Semua Bab Dikejar Lagi oleh Istri CEOku: Bab 1871 - Bab 1880

2312 Bab

Bab 1871

"Tuan, mata-mata itu bukan diutus olehku. Aku benar-benar nggak tahu soal ini. Aku sudah memberitahumu semua yang terjadi dalam 2 hari ini. Kalau aku menipumu, petir boleh menyambarku!" jamin Jayden dengan penuh keyakinan."Hahaha! Jangan gugup begitu. Aku cuma bercanda kok." Yusuf menepuk bahu Jayden dan berujar sambil tersenyum, "Aku percaya padamu. Kedua mata-mata ini seharusnya diutus oleh Walter. Dia takut kamu kabur, makanya menyuruh orang membuntutimu.""Walter sangat licik. Dia bisa melakukan apa saja. Wajar kalau melakukan hal seperti ini. Untung tempat ini sangat aman, jadi mereka segera ketahuan. Kalau nggak, lokasi markas ini mungkin akan bocor!" ucap Jayden dengan lega."Aku nggak tahu berapa banyak informasi yang telah mereka dapatkan. Tapi, aku rasa Walter sudah tahu tentang lokasi markas ini," kata Yusuf."Walter sudah tahu? Kalau begitu, apa kita harus mundur?" tanya Jayden sambil mengangkat alis."Mundur?" Yusuf terkekeh-kekeh sebelum meneruskan, "Jangan panik. Meskip
Baca selengkapnya

Bab 1872

Segera, pelayan membawakan anggur dan camilan. Jayden dan Yusuf pun terlihat sangat menikmati.Saat ini, di luar gunung, di sebuah rumah petani yang terlihat biasa. Luther dan Huston sedang menikmati teh sambil menunggu peluang.Sejak Jayden dibawa pergi, mereka terus membuntuti dan akhirnya tiba Pegunungan Heidam. Pegunungan Heidam sangat luas dan terletak di perbatasan.Separuh wilayahnya termasuk wilayah Atlandia, sedangkan separuh lagi termasuk wilayah musuh. Selama bertahun-tahun ini, kedua negara termasuk hidup berdampingan dengan damai. Meskipun demikian, tetap ada sedikit konflik di antara kedua belah pihak.Letak geografis Pegunungan Heidam agak khusus. Itu sebabnya, di sini hanya ada beberapa keluarga yang hidup dengan bertani dan berburu."Kak, Jayden sudah masuk cukup lama dan sinyalnya hilang sejak tadi. Mata-mata kita juga nggak memberi informasi apa pun. Apa mungkin terjadi sesuatu di dalam sana?" tanya Huston dengan ekspresi serius."Tunggu sebentar lagi." Luther berkat
Baca selengkapnya

Bab 1873

Larut malam, di istana Atlandia."Uhuk, uhuk, uhuk ...." Walter duduk di pinggir ranjang sambil terbatuk hebat. Sekujur tubuhnya gemetar. Setiap kali terbatuk, terlihat percikan darah di lantai."Raja, obatnya sudah datang! Begitu mendengar Walter terbatuk, Haruna segera mengambilkan obat dan menghampiri dengan tergesa-gesa.Haruna meletakkan mangkuk obat, lalu menepuk punggung Walter dengan ringan. Sorot matanya dipenuhi kecemasan.Sesaat kemudian, batuk Walter akhirnya berhenti. Namun, lantai dipenuhi dengan genangan darah. Wajah Walter sungguh pucat. Keringat dingin bercucuran di dahinya."Raja, cepat minum obatnya," ujar Haruna sambil mengambil mangkuk obat dan menyodorkannya dengan kedua tangan."Pahit sekali, aromanya saja sudah membuatku mual," tolak Walter sambil mengernyit. "Obat bagus memang pahit, ayo diminum," bujuk Haruna dengan lembut."Aku sudah mau mati, untuk apa minum obat lagi?" Walter menggeleng."Jangan bicara sembarangan! Kamu pasti bisa panjang umur!" ucap Harun
Baca selengkapnya

