All Chapters of Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih : Chapter 31 - Chapter 40

61 Chapters

BAB 31. Bukit Ratapan tahap ke-3

Tiba-tiba guncangan hebat datang melanda, bukit itu bergetar dan bebatuan kecil di sekitarnya bergabung menjadi satu, membentuk sebuah monster yang menyeramkan, menciptakan ancaman yang mengerikan bagi mereka yang berada di sekitarnya.Monster batu itu terlihat megah dengan tubuhnya yang kokoh, terdiri dari bebatuan yang saling terikat dengan mata yang terbuat dari kristal dan berkilauan seperti permata yang menyala memancarkan aura kejahatan yang mengerikan.Bola api putih kembali muncul di hadapan Zhang Ji Long dan Bai Teng Wei. "Tak ku kira ternyata badan besar dan wajahmu yang menyeramkan itu sesuai dengan kekuatanmu," ucap bola putih itu kepada Bai Teng Wei. Bola api putih tidak tahu bahwa yang membunuh monster serigala itu adalah Zhang Ji Long dengan hanya sekali pukul saja, ia berpikir kalau Bai Teng Wei lah yang membunuh monster serigala itu karena tubuhnya yang terlihat besar dengan wajah yang sangat menyeramkan, tanpa melihat pertarungan yang sebenarnya terjadi."Kamu liha
Read more

BAB 32. Kekuatan Bai Teng Wei

Tampak tetesan air liur yang menetes jatuh ke tanah dari mulut monster seekor anjing, bukan hanya dari satu mulut tetapi dua mulut dengan dua kepala dari satu tubuh yang sama. Kedua kepala monster itu menatap Zhang Ji Long dan Bai Teng Wei dengan mata yang menyala-nyala seperti bara api. Zhang Ji Long kembali menatap dengan takjub suatu makhluk yang aneh, "Wah, ini adalah anjing dengan dua kepala!"Datang bola api putih yang melayang di udara sembari berkata, "Ha ha ha! Iya ini adalah monster anjing dua kepala dengan racun di air liurnya. Apabila tergigit oleh monster anjing ini, racun dari air liurnya akan dengan cepat masuk ke dalam aliran darah dan akan meracuninya sampai kalian mati!"Setelah memberi kesan yang menakutkan, kobaran bola api putih itu kemudian pergi dan kembali menghilang di antara pepohonan yang berjajar dengan tegak menjulang tinggi itu."Tuan Ji Long, untuk monster yang ini tolong biarkan aku saja yang yang melawannya sendiri. Aku ingin menghabisi monster itu den
Read more

BAB 33. Lengkingan Elang

Pada Bukit ratapan tahap ke-7 ini mereka menemukan suasana yang berbeda dari bukit-bukit sebelumnya. Baru kali ini di bukit sembilan ratapan terlihat air terjun yang menjulang tinggi dengan gemuruh yang menggetarkan bumi, mengalir deras dari atas tebing yang curam, dan menambah kesan magis pada lingkungan sekitarnya dengan percikan-percikan air yang berkilauan seperti kristal yang berada di bawah sinar matahari.Terdengar dari atas langit suara lengkingan dari elang yang menggema dengan kerasnya. Sesosok monster elang terbang di udara melakukan manuver yang elok di atas awan, sayapnya yang lebar bergerak mengikuti alunan angin yang menghembuskan di atas air terjun, mata tajamnya memandang ke arah Zhang Ji Long yang berada di bawahnya.Zhang Ji Long dengan takjub menengadahkan kepalanya ke atas, ia merasa terkesan dengan monster yang menyerupai burung sebesar manusia ini, matanya tampak berbinar berkilauan dengan pantulan air terjun yang memancarkan sinar matahari, dan seketika itu jug
Read more

