"Tidur bareng, kan?" Alih-alih marah, Rinai justru terkekeh dan mengibaskan rambutnya di hadapan Rakha yang langsung menatapnya dengan heran.Rakha pun mengangguk samar."Yang kamu ajak tidur bareng itu mantan pelacur, bukan mantan ustadzah," celetuk Rinai masih menyunggingkan senyum, tapi entah kenapa senyum itu justru berhasil mencabik hati Rakha yang langsung sedih karenanya. Selagi Rakha masih diam, Rinai pun langsung melanjutkan, "Deal ya… kamu makan malam bareng Jennie… pulangnya aku tunggu di kamar. Kamu maunya aku pakai dalaman warna apa?""Nai…," lirih Rakha merasa bersalah."That's okay, aku terima tawaranmu. Aku ini pelacur, Kha!" Rinai tersengih. "Tidur dengan pria asing demi uang aja aku bisa—apalagi hanya tidur bareng temanku sendiri demi sahabat terbaikku."Sontak kedua tangan Rakha terangkat untuk menarik bahu Rinai dan memeluk perempuan itu dengan sangat erat. Sejujurnya, bukan jawaban seperti ini yang ingin dia dengar. Rakha berharap kalau Rinai menolak semua ini dan
Terakhir Diperbarui : 2023-08-09 Baca selengkapnya