Kedua tangan Clau meremas kaos putih Arjuna, takut terjatuh karena terbuai sentuhan. Padahal Clau tidak perlu takut, sebab Arjuna memegangi punggungnya begitu erat. Pria itu juga sama, enggan melepas bibir manis candunya.Hingga suara seseorang terdengar tidak jauh dari posisi mereka. Sontak Clau mendorong Arjuna, melepaskan tautan. Menoleh ke arah tangga, rupanya kepala pelayan diutus Tuan Besar untuk menjemput Clau dan Arjuna.“Maaf Tuan, Nyonya, saya tidak tahu.” Cicit Kepala Pelayan merasa tidak enak hati.“Tidak apa.” jawab Arjuna, ekor matanya melirik tajam kepada Clau.Clau pikir suami angkuhnya ini akan berlalu begitu saja. Ternyata Arjuna menyatukan jemari mereka, telapak tangan lebar itu menjalar hangat. Membuat secercah senyum pada bibir manis nan mungil Clau, tentunya nyaris membengkak ulah Arjuna.“Maaf.” Ucap Clau lirih lalu mengulum bibir menanti tanggapan sang suami.“Hu’um. Sekarang kita makan, kamu harus memerah ASI untuk Dewa.” Suara ini memang cukup rendah, tetapi
Last Updated : 2023-09-02 Read more