All Chapters of Dikejar Lagi oleh Istri CEOku: Chapter 31 - Chapter 40

2304 Chapters

Bab 31

Siang harinya, Luther naik mobil menuju kediaman Keluarga Warsono. Kediaman itu terletak di sebuah sudut terpencil di tengah kota. Ukurannya tidak luas dan memiliki halaman kecil yang ditanami berbagai jenis bunga dan tanaman.Saat Luther turun dari mobil, dia langsung melihat Ariana yang berada di depan pintu. Awalnya, Luther bermaksud pura-pura tidak melihatnya, tetapi Ariana memanggilnya sebelum Luther masuk ke dalam rumah."Berhenti! Aku ingin bicara denganmu!" seru Ariana."Apa yang ingin kamu katakan?" tanya Luther. Keduanya saling membelakangi."Kondisi kesehatan Kakek belakangan ini kurang baik. Aku masih belum memberitahunya masalah perceraian kita agar dia tidak stres.""Menurutmu, apa hal seperti ini bisa disembunyikan?" tanya Luther lagi.Ariana menjawab, "Nanti aku akan mencari kesempatan untuk memberi tahu Kakek, tapi bukan hari ini!""Ya, aku mengerti. Ada lagi yang ingin kamu sampaikan?" balas Luther dengan nada dingin."Tidak ada lagi," jawab Ariana. Setelah melontarka
Read more

Bab 32

Dua botol arak dengan kemasan lama itu segera ditunjukkan di depan semua orang. Selanjutnya, Keenan mulai mencemoohnya, "Hehe .... Aku kira barang bagus apa, ternyata hanya dua botol arak murah."Keenan menghina, "Arak seperti ini harganya hanya 4 juta sebotol, sama sekali tidak berharga. Bagaimana arak ini bisa dibandingkan dengan Romanee Conti dari Wandy?""Benar! Arak ini tidak berharga, mana ada orang yang mau meminumnya!" kata seseorang menimpali ucapan Keenan. Sebenarnya, arak itu tidak terlalu buruk. Hanya saja, harganya jauh berbeda jika dibandingkan dengan Romanee Conti."Huh! Nggak malu bawa arak murahan seperti ini? Benar-benar memalukan!" ejek Helen."Arak ini cukup terkenal di negara kita, kenapa kalian menyebutnya barang murahan? Apa hanya anggur dari luar negeri yang berharga?" kata Luther dengan tenang."Anggur dari Wandy harganya ratusan juta sebotol, arakmu hanya 4 juta. Menurutmu, arak itu tidak murahan?" Ekspresi Keenan terlihat mengejek."Anggur mahal belum tentu b
Read more

Bab 33

"Ayah, apa kamu sedang bercanda? Ini arak berharga?" Mata Keenan membelalak karena tidak percaya dengan ucapan Edwin."Benar, Edwin! Arak ini berwarna kuning dan keruh. Apa ini bukan arak palsu?" tanya Helen dengan ekspresi yang sama kagetnya."Kalian tidak mengerti. Warna semua arak memang seperti ini. Makin lama usianya, makin gelap pula warnanya. Orang yang mengerti tentang arak pasti tahu hal ini," jelas Edwin.Mendengar kata ini, ekspresi semua orang langsung berubah menjadi aneh. Sebelumnya, mereka masih bersikeras bahwa itu adalah arak palsu. Namun, tak disangka dalam sekejap mereka dipermalukan oleh kenyataannya.Jika orang lain yang mengatakan hal itu, mereka mungkin masih tidak percaya. Namun, Edwin adalah orang yang berpengalaman dengan arak. Jadi, penilaiannya tidak mungkin salah."Aku beruntung pernah mencicipi arak ini sekali saat menemani para eksekutif dulu. Jadi, aku ingat jelas rasanya. Arak ini bahkan lebih harum dan lembut dibandingkan yang aku minum sebelumnya. Ara
Read more

