All Chapters of Menjadi Istri Kedua Billionaire : Chapter 91 - Chapter 100

"Maaf, Bibi. Kontrakan bibi terbakar karena …-" Disha menatap nanar dan takut pada sang bibi. Karena Damon nekat memasak sarapan untuk anak-anaknya, dapur di kontrakan bibinya tersebut terbakar. Tidak terlalu parah, lemari dapur terbakar dan dinding menggelap. Disha sangat panik ketika tadi ke dapur, melihat kepulan asap memenuhi dapur– suami dan anaknya terjebak di dalam, hanya Gebara yang berhasil kabur dari kepulan asap tersebut. Untungnya tak ada yang terluka akibat insiden tersebut. Hanya trauma untuk Disha. "Ndak apa-apa, Disha. Yang terpenting kalian selamat dan tak ada korban," jawab Ana, yang saat ini sudah di rumah Disha untuk melihat kebakaran tersebut. Tadi banyak warga di sini, tetapi mereka sudah kembali ke rumah masing-masing. Disha kemudian menatap ke arah suaminya, duduk di sofa sebelahnya; diam dan memasang wajah flat, terlihat sama sekali tak ada guratan merasa bersalah. Disha mengerjab beberapa kali. 'Entah kenapa aku merasa Mas Damon sengaja membakar dapur. A

"I--iya, Dee," jawab Sera dengan nada kikuk dan gugup setengah mati. "Kenapa? Maksudku … dari kemarin kemarin aku tahu kamu hamil. Tapi … kenapa perutnya nggak besar-besar?" tanya Disha, sontak membuat Sera membelalak kaget. "Kamu tahu?" kaget Sera. "Sudah lama sih. Bertepatan di hari kita ke rumah duka Tio. Dan … aku nggak sengaja dengar Pak Ben izin untuk menikahi kamu ke Mas Damon. Dia mengatakan kalau dia menghamili kamu makanya dia mau menikahi kamu secepatnya," jelas Disha, "aku sebenarnya saat itu pengen bicaraan itu ke kamu. Tapi keadaannya lagi nggak memungkinkan."Sera seketika itu juga memijit kening. Tiba-tiba dia menoleh ke sana kemari untuk memastikan apakah ada orang di sana atau tidak. "Aku positif hamilnya baru memasuki bulan pertama, dan yang kamu bilang itu– aku belum hamil, Dee.""Aihh?!" Disha mengerutkan kening dengan raut muka syok dan bingung. Tidak hamil tetapi Ben mengatakan dia menghamili Sera ke Damon. Ini yang benar siapa? "Aku ceritain semuanya deh ke

"Aku tidak salah paham, Mas Damon. Sekarang … aku sepenuhnya percaya padamu." Disha mendongak, menatap suaminya tersebut dengan tatapan lembut dan hangat. Dia tersenyum tipis, meyakinkan Damon jika dia tidak sedang dalam kesalah pahaman. Disha merasa lebih baik! "Kau tiba-tiba pergi," ucap Damon kembali. "Itu refleks, Mas Damon. Na--namanya juga … umm-- cemburu," cicit Disha pelan dengan pipi memerah padam dan terasa sangat panas. Damon menaikkan sebelah alis, menyunggingkan smirk tipis sembari terus memandangi wajah cantik sang istri. Di tambah pipi Disha yang sedang memerah, ah itu sangat cantik dan mempesona. "Mau sangat menggemaskan, Darling. Aku suka pipi memerahmu," ucap Damon, mendekatkan wajahnya ke wajah Disha lalu mengecup pipi perempuan tersebut– membuat pipi Disha semakin merah dan dan panas. Oh shit! Itu sangat cantik. Sialnya, feromon perempuan-- sangat menggoda. Damon sulit untuk melepas aroma ini, dia selalu terpancing.Damon beralih mencium bibir Disha, melumatn

Hari ini pernikahan Ando dilangsungkan secara mendadak, bisa dikatakan pernikahan bisnis yang diatur oleh Daniel karena permintaan keluarga Prasgiyo. Keluarga Prasgiyo terancam untuk bangkrut, Armando Prasgiyo meminta bantuan suntikan dana pada Daniel dan sebagai gantinya Armando akan memberikan salah putrinya untuk menikah dengan putra pertama Daniel. Tentu saja Daniel tergiur, mengingat Ando sama sekali tak dekat dengan perempuan manapun dan terlalu fokus untuk membantu Damon menjalankan tugas perusahaan. Meskipun dia hanya ayah angkat Daniel, tetapi dia peduli dan menyayangi anaknya tersebut. Dia khawatir jika putranya tersebut terlalu larut dalam dunia pekerjaan sehingga lupa untuk menikah, oleh karena itu dia menerima tawaran tersebut. Sebenarnya Daniel entah kenapa srek' dengan putri kedua dari Armando, menurutnya perempuan itu lebih cocok dengan putranya. Tetapi Armando mengatakan putra pertamanya lebih baik dibandingkan dengan putri keduanya. Jadilah Ando menikah dengan putri

"Suamiku sudah kaya, Kak. Dia mampu memberikan uang yang bahkan jauh lebih besar dibandingkan gaji yang ku terima saat bekerja. Jadi lebih baik aku fokus menjaga anak saja. Anak-anakku lebih membutuhkanku dibandingkan perusahaan Mas Damon," jawab Disha dengan santai, sembari menekan remot TV– mengganti saluran. Mendengar jawaban sahabatnya tersebut, Sera seketika bertepuk tangan dengan menatap kagum pada Disha. Begitu juga dengan Stella yang menyengir lebar ke arah sahabatnya tersebut.Berbeda dengan Kalea memutar bola mata dengan jengah, berdecak pelan sembari semakin menunjukkan tatapan tak suka pada Disha. "Jawaban kamu kolot sekali sih, Disha. Pemikiran kamu itu kuno, tahu nggak? Menjadi istri itu kerjaannya bukan melulu di dapur, mengurus anak, mencuci baju, mencuci piring dan … ranjang. Istri yang smart itu harus pandai menghasilkan uang, jangan sedikit-sedikit minta ke suami. Kamu juga, Sera. Jangan hamil kamu jadikan alasan untuk diam di rumah dan malas-malasan.""Lah, kok n