BAB 34. Pertarungan Monster Kera dan Bai Teng Wei

Udara hangat terasa di padang rumput dari matahari yang memancarkan sinar lembutnya. Namun, suasana udara yang penuh kehangatan ini berbanding terbalik dengan ketegangan yang mengisi udara, seolah mendahului pertarungan sengit yang akan segera pecah di antara Bai Teng Wei dan monster kera yang menantang di tengah ladang rumput indah tersebut.Monster kera yang terlihat lincah itu kemudian mengeluarkan senjatanya dari punggung belakangnya, berupa tongkat tongkat besi yang berkilauan dengan dengan ujungnya yang berkilauan oleh kristal ungu bercahaya. Setiap kali angin berhembus, kristal-kristal itu mengeluarkan cahaya lembut yang menerangi sekitarnya.“Monster kera, rupanya kamu juga memiliki senjata tongkat untuk melawan aku!” ucap Bai Teng Wei dengan suara mantap, tetap waspada terhadap serangan monster kera yang siap melancarkan pertarungan sengit di tengah ladang rumput indah tersebut.Bai Teng Wei lalu mengeluarkan tongkat kayunya yang ia pegang erat di kedua tangannya, ia lalu men
Read more

BAB 35. Kedatangan Zhang Ji Long

"Siapa kamu?!" Monster kera dengan wajah penasaran bertanya kepada anak lelaki yang baru datang untuk menyelamatkan Bai Teng Wei, sementara Zhang Ji Long dengan percaya diri menjawab, "Aku Zhang Ji Long, sahabat dan teman setia Bai Teng Wei yang siap melawanmu!""Hahaha, anak kecil sepertimu ingin melawanku," monster kera itu dengan sombong dan merendahkan, mengejek Zhang Ji Long karena usianya yang lebih muda, namun Zhang Ji Long tetap santai dan siap menghadapi tantangan tersebut."Tuan Ji Long? Kamu masih hidup?" Bai Teng Wei yang tersadar, melihat kedatangan Zhang Ji Long terperangah dengan kegembiraan dan kelegaan setelah menyadari bahwa sahabatnya yang dianggap telah tewas ternyata masih hidup. Ia berusaha bangkit dengan susah payah untuk berdiri kembali, lalu bergabung dengan Zhang Ji Long untuk bersama-sama menghadapi monster kera yang semakin marah dan menantang di tengah ladang rumput yang menjadi saksi bisu akan perjuangan mereka."Tapi bagaimana Tuan Ji Long bisa lepas d
Read more

BAB 36. Wu Sheng Hao

Monster kera yang sebelumnya merendahkan dan menantang Zhang Ji Long, kini melihat penuh kekaguman akan tekad dan keteguhan hati sang pendekar yang siap menghadapinya dengan jurus tongkat naga peraknya di tengah ladang rumput yang indah."Semangat yang kamu miliki boleh juga pendekar kecil," ucap monster kera dengan mengakui keberanian Zhang Ji Long, "Namun kamu bukan lawan yang sebanding sebanding dengan ku! Ayo tunjukkan pada ku jurus terbaikmu!" ucap monster kera dengan penuh tantangan, siap melanjutkan pertarungan dengan Zhang Ji Long di tengah ladang rumput yang membara tersebut.Zhang Ji Long si pendekar kecil itu lalu dengan mantap menghadapi monster kera tersebut, menggenggam erat tongkat naga peraknya sambil memancarkan aura keberanian dan tekad yang menggebu-gebu."Baiklah monster kera, aku siap menerima tantanganmu."Monster kera itu berlari dengan langkah yang menggetarkan tanah, menyerang Zhang Ji Long dengan cepat. Terlihat aura yang memancarkan keganasan dan tekad pengh
Read more

BAB 37. Awal Masuk Sekte

Terlihat gerbang pintu masuk dengan bangunan megah dan arsitektur yang sangat anggun, dinding-dinding yang menjulang tinggi di sekitarnya menjadi kanvas bagi mural-mural yang indah, mengisahkan perjalanan heroik dan petualangan para pendekar sekte tersebut. Warna merah cerah yang melambangkan semangat dan keteguhan hati ini menampilkan adegan-adegan yang memukau dan menghidupkan kembali sejarah sekte dengan sentuhan emas yang diselipkan pada lukisan-lukisan yang memberikan sentuhan magis, seolah-olah menghubungkan masa lalu dengan masa sekarang dan masa depan. Kaligrafi yang elegan dari kata-kata selamat datang atau kutipan filosofis tertulis di atas gerbang, memberikan pesan kedamaian dan kebijaksanaan kepada siapa pun yang datang dalam goresan tinta yang membentuk kalimat-kalimat mengalir seperti air yang tenang dan sejuk dengan setiap aksara tampak terukir dengan teliti, menciptakan harmoni visual yang mengundang mata dan pikiran untuk berdecak kagum. Terlihat tanaman tinggi yan
Read more