Bab 34

Wandy tiba-tiba memukul meja dan berkata dengan lantang, "Para tetua dan sahabat, aku akan memberi tahu kalian sebuah kabar baik. Perusahaan Farmasi Yohan kami belakangan ini berencana untuk menambah modal dan ekspansi saham. Apakah ada yang tertarik?""Menambah modal dan ekspansi saham?"Mendengar perkataan itu, pandangan semua orang mengarah ke Wandy. Perlu diketahui, Perusahaan Farmasi Yohan adalah perusahaan berkualitas tinggi. Perusahaan ini termasuk perusahaan terbaik di dunia kesehatan di Jiloam.Sebelumnya, saham perusahaan ini sangat sulit didapatkan. Sekarang, mereka malah tiba-tiba ingin menambah modal dan ekspansi saham. Tentu saja hal ini sangat mengejutkan bagi semua orang."Pak Wandy, kenapa ingin ekspansi saham? Apa perusahaan mengalami masalah keuangan?" tanya Ariana dengan penasaran."Tentu saja tidak. Kami membuat keputusan ini karena kami ingin masuk ke pasaran."Wandy tersenyum dan menjelaskan, "Semuanya juga tahu prestise dan kemampuan Perusahaan Farmasi Yohan. Me
Read more

Bab 35

"Apa katamu?" Senyuman Wandy menjadi kaku. Dia ragu apakah dia salah mendengar perkataan Luther."Aku bilang, aku sama sekali tidak tertarik dengan perusahaan yang hampir bangkrut." Luther mengulangi perkataannya."Bangkrut?" Begitu ucapan Luther dilontarkan, semua orang menjadi tercengang dan tidak sanggup meresponsnya."Omong kosong!" Wandy terkejut dan terus-menerus membantah, "Perusahaan Farmasi Yohan maju pesat dan sangat sukses, mana mungkin bisa bangkrut? Jangan menakut-nakuti orang!""Aku yakin kamu sendiri sangat jelas apakah aku sedang menakut-nakuti orang atau tidak. Lagi pula, aku baru saja menerima informasi Perusahaan Farmasi Yohan kalian disegel karena menjual obat palsu dan akan segera bangkrut." Perkataan Luther mengejutkan semua orang."Menjual obat palsu? Disegel?"Pada saat ini, semua orang menjadi makin tercengang. Pandangan mereka secara tidak sadar beralih ke Wandy."Omong kosong! Benar-benar omong kosong!""Luther! Kuperingatkan kamu jangan menyebarkan fitnah di
Read more

Bab 36

Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi semua orang berubah drastis. Mana mungkin mereka akan melepaskan kesempatan langka untuk menjadi kaya ini begitu saja?"Wandy, jangan banyak bicara dengan bocah ini, jelas-jelas dia iri padamu. Kami semua berbeda dengannya, kami percaya padamu!" kata Helen dengan tegas."Benar! Urusan saham ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Tadi kamu sudah berjanji pada kami," ujar semua orang dengan serempak. Sambil berbicara, pandangan mereka beralih ke arah Luther dan menatapnya dengan garang."Luther! Kuperingatkan ya, jangan menghalangi kesempatan kami untuk menjadi kaya! Kalau nggak, jangan harap aku akan segan-segan padamu!""Betul! Kalau kamu berani bicara sembarangan lagi, keluar saja dari sini!" Semua orang mengecam Luther dengan serentak. Bagi mereka, Luther memang sengaja mencemarkan nama baik Wandy untuk menghalangi mereka mendapatkan uang. Dasar manusia licik!"Kalian begitu percaya pada Wandy, ya? Pernahkah kalian berpikir, bagaimana kalau dia
Read more

Bab 37

Keesokan paginya di kediaman Darwin. Sebagai orang terkaya di Jiloam, Darwin sedang duduk santai dan minum teh bersama seorang pria tua."Pak Farel, kali ini benar-benar sangat disayangkan. Wanita itu terlalu cerdik, sebelum efek obatnya bereaksi, dia sudah pergi. Kalau tidak, dia pasti sudah jatuh ke tanganku hari ini!" ujar Darwin dengan sedikit penyesalan."Tuan Darwin, jangan khawatir. Obat yang kuberikan itu tidak akan bisa diatasinya. Kalau tidak ingin mati, dia pasti akan datang untuk memohon pada Anda. Ketika saatnya tiba, Anda bisa bermain dengannya sepuasnya," kata Pak Farel sambil tersenyum."Benarkah? Baguslah kalau begitu!" Mata Darwin langsung berbinar. Dia sudah lama mendambakan wanita cantik nan berbahaya seperti Bianca. Hanya dengan membayangkan bisa bermain-main dengan wanita itu di atas ranjang, hati Darwin langsung berdebar tak terkendali."Tuan Darwin ...." Pada saat itu, seorang pengawal mendekat dan berbisik di telinga Darwin."Apa? Adi meninggal?!" Setelah mende
Read more

