dia ketahui saat ini, bukan hal serius yang akan mengusik kehidupan rumah tangganya bersama Wisnu. Sarah juga yakin kalau Wisnu yang dulu dan sekarang sangat berbeda. Dia percaya kalau sang suami benar-benar telah berubah dan kini sangat mencintai istri dan anaknya. Sarah berusaha berpikiran positif. 🏵️🏵️🏵️ Hari ini, keluarga Wisnu tampak sangat bahagia. Pak Wildan dan Bu Siska sangat bersyukur karena putri bungsu mereka telah menemukan sang pujaan hati. Dia tidak lain adalah Jessy. Wajah wanita itu terlihat berseri-seri bersanding dengan Kevin di pelaminan. Wisnu dan Sarah menghampiri pasangan yang baru resmi menjadi pasangan suami istri tersebut. Wisnu tidak pernah menyangka bahwa
🏵️🏵️🏵️ “Saya nggak apa-apa, Mas?” Sarah tetap tidak ingin memberikan jawaban yang sebenarnya. Wisnu pun melepas pelukan lalu menangkupkan tangannya di kedua pipi Sarah. “Kalau memang nggak apa-apa, kenapa kamu nangis?” “Ini tangis bahagia, Mas.” Sarah menunduk karena tidak kuasa memandang wajah sang suami. “Aku perhatiin sejak kamu sadar, kamu tidak berani menatapku. Kamu lebih sering menunduk dan kadang memalingkan muka. Ada apa?” “Nggak apa-apa, Mas. Maaf, saya mau mandi dulu.” Sarah pun mengalihkan pembicaraan. “Dari tadi jawaban kamu itu aja. Kamu bersikap seolah-olah ingin menutupi sesuatu dari suamimu.” “Nggak, Mas. Maaf, saya mau mandi.” Sarah menggeser posisi lalu turun dari tempat tidur. Sebelum wanita itu melangkah, Wisnu pun meraih tangannya. “Tunggu, Sayang. Kita mandinya bareng.” Sarah terkejut mendengar keinginan Wisnu. “Nggak, Mas.” Sarah segera menarik tangannya dari genggaman Wisnu lalu masuk kamar mandi. Dia tidak pernah menyangka akan mendengar permintaa
🏵️🏵️🏵️ “Terima kasih, Mas,” ucap Sarah kepada Wisnu. Wanita itu berusaha memalingkan wajah karena canggung. “Terima kasih untuk apa, Sayang?” Sarah terbuai mendengar kelembutan yang keluar dari mulut sang suami. Sarah akhirnya memberanikan diri untuk menyampaikan apa yang tersimpan dalam hatinya kepada Wisnu. “Terima kasih atas perhatian Mas.” “Sudah sepantasnya aku melakukan ini sejak dulu. Aku beruntung memiliki istri seperti dirimu yang sangat sabar menghadapi sikapku. Maaf karena aku baru menyadarinya setelah kehamilan kamu berjalan beberapa bulan. Kamu hebat, Sayang. Kamu sukses membuka hatiku untuk mencintaimu.” Wisnu mengusap pipi Sarah. Sarah tidak sanggup memandang wajah Wisnu. Wanita itu kembali menunduk karena merasa malu setelah kembali mendengar kalimat cinta dari mulut sang suami. Sarah masih belum percaya sepenuhnya dengan apa yang dia saksikan saat ini. Laki-laki yang dulu sangat kasar dan pernah Sarah benci ketika masih menjalankan pratik kerja lapangan, kini
🏵️🏵️🏵️ Ketakutan makin menghantui pikiran Sarah. Dia bahkan berharap tidak ingin bertemu Wisnu lagi, asalkan dirinya tetap bersama dengan sang buah hati. Bagi Sarah, anak yang kini berada di dekatnya adalah pengobat hati. Sarah tidak berharap agar Wisnu menerima dirinya sebagai istri yang diinginkan karena dalam pikiran wanita itu, sang suami hanya mencintai Sandra. Sarah merasa tidak mampu merebut hati suami tercinta dari Sandra. Hanya satu hal yang Sarah harapkan saat ini, tidak dipisahkan dengan anak yang telah dia lahirkan. Sarah tidak peduli jika dirinya harus diusir dari rumah Wisnu, yang penting tetap berada di dekat sang buah hati. “Saya mohon, Mas. Jangan pisahkan saya dengan anak saya. Mas bisa mendapatkan keturunan dari wanita yang Mas cintai.” Sarah makin takut setelah Wisnu duduk di sampingnya. Dia membelakangi laki-laki itu. “Kenapa kamu mikirnya seperti itu? Siapa yang berniat misahin kamu dan anak kita?” Wisnu memegang pundak istrinya. “Mas pernah mengucapkan k
🏵️🏵️🏵️ Sarah dengan polosnya tetap tidak mengerti maksud dari ucapan Wisnu. Dia justru yakin bahwa sang suami yang telah dia cintai hanya memikirkan Sandra. Pikiran seperti itulah yang telah menyebabkan dirinya tertekan hingga mengalami koma setelah melahirkan buah hati tercinta. Sarah tidak tahu bahwa saat hari dia ingin melarikan diri dari rumah Wisnu, sang suami sudah yakin akan segera mengakui perasaan cinta untuknya. Namun, kadang kenyataan tidak seindah harapan. Sebelum Wisnu mengungkapkan cinta kepada Sarah, wanita itu justru mengalami musibah hingga tidak sadarkan diri. Wisnu merasa menyesal karena tidak mengakui apa yang dia rasakan dari awal terhadap Sarah. Sekarang, laki-laki itu tetap berharap agar dirinya dan sang istri beserta sang buah hati kembali bersatu menjadi keluarga utuh yang sangat bahagia. Lamunan Wisnu buyar seketika setelah mendengar nada panggilan masuk dari ponselnya. Dia pun meraih benda pipih itu dari saku kemejanya. Ternyata telepon daru dokter yan