All Chapters of STRUK BELANJA DI SAKU CELANA SUAMIKU: Chapter 31 - Chapter 40

50 Chapters

Bab 31

STRUK BELANJA DI SAKU CELANA SUAMIKUBAB 31Aku menyentuh tangannya berlahan, tapi, ia seperti tak menyadari. Lalu, kuarahkan tangannya ke wajahku dan kucium telapak tangannya. Ia masih tak peduli."Pak, apa kehadiranku menghiburmu?" Kuberanikan diri bertanya. Ia menoleh."Pak, aku harap kamu menyadari cintaku padamu, andai ada hal buruk diantara kalian, masih ada aku untukmu," ucapku lagi.Pak Yoga mulai membenarkan duduknya lebih tegap sambil menarik tangannya dari pipiku."Dina, aku tahu perasaanmu padaku, tapi Indri terlalu sempurna di hatiku, bahkan kekurangannya saat ini, kuanggap sebagai kesalahan masa laluku. Aku tahu maksudmu. Tapi dari sekarang aku katakan padamu. Aku tidak mungkin meninggalkannya." Lalu ia berlalu.Kupejamkan mataku saat ia keluar melewati pintu dengan cara menbantingnya. Aku menangis. Namun bukan karena kepergiannya, tetapi, ucapannya lah yang membuatku terluka.***POV: YogaAku memang butuh Dina untuk menghibur kesepianku, sebagai seorang laki-laki norma
Read more

Bab 32

STRUK BELANJA DI SAKU CELANA SUAMIKUBAB 32Setelah cukup lama merenung di kamar Dina, perutku mulai terasa lapar. Kulihat penunjuk waktu di pergelangan tangan. Sudah cukup siang rupanya, pantas saja alarm tubuh sudah memekik minta diberi asupan.Berlahan aku berdiri, lalu berjalan menuju dapur untuk mencari makanan yang di masak Dina. Setelah berada di dapan meja makan, kulihat tak ada apa pun di sana, bahkan tudung saji saja masih terkait menggantung di dinding, entah dari kapan aku sudah lupa, rasanya seperti sudah lama tak di turunkan ke atas meja."Di mana makanan yang di masak Dina, apa jangan-jangan dia tidak masak? Sial." Terus kucari Dengan perasaan kesal. Lalu aku teringat pada lemari pendingin, lebih baik aku memeriksanya, siapa tahu ada sesuatu yang bisa aku masak.Setelah kulkas itu kubuka, tidak kutemukan bahan yang bisa aku jadikan pengisi perutku, bahkan jus yang biasa bertengger di sana tak lagi kutemukan seperti saat Indri ada di rumah ini. Aku mendengkus kesal.Lebi
Read more

Bab 33

STRUK BELANJA DI KANTUNG CELANA SUAMIKUBAB 33POV: Indri"Indri." Panggil Mas Yoga. Kubuang jauh pandangan mataku saat ia berdiri di hadapanku. Aku marah? Ya. Aku marah. Orang yang aku pilih menjadi pendamping hidupku, tega mengatai aku mandul, padahal ia tahu persis aku pernah mengandung anaknya, itu cukup menjadi bukti bahwa rahimku baik-baik saja.Aku yakin semua yang terjadi dalam hidupku adalah kehendak Sang Ilahi Rabbi. Aku juga percaya semua ini terjadi atas kehendak-Nya, apa pun itu, aku sudah ikhlas menjalani ini semua.Tentang Mas Yoga, aku sudah tidak peduli lagi padanya, bukan karena kehadiran Dina dan Yuna, melainkan sikapnya yang sudah tidak membuatku nyaman, berbohong salah satunya. Aku rasa ini adalah konsekwensinya terhadap keputusannya. Kehilangan cintaku untuk selama-lamanya."Hallo, Yoga!" Candra Dinata akhirnya menyapa Mas Yoga. Melihatku tak menghiraukan sapaan dari Mas Yoga, dia mengulurkan tangan ingin menjabat tangan lelaki yang kulirik masih menatapku."Ok,
Read more

