Home / Romansa / Istri Idaman Tuan Ares / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Istri Idaman Tuan Ares: Chapter 41 - Chapter 50

57 Chapters

istri idaman 41

Drt! Drt! Drt!Ketika ciuman dan cumbuan masih berlanjut, keduanya terpaksa berhenti karena mendengar getaran ponsel di atas nakas. Pagutan itu terlepas dan keduanya menoleh bersamaan mencari letak ponsel berada.“Ada yang menelponmu,” kata Anggun. Anggun kembali menatap wajah Ares dengan bibir yang masih basah.“Biarkan saja. Kita lanjutkan kegiatan kita dulu.” Ares sudah maju dan hendak mencium Anggun lagi. Namun, belum sampai menyentuh, Anggun sudah lebih dulu mendaratkan dua jarinya di bibir Ares.“Apa, sih!” sungut Ares sambil menyingkirkan jari itu. “Paling Nando yang menelpon.”“Kau lihat dulu. Siapa tahu penting, kan?”Ares berdecak kemudian menurunkan Anggun dari atas pangkuan. “Tunggu di situ dan jangan kemana-mana.”Memang tak berniat melawan, Anggun lantas menganggukkan kepala sebelum kalimat perintah itu berubah menjadi sebuah ancaman.“Apa?” kata Ares saat ponsel sudah menempel pada daun telinga. Nada bicara Ares yang meninggi, sempat membuat Anggun nyengir dan garuk-gar
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more

istri idaman 42

Selama Ares berada di pabrik, Anggun sama sekali tidak beranjak keluar dari kamar. Ia memilih sibuk menikmati aktifitas tak penting di dalam sana. Sesuai perintah Ares, Anggun memang tidak diijinkan untuk keluar rumah. Ya, Anggun menganggap tidak boleh keluar kamar termasuk di dalamnya. Selain karena memang tidak ada keperluan di luar kamar, Anggun juga enggan bertemu dengan Mareta.“Bibi, apa sedari tadi Anggun tidak keluar dari kamar?” tanya Mareta pada Bibi Rani yang sedang menyiapkan makan malam.“Sepertinya tidak, Nona.” Bibi Rani menjawab malas.“Halo, sayang.” Seseorang tiba-tiba menyapa dan merangkulkan dua tangan di pinggang Mareta.Mareta lantas menoleh. “Sayang, kau sudah pulang?” Ia langsung berbalik dan merangkul leher Rangga.Di belakang mereka, Bibi Rani mencebik lirih sambil geleng-geleng kepala. Sepatutnya kemesraan tidak usah diumbar di depan orang lain.“Yang lain belum pulang?” tanya Rangga.Mareta menggeleng. “Kau mandi saja dulu. Setelah itu kita makan. Ayah dan
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more

istri idaman 43

Sekitar pukul sembilan malam, Ares baru pulang dari bepergian. Entah itu dari restoran atau dari tempat lain, tidak ada yang tahu. Penghuni rumah semuanya sudah masuk ke dalam kamar masing-masing kecuali Bian. Beliau sedang duduk sendirian menonton TV, ditemani teh hangat.“Ayah belum tidur?” tanya Ares.“Eh, Ares. Kau sudah pulang?” sahut Ayah. “Kemari, temani ayah dulu.”Ares meletakkan dompet, ponsel dan kunci mobil di atas meja persegi—yang berada di tengah-tengah sofa—lalu duduk. “Ini sudah malam, kenapa ayah belum tidur?”Bian meraih cangkir berisi teh, lantas menyesapnya. Satu tegukan masuk, ayah meletakkan kembali cangkirnya di atas meja. “Ayah sedang menunggumu,” kata ayah kemudian.Kedua alis Ares saling bertautan. “Menungguku? Untuk apa?”“Tidak ada apa-apa. Ayah hanya ingin ngobrol denganmu,” jawab Ayah.Ares mengatupkan kedua bibir sesaat membentuk garis lurus. “Apa ada masalah?” tanya Ares.Seperti tahu rasa penasaran pada diri Ares, Bian terlihat mengulum senyum. Membia
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more

