“Hukuman? Apa yang kamu—”“Pikirkan sendiri,” balas Stevan ketus. “Intinya, kita tidak akan bercerai kecuali aku mengizinkannya!”Elisa mengerjap beberapa kali, berusaha mencerna kalimat yang baru saja didengarnya. Namun, sebelum dia bisa mengatakan apa pun, Stevan berbalik dan pergi meninggalkan ruangan tersebut. Menghadapi sikap Stevan, Elisa merasa sangat kacau. Matanya terasa panas karena pening di kepala dan sesak di dada.Di mata Stevan, apa dirinya adalah sampah yang tidak memiliki hak untuk bicara?Kalau memang ya, kenapa tidak buang saja? Kenapa pria itu malah menjadikannya tahanan dan menyiksanya!?Air mata mulai luruh menuruni wajah Elisa. Di dalam hatinya yang terdalam, dia sedikit menyesal telah mendoakan kesembuhan Stevan. Andaikan pria itu tetap koma, mungkin hidupnya tidak akan menjadi serumit ini!Tepat pada saat itu, pintu kamar Elisa terbuka. “Elisa!” Renata terlihat memasuki ruang perawatan dengan tergesa.Melihat Elisa menangis, Renata langsung memeluk menantuny
Last Updated : 2023-07-24 Read more