Bab 38

"Pemimpin dari Tiga Bos Besar di Jiloam, Darwin Sudarmo!" jawab Ariana."Apa? Tuan Darwin?" Begitu ucapan itu dilontarkan, Julie langsung membelalakkan matanya dengan kaget. Semua orang tahu bahwa Tuan Darwin sangat berkuasa di Jiloam.Adi hanyalah preman yang menguasai Kota Easton, sementara Darwin adalah penguasa sesungguhnya di Jiloam! Saking besarnya kekuasaan Darwin, dia bahkan bisa bertindak sesuka hatinya! Dia memiliki banyak sekali koneksi dalam bidang perdagangan, politik, maupun militer. Siapa pun yang menyinggung Darwin akan berakhir mengenaskan!"Bu Ariana, maksud Anda, Tuan Darwin juga terlibat dalam masalah ini?" tanya Julie sembari menelan liurnya."Bisa jadi, Adi adalah bawahan Darwin. Kini, setelah Adi meninggal, Darwin pasti akan mulai menyelidikinya. Kalau masalah ini memang ulah Luther, gawatlah nasibnya!" ujar Ariana dengan wajah serius."Kalaupun begitu, seharusnya dia menyalahkan Luther. Tidak ada hubungannya dengan kita, 'kan?" tanya Julie mencari tahu."Tergant
Read more

Bab 39

Berita mengenai kematian Adi masih belum mereda, keesokan harinya kembali terdengar rumor yang menggemparkan. Keluarga Caonata telah menentukan mitra untuk perusahaan mereka dan akan mengumumkannya pada acara peresmian mereka hari ini. Begitu berita ini tersebar, banyak sekali orang yang berbondong-bondong datang untuk mengucapkan selamat kepada mereka.Pukul 8 pagi, di depan Gedung Victory telah dipadati mobil mewah dan banyak sekali pengunjung. Namun, Bianca yang merupakan salah satu tokoh utama dalam acara peresmian kali ini masih belum tiba. Sebaliknya, dia masih bersantai sambil menikmati kopinya di sebuah kafe."Tuan Luther, di sini." Begitu melihat Luther datang, Bianca langsung berdiri dan melambaikan tangannya."Bukankah hari ini adalah acara peresmian perusahaan barumu? Kenapa kamu mengundangku ke sini?" ujar Luther seraya duduk di seberang Bianca.Hari ini, Bianca mengenakan kemeja putih dan rok ketat. Rambutnya yang hitam legam diikat kucir kuda, membuatnya tampak dewasa da
Read more

Bab 40

"Seingatku, sepertinya Ariana nggak mengundangmu? Kenapa mukamu setebal itu?" tanya Wandy sambil mencibir."Aku yang mengundang Luther, kenapa? Kamu keberatan?" Bianca tiba-tiba melangkah maju, auranya yang kuat membuat Wandy secara refleks mundur dua langkah."Huh! Masa seorang pria dewasa butuh dilindungi seorang wanita?" ejek Wandy. Lalu, dia melanjutkan, "Kamu juga sama saja. Cepat atau lambat, kamu akan menyesal mengikuti pecundang seperti dia ini!""Mau menyesal atau tidak, apa hubungannya denganmu? Pergi sana!" balas Bianca dengan ketus. Tanpa mengindahkan ucapan Wandy, Bianca langsung mengaitkan lengannya pada Luther dan berjalan masuk ke lokasi acara."Dasar jalang! Sombong sekali, suatu saat aku akan menidurimu!" Melihat sosok kedua orang itu yang menjauh, Wandy menggertakkan giginya dengan marah. Dia benar-benar tidak mengerti mengapa Luther bisa didekati oleh begitu banyak wanita cantik."Wandy, kamu juga datang untuk menghadiri acara ini?" Pada saat itu, seorang pria yang
Read more
PREV
123456
...
231
DMCA.com Protection Status