istri idaman 44

Sebagian kata orang memang benar, cinta itu terkadang datang setelahnya. Em, maksudnya datang setelah pernikahan. Kita tidak akan tahu seperti apa jodoh yang Tuhan berikan, tapi untuk Ares, Anggun adalah istri idaman yang pastinya dicari banyak pria. Ares akan bersyukur akan hal itu.“Kau mau kemana?” tanya Ares saat melihat Anggun buru-buru memakai jubah piamanya.Usai mengikat tali piama di pinggang dengan kuat, Anggun menjawab. “Aku mau mengambilkan air putih untukmu.”Anggun kemudian menggamit kuncir rambut dan kemudian menggulung rambutnya. Hal itu menjadikan leher jenjang Anggun terlihat menggoda.“Nanti saja, sekalian sarapan.” Ares menjawab sambil menguap. “Masih terlalu pagi untuk turun ke bawah.”Anggun meringis. “Tidak apa-apa. Kata ibuku, saat kita bangun tidur, kita diharuskan minum air mineral terlebih dulu.”Ares meraih lengan Anggun hingga jatuh dalam pangkuan. “Apa kau akan setiap hari seperti ini?” tanya Ares.Anggun yang bersemu merah, terlihat mengulum senyum sambi
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

istri idaman 45

Selama di perjalanan menuju restoran, Anggun terlihat begitu sumringah. Ares yang sedang menyetir, sampai dibuat penasaran.“Kau kenapa?” tanya Ares akhirnya.“Em, aku?” Anggun menunjuk ke arah wajahnya sendiri.Ares berdecak. “Memang siapa?”Anggun meringis sambil garuk-garuk kepala. “Aku hanya senang, karena sudah lama tidak keluar rumah.”Tanpa sadar—masih dalam fokus menyetir—Ares mengulum senyum. “Kalau kau memang ingin jalan keluar, bagaimana kalau kita bulan madu.”“Ha?” Anggun refleks memutar pandangan. “Bulan madu?” mendadak kedua pipinya memerah.Mobil akhirnya sampai di area restoran dan sudah memasuki tempat parkir khusus pemilik dan karyawan. Mereka berdua tidak langsung keluar melainkan melanjutkan obrolan terlebih dahulu.“Kau tidak mau bulan madu?” tanya Ares dengan kepala sedikit meneleng.Anggun meringis dan terlihat gugup. “Bukan begitu. Tentu saja aku mau, tapi apa tidak membuang-buang uang?”Saat Anggun menatap Ares sambil mengetuk-ketuk dagu, Ares tiba-tiba terta
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

istri idaman 46

Sampai menjelang sore dan pada akhirnya pulang ke rumah, Anggun masih tetap merengut kesal. Selama perjalanan pulang, Anggun benar-benar mengacuhkan Ares. Anehnya, Ares yang biasanya gampang marah—melihat Anggun merengut tidak jelas—justru membuatnya tidak tega untuk memarahi.Anggun lebih dulu keluar dari mobil, lalu disusul Ares. Masih tetap sama, Anggun acuh dan memilih beranjak lebih dulu masuk ke dalam mobil.“Hei!” teriak Ares. Ares tidak marah, hanya saja merasa sedikit kesal. “Tunggu atau kau mati!” kalimat ancaman itu muncul lagi dan justru membuat langkah Anggun kian cepat.“Selalu saja mengancam!” dengus Anggun. Sampai di anak tangga, Anggun berlari kecil menaikinya.“Kau!” Ares mengeram, menutup pintu dengan kuat. Berhasil menyusul Anggun, Ares sontak melempar barang yang semula berada dalam genggaman ke sembarang tempat. Anggun yang awalnya acuh, kini mulai ketakutan.“Sampai kapan kau mau marah, ha?” Ares meraih lalu menarik tangan Anggun. Mengangkat tinggi-tinggi, Ares
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

istri idaman 47

“JANGAAAN!”PLAK!Satu tamparan mendarat dengan sempurna di pipi Anggun. Sebuah tamparan yang Rangga layangkan teruntuk Ares, ternyata salah sasaran. Bukannya mengenai Ares, melainkan mengenai Anggun.Rangga yang tak menyangga tangannya akan menampar Anggun—dengan tatapan kosong—secara perlahan berjalan mundur menghampiri Mareta yang juga nampak terbengong. Sementara Anggun yang sempoyongan di depan tubuh Ares, segera Ares tangkap dan segera memeluknya.Sambil menangkup wajah Anggun dengan lengan—menyembunyikan didadanya—Ares kemudian menatap lurus ke arah Rangga dan Mareta. “Atas dasar apa kau menampar istriku? Salah apa istriku padamu?”Rangga gugup dan bingung harus menjawab yang bagaimana. “A-aku ... Aku ... aku berniat menamparmu. Bukan dia!” mendadak suara Rangga meninggi.“Kau menampar istriku hanya demi membela istrimu yang bahkan tidak mencintaimu sama sekali,” Ares masih melotot sambil sedikit melonggarkan pelukannya pada Anggun. “Kau mundur dulu,” perintah Ares pelan pada A
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