BAB 38. Ujian Pertama

Zhao Zi Feng, merupakan seorang guru dari para Pendekar baru yang ber-status “murid luar” Sekte Pedang Merah, semua pendekar baru itu pada awal masuk sekte akan menghadapi ujian awal sekte yang diarahkan oleh Zhao Zi Feng."Bai Ji Long, selamat datang dalam ujian awal sekte. Aku, Zhao Zi Feng, akan menjadi guru-mu dalam menghadapi tantangan-tantangan fisik yang akan mengukur potensimu sebagai seorang calon pendekar di Sekte Pedang Merah. Kamu mungkin merasa gugup atau tegang saat menghadapi ujian ini, tetapi ingatlah bahwa setiap ujian adalah kesempatan untuk tumbuh dan belajar. Ujian fisik ini bukan hanya tentang kekuatan tubuhmu, tetapi juga tentang kecerdasan dalam menghadapi situasi yang kompleks. Selamat menghadapi ujian ini, Bai Ji Long. Biarkan hatimu bersatu dalam setiap langkahmu," ucap Zhao Zi Feng dengan sorotan yang penuh semangat di matanya. Zhao Zi Feng berjalan perlahan menghampiri Zhang Ji Long kemudian berdiri tegak di hadapannya dengan sikap yang menggambarkan keperc
Read more

BAB 39. Batu Kecil nan Licin

Melihat Zhang Ji Long yang sepertinya akan kehilangan keseimbangannya pada pijakan di batu kecil itu, Zhao Zi Feng wajahnya tampak khawatir, keremangan terpancar dari matanya yang biasanya tajam.Ia merasakan getaran perasaan seolah-olah ia sendiri berada di batu licin itu, dengan jantung yang berdetak cepat dalam menghadapi kemungkinan kesulitan muridnya. Namun, segera ia mengatasi perasaan cemas-nya, karena ia tahu bahwa bagian dari peran seorang guru adalah memberikan dukungan dan membiarkan muridnya menghadapi tantangan dengan cara mereka sendiri. Walaupun khawatir, wajahnya tetap tegar dan penuh perhatian, memberikan ruang bagi Zhang Ji Long untuk terus berjuang dengan semangatnya."Kamu bisa, Bai Ji Long," gumam Zhao Zi Feng dengan suara pelan namun penuh keyakinan. Meskipun dalam hatinya keremangan masih berkecamuk, dia berusaha untuk mengirimkan energi positif kepada muridnya. "Setiap langkahmu membawa kamu lebih dekat pada kemenangan ini. Percayalah pada dirimu sendiri dan
Read more

BAB 40. Taman Sekte

Terlihat sebuah taman yang memukau di kompleks Sekte Pedang Merah, menghadirkan harmoni antara keindahan alam dan seni manusia. Pohon-pohon yang menjulang tinggi memberikan naungan sejuk di sepanjang jalan setapak, menciptakan koridor alami yang teduh dan menenangkan. Daun-daun yang rimbun dan hijau memberikan sentuhan segar dan sekaligus meneduhkan dengan suara desir angin yang perlahan-lahan melalui daun-daun menciptakan irama alami, menghadirkan suasana yang damai.Sementara rerumputan hijau yang menjalar lembut melingkupi tanah di sekitar pohon-pohon, menciptakan permadani alami dengan permukaan halus dan hijau memberikan kesan alam yang akrab dan hangat, sangat kontras yang menawan dengan langit biru di atasnya menciptakan perpaduan warna yang menenangkan mata. Di sela-sela rerumputan, bunga-bunga kecil bermekaran dengan warna-warna cerah, menambah pesona dan keindahan taman ini. Terdapat aneka jenis bunga, mulai dari mawar merah yang mempesona, bunga matahari yang menghadap
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status