Bab 34

STRUK BELANJA DI SAKU CELANA SUAMIKUBAB 34***"Terima kasih," ucapku ketika mobil Mas Candra sudah berhenti tepat di depan pagar rumahku."Tidak menawarkan aku singgah?" tanyanya. Lalu Ia tersenyum simpul.Aku menggeleng."Kenapa?" tanyanya lagi."Aku tinggal sendiri, jika ada laki-laki yang kuajak kerumah, sudah dipastikan, aku akan menjadi bahan gunjingan orang sekitar rumahku."Ternyata kamu masih seperti yang dulu, masih mementingkan ucapan orang lain terhadapmu. Hanya sekedar singgah tidak berarti akan terjadi hal buruk di antara kita.""Aku tahu kamu tidak akan berbuat buruk, tapi inilah peraturan yang tak tertulis di lingkunganku. Di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Permisi!" Lalu aku memutuskan membuka belt dan segera turun dari mobilnya.Aku tak lagi menoleh padanya saat masuk ke dalam rumah, ketika ingin menutup pintu pun aku tetap tak mau menoleh. Hingga pintu itu benar-benar tertutup, barulah aku sedikit menyingkap gorden dan mengintip. Mobil itu masih di sana,
Read more

Bab 35

STRUK BELANJA DI SAKU CELANA SUAMIKUBAB 35"Apa aku tidak salah lihat?" Kupercepat langkahku memasuki area pemakaman.Sepagi ini dia sudah membututiku. Seperti tidak punya kerjaan saja. Bisikku dalam hati."Mas Candra!" Panggilku.Dia menoleh."Indri. Sedang apa kamu disini, kamu ziarah ke kuburan keluargamu? Kebetulan sekali kita bertemu di sini." Senyumnya mengembang ketika aku makin dekat dengannya."Justru aku yang harus bertanya padamu, Mas. Apa niatmu mengikuti aku terus. Aku memang akan berpisah dari Mas Yoga, tapi bukan berarti mau didekatimu secepat itu," ucapku terus terang."Aku mengikutimu? Untuk apa?" Wajahnya menunjukan kebingungan."Sudahlah, Mas. Tidak usah berpura-pura. Kemarin kamu juga kan yang menghubungiku dengan nomor yang tidak aku kenal! Dari mana kamu tahu nomorku?" Aku berterus terang."Indri-Indri .... Jangan kamu samakan semua lelaki seperti Yoga. Aku tidak pernah menelponmu. Aku juga tidak tahu pagi ini kamu akan datang ke sini," jelasnya."Jadi untuk apa
Read more

Bab 36

STRUK BELANJA DI SAKU CELANA SUAMIKUBAB 36"Iya, Bu Mila, kami kenal baik. Hari ini kami sudah bertemu dua kali," jelas Mas Candra."Wah, itu namanya jodoh." Bu Mila menepuk-nepuk pelan pundak Mas Candra.Ucapan Bu Mila makin menambahku malu, aku yakin wajahku kini mulai memerah. Dalam hati aku berharap Andi segera memanggilku untuk tujuan berikutnya.Lalu Candra melihat mobil tak jauh dari tempatku berdiri. "Kamu yang mengantar pesananku?" tanya Candra."Hem, ternyata kamu pemesan yang kami hubungi tak segera mau mengangkatnya?" tanyaku sambil menyindir."Oh, ya. Kamu meneleponku? Di pemakaman tadi Hape sengaja ku-silent. Sorry!" Ia menatapku lekat tanpa ekspresi. Membuatku menjadi kikuk."Bu Indri, sudah siang!" Akhirnya Andi turun dari mobil dan mengingatkanku."Terima kasih, Andi," ucapku sambil tersenyum. Wajah Andi terlihat bingung. Aku yakin ia tidak mengerti dari ucapan terimakasihku. Biarlah. Lalu aku tertawa kecil."Kalau begitu saya pergi dulu, Bu. Secepatnya saya akan kem
Read more

Bab 37

STRUK BELANJA DI SAKU CELANA SUAMIKUBAB 37Aku tak berani melirik pada sang pemilik suara tersebut. Malu. Lebih baik aku tak menjawab dan diam saja."Candra, Indrinya jangan digodain terus. Kasihan. Nanti dia kapok untuk datang ke sini lagi bagaimana?" Bu Mila mengedipkan mata pada Mas Candra, lalu tersenyum saat melihatku, ia juga menggenggam jemariku saat tanganku tak mau diam."Jangan dengarkan ucapan Candra ya, In!" Bu Mila berkata padaku sambil setengah berbisik.Padahal ucapan Mas Candra memanglah benar adanya. Tapi tidak mungkin juga kan aku berterus terang padanya. Bisa-bisa itu akan menjadi senjatanya untuk terus menggodaku."Kalau begitu, Indri pamit pulang, Bu. Besok Indri akan datang kembali lagi," gegas aku berajak dari kursi.Bu Mila pun ikut berdiri, Mas Candra yang dari tadi menatapku tajam, kulihat akhirnya mengedipkan mata dan berpindah posisi berdiri di sebelah Bu Mila."Aku antar pulang ya, In!" pintanya.Bu Mila menyikut tangan Mas Chandra. Lalu Mas Chandra ter
Read more