istri idaman 48

Meninggalkan keributan semalam, pagi ini entah Ares maupun Rangga, sama-sama memilih bungkam. Ruang makan nampak sunyi dan yang terdengar hanyalah suara dentingan sendok dan piring.“Ayah,” panggil Ares tiba-tiba.Ayah yang masih mengunyah makanan, menoleh. “Ada apa Ares?”Sebenarnya ayah ingin bertanya mengenai hal semalam. Ayah penasaran dengan luka biru di pipi Ares dan Anggun. Pun dengan luka Rangga. Ayah tebak, pasti ada perkelahian tadi malam. Kalau bukan karena sang istri yang menghalang-halangi, Bian tentunya sudah menghampiri keributan itu sebelum ada yang terluka.“Mulai hari ini, Aku dan Anggun mau pergi dari rumah ini.”Klunting!Bian menjatuhkan sendoknya di atas piring. Mereka yang sedang menikmati sarapan lantas ikut terkejut dan menoleh ke arah Ares. Tak ayal dengan Anggun. Anggun juga kaget karena memang semalam Ares tidak ada ngomong apa-apa.“Apa maksud kamu, Ares?” tanya ayah. Yang lain pura-pura acuh meskipun sebenarnya penasaran.“Aku tidak mau membahayakan ist
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

istri idaman 49

Sebelum kembali ke rumah, Ares mampir terlebih dulu ke restoran. Rencananya Ares akan menelpon Nando, tapi berhubung ponselnya tertinggal di apartemen, pada akhirnya Ares terpaksa menemui Nando di restoran.Sampai di sana—di ruang khusus menejer—Ares dikejutkan dengan adanya Rena di dalam sana. Rena tengah duduk tak jauh dari Nando di atas sofa.“Kau di sini?” tanya Ares pada Rena. Rena meringis. “Jangan bilang kalian?”Mereka berdua saling pandang sebelum akhirnya sama-sama meringis menatap Ares.Ares nampak menghela napas, lalu memutar bola malas. “Baguslah. Aku senang ada yang kau sama Rena.”“Apa!”“Pfff!”Jika Rena melotot, Nando justru sedang mengumpat tawa.“Kau menertawakanku, ha?” sembur Rena“Aduh!” jerit Nando saat telapak tangan mendarat di pundaknya. “Sakit tahu!”Saat mereka berdua hendak mulai adu mulut dan saling memukul, Ares sudah lebih dulu menyela. “Diamlah!”Sesaat keduanya langsung diam. Meski sempat saling mencebik dan lirik, tapi kemudian mereka berdua foku
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

istri idaman 50

“Sampai sini saja. Ini sudah malam juga,” kata Ares saat dua koper besar sudah di depan pintu apartemen. “Kau antar Rena pulang.” Ares berkata pada Nando.“Baik, Tuan.” Nando mengangguk.“Kabari aku kalau kau sudah beneran pindah ke rumah baru,” kata Rena.Ares tersenyum. “Pasti.”Setelah Nando dan Rena pergi, Ares segera masuk ke dalam. Menyeret koper bergantian, kemudian Ares meletakkannya di samping lemari besar di dekat rak TV. Setelah itu, Ares menghela napas sambil menyugar rambutnya ke belakang. “Melelahkan juga ternyata.”“Apa Anggun sudah tidur?” gumam Ares. Didapati jam di pergelangan tangan sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.Perlahan-lahan, Ares membuka pintu kamar. Lampu masih menyala terang. Ares menutup pintu kemudian berbalik dan mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Berhenti di gazebo di dekat jendela, Ares mendapati sosok Anggun tengah meringkuk dengan kedua telapak tangan terhimpit di antara paha.Ares mendekat. Tak mau sampai Anggun terbangun, Ares mulai men
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status