Bab 1874

Walter tersenyum dan meneruskan, "Jayden terkena racun. Kalau ingin mempertahankan nyawa, dia harus menuruti perintah kita.""Gimana kalau ada yang bisa menetralisasi racun itu?" tanya Haruna dengan penasaran."Bukan masalah." Walter menjelaskan, "Jayden nggak bodoh. Dia tahu bekerja sama dengan Yusuf sangat berbahaya. Dulu, Yusuf mungkin akan berwaspada pada Jayden karena dia punya pasukan.""Tapi, sekarang dia nggak punya apa-apa. Statusnya nggak lagi setara dengan Yusuf. Dia hanya bakal mati kalau kehilangan nilainya. Hal ini nggak berlaku untuk kita. Dia adalah anggota Keluarga Bennett. Sekalipun dia memberontak, kita tetap bisa mengampuni nyawanya.""Kalau berhasil menyelesaikan misi ini dan menebus dosanya, bukankah dia akan hidup damai dan makmur seperti dulu? Jadi, menurutmu Jayden akan membuat pilihan seperti apa?""Raja, yang kamu katakan memang masuk akal. Tapi, hati manusia sulit ditebak. Kalau Jayden nggak bisa menilai situasi dengan baik dan memilih untuk terus melakukan
Baca selengkapnya

Bab 1875

"Huston, sepertinya kamu belajar banyak selama ini. Kamu benar, kita memang nggak boleh bertindak gegabah, setidaknya harus tahu situasi di dalam. Mereka punya banyak ahli bela diri, jadi mata-mata kita nggak mungkin bisa masuk. Aku memutuskan untuk masuk sendiri," ujar Luther yang tersenyum."Apa nggak terlalu berbahaya, Kak? Kamu calon Raja Atlandia, nggak seharusnya mempertaruhkan nyawa seperti ini. Biar aku saja. Lagian, aku sudah mencapai tingkat master. Aku bisa kabur kalau bertemu bahaya," ucap Huston dengan cemas."Nggak boleh!" Luther menolak. "Kemampuanmu memang lumayan, tapi masih kurang kalau harus menghadapi ahli bela diri Paviliun Lingga. Kalau ketahuan oleh Yusuf, kamu nggak bakal bisa kabur.""Tapi ...." Huston masih ingin bicara, tetapi Luther sudah mengangkat tangan dan menyela, "Jangan membantah lagi. Aku yang membuat keputusan di sini. Kamu cukup menunggu kabarku di sini."Usai berbicara, Luther membawa mata-mata itu keluar. Huston memang merasa cemas, tetapi tidak
Baca selengkapnya

Bab 1876

"Kenapa?" Prajurit yang satu lagi menatap dengan heran, tidak tahu apa yang terjadi."Aku sepertinya merasakan pergerakan seseorang tadi, mungkin ada yang menerobos masuk," jelas prajurit itu sambil memandang ke sekeliling, tetapi tidak menemukan apa pun."Seharusnya kamu salah dengar. Penjagaan markas ini sangat ketat. Penjaga di luar saja tak terhitung jumlahnya. Jadi, nggak bakal ada yang bisa menerobos masuk," sahut prajurit yang satu lagi.Penjagaan di luar memang sangat ketat, bahkan ada yang berpatroli 24 jam. Markas ini didirikan di hutan belantara, siapa pula yang bisa menemukannya?"Sebaiknya berhati-hati. Aku akan memeriksa sekeliling dulu." Prajurit itu tidak melonggarkan kewaspadaannya. Dia mulai memeriksa dengan hati-hati. Namun, dia tidak menemukan petunjuk apa pun."Aneh, apa aku salah dengar tadi?" gumam prajurit itu. Kemudian, dia kembali ke posnya. Dia tidak akan tahu bahwa tindakannya ini diawasi oleh Luther dari atap."Paviliun Lingga memang punya banyak ahli bela
Baca selengkapnya

Bab 1877

Di luar dugaan, terlihat sebuah sosok berdiri di luar sana! Sosok itu tidak lain adalah Gerald!"Buset!" Jayden sontak terperanjat dan sekujur tubuhnya merinding. Dia tidak menduga Gerald bisa menemukannya di markas rahasia ini."Jenderal, kenapa? Apa tenagaku terlalu besar?" tanya pelayan itu dengan panik."Nggak apa-apa. Aku ingin istirahat, kamu sudah boleh keluar," sahut Jayden sambil melambaikan tangan dan berpura-pura tenang."Baik." Pelayan itu tidak berani membantah sehingga langsung mundur.Setelah hanya tersisa Jayden di dalam ruangan, Luther berkelebat masuk dan duduk di depan Jayden."Gerald, kenapa kamu di sini?" tanya Jayden dengan terkejut."Aku tentu cemas karena nggak mendapat sinyal apa pun. Aku terus mencari dan akhirnya ketemu. Ternyata kamu baik-baik saja, bahkan terlihat sangat menikmati hidupmu di sini," sahut Luther yang tersenyum."Semua ini diatur oleh Yusuf. Dia mungkin ingin membuatku merasa nyaman di sini. Tapi, aku punya banyak pengalaman. Mana mungkin aku
Baca selengkapnya

