Larut malam, di istana Atlandia."Uhuk, uhuk, uhuk ...." Walter duduk di pinggir ranjang sambil terbatuk hebat. Sekujur tubuhnya gemetar. Setiap kali terbatuk, terlihat percikan darah di lantai."Raja, obatnya sudah datang! Begitu mendengar Walter terbatuk, Haruna segera mengambilkan obat dan menghampiri dengan tergesa-gesa.Haruna meletakkan mangkuk obat, lalu menepuk punggung Walter dengan ringan. Sorot matanya dipenuhi kecemasan.Sesaat kemudian, batuk Walter akhirnya berhenti. Namun, lantai dipenuhi dengan genangan darah. Wajah Walter sungguh pucat. Keringat dingin bercucuran di dahinya."Raja, cepat minum obatnya," ujar Haruna sambil mengambil mangkuk obat dan menyodorkannya dengan kedua tangan."Pahit sekali, aromanya saja sudah membuatku mual," tolak Walter sambil mengernyit. "Obat bagus memang pahit, ayo diminum," bujuk Haruna dengan lembut."Aku sudah mau mati, untuk apa minum obat lagi?" Walter menggeleng."Jangan bicara sembarangan! Kamu pasti bisa panjang umur!" ucap Harun
Baca selengkapnya