Bab 38

STRUK BELANJA DI SAKU CELANA SUAMIKUBAB 38"Nia, kalau sore nanti Mas Yoga datang lagi, bilang nggak usah nungguin aku. Aku nggak pasti bakal pulang jam berapa, kalau dia maksa kamu nanti telpon Pak RT atau siapalah untuk mengusirnya! Pokoknya jangan lagi kamu biarkan dia di sini." Kutekankan ucapanku. Sungguh aku tak mau Mas Yoga selalu membayangi hidupku."Iya, Mbak," ucap Nia singkat lalu aku bersiap ke depan menunggu taxi online yang sudah kupesan 15 menit yang lalu. Tak lama terdengar suara klakson mobil.Saat aku sudah berada di depan. Ternyata mobil Mas Yoga yang datang. Segera kulihat aplikasi pemesanan taxi onlineku. Sudah dekat.Tak mau berbasa basi. Aku melangkah mendekati Mas Yoga yang turun dari mobil dan membukakan pintu untukku."Aku sudah pesan taxi, Mas," ucapku sebelum sampai di dekatnya."Aku ingin bicara, Indri. Ini penting. Untuk terakhir kalinya, jika kamu sudah mendengarnya, aku akan meminta kamu mempertimbangkan keputusanmu untuk berpisah denganku." Lalu ia me
Read more

Bab 39

STRUK BELANJA DI SAKU CELANA SUAMIKUBAB 39"Berarti kamu tahu dengan ibunya bayi itu, Cha?" tanyaku."Tidak, Bu. Aku kan pergi pagi pulang malam. Belum pernah pertemu sama penghuni kontrakan itu. Orang bilang dia memang belum lama tinggal di sana, sekitar beberapa Minggu yang lalu kalau nggak salah.""Suaminya juga tidak pulang-pulang atau bagaimana?" tanyaku lagi semakin penasaran."Kata ibuku mereka cuma tinggal berdua. Mungkin janda kali, Bu. Nggak tau juga, sih," jelas Icha sambil mengedikkan bahunya."Feeling-ku jadi nggak enak. Jangan-jangan bayi itu ....Mengingat ucapan Mas Yoga pagi tentang Dina dan Yuna. Apa mungkin bayi itu adalah Yuna? Aku harus melihat wajahnya, nanti."Bu, habis ini aku pamit pulang, ya. Atau Ibu mau diantar pulang Andi terlebih dahulu?" tanya Icha mengejutkanku."Nggak papa kamu pulang saja lebih dulu, biar aku nanti pulang naik--""Bu Indri biar saya yang antar," ucap seorang lelaki yang sangat kuhapal suaranya.Aku dan Icha menoleh serempak kemudian
Read more

Bab 40

STRUK BELANJA DI SAKU CELANA SUAMIKUBAB 40"Kamu menunggu di rumahku lagi, Mas?" ucapku pelan sambil terus menempelkan handphone-ku di telinga.Lalu aku berjalan menjauh dari Bu Mila dan Mas Candra. Sempat kulirik mereka yang memperhatikan aku bicara, dan memutuskan meminta izin untuk keluar dengan anggukan isyarat."Sudah dari sore. Apa kamu bersama Candra lagi?" Suara Mas Yoga memelan.Haruskah aku mengatakan iya. Tapi, ini sudah bukan urusannya lagi. Jadi untuk apa aku harus menjelaskan bersama siapa aku sekarang."Jika benar, baiklah. Aku akan berhenti menunggumu di sini dan akan pulang sekarang. Setidaknya sudah ada seorang yang melindungi dan menjagamu," lanjutnya lagi. Mungkin karena aku tak segera menjawab, ia menebak kemungkinan keberadaanku bersama Candra. Biarlah. Aku tak peduli pemikirannya.Lama kami terdiam, memikirkan apa lagi yang penting harus dibicarakan. Lalu ia mengakhiri panggilan teleponnya karena kami tidak mengeluarkan kata apa-apa lagi. Pembicaraan itu berakh
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status