Bab 1878

Setelah berdiskusi dengan Jayden, Luther segera meninggalkan markas rahasia Paviliun Lingga. Tempat ini terlalu berbahaya. Jika bukan karena ingin memastikan keadaan Jayden, Luther tidak mungkin mempertaruhkan nyawanya seperti ini.Untungnya, tidak ada yang mengetahui gerak-gerik Luther. Namun, tidak lama setelah Luther pergi, Jayden menghubungi ruang komando dengan menggunakan telepon di atas meja.Lima menit kemudian, Yusuf membawa beberapa pengawalnya memasuki kediaman Jayden. Yusuf bertanya, "Jenderal, kudengar kamu mencariku?""Benar. Ada orang Atlandia yang menyelinap masuk ke markas kalian tadi," sahut Jayden secara terus terang."Serius?" Yusuf tampak terkejut dan memandang ke sekeliling."Tentu saja. Dia berdiri di hadapanku tadi," balas Jayden dengan ekspresi serius."Siapa dia? Kenapa dia mencarimu?" tanya Yusuf."Dia Pangeran Atlandia, Gerald. Dia memintaku bekerja sama untuk melawanmu," jelas Jayden."Gerald? Wajar kalau orang-orangku nggak menyadari pergerakannya." Yusuf
Baca selengkapnya

Bab 1879

"Target muncul, bersiap-siap untuk beraksi!" Begitu melihat musuh, Huston mengumpulkan semangatnya. Dia perlahan-lahan menghunuskan pedangnya."Jangan terburu-buru. Tunggu mereka masuk area pengepungan," ujar Luther sambil menepuk bahu Huston.Luther menyiapkan 2 formasi di jarak 100 meter. Asalkan anggota Paviliun Lingga masuk, mereka semua akan terkepung.Yang pertama adalah Formasi Labirin. Jangkauannya sangat luas. Begitu terperangkap, orang-orang akan kehilangan arah dan merasa pusing.Yang kedua adalah Formasi Delapan Diagram. Formasi ini memiliki 2 mode, yaitu menyerang atau bertahan. Yang diaktifkan Luther adalah mode menyerang, jadi dia mengatur 8 ahli bela diri untuk berjaga di masing-masing sisi.Kedelapan ahli bela diri itu bisa berubah menjadi sosok tak kasatmata. Siapa pun yang memasuki formasi itu akan diserang habis-habisan, kecuali mereka bisa menemukan inti formasi.Selain kedua formasi itu, Luther juga mengatur orang untuk menanam bom dalam jumlah besar di sekitar sa
Baca selengkapnya

Bab 1880

Dengan kata lain, mereka terjebak dalam kabut ini dan tidak akan bisa keluar. Pria berpakaian abu tiba-tiba terpikir akan sesuatu dan berkata, "Aku tahu, ini Formasi Labirin! Siapa pun yang masuk akan merasa pusing dan nggak bisa membedakan arah!""Seiring berjalannya waktu, kekuatan kita akan melemah! Kalau terus terjebak di dalam sini, kita bahkan bisa mati!""Formasi Labirin? Aku nggak nyangka formasi yang sudah lama hilang ini akan dikuasai seseorang. Sepertinya, yang mengaktifkan formasi ini bukan orang sembarangan!" sahut pemimpin berpakaian merah dengan ekspresi serius."Tetua Jabu, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya pria berpakaian hitam kepada pemimpin itu."Tentu saja cari kesempatan untuk menghancurkan formasi ini. Kalau nggak, kita hanya akan mati di sini," sahut Jabu sambil memicingkan mata dan memandang ke sekeliling.Sebagai tetua Paviliun Lingga, Jabu bukan hanya sudah mencapai tingkat master, tetapi dia punya kemampuan khusus, yaitu teknik netra.Teknik netra
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
186187188189190
...
232
DMCA.com Protection Status