“Bwang Tenan, Deknya Ceya anteng tan?”“Iya,” jawab Kenan.Mendengarnya, Kamasea pun tersenyum dengan mata bulatnya yang terus saja mengerling, membuat bulu matanya yang lentik bergoyang naik-turun.“Alow Ceya antiyk tan?”“Iy, eh?”Kenan menatap mamanya. Anak itu menggaruk kepalanya, tak tahu apakah dirinya boleh menjawab pertanyaan itu atau tidak.“Ceya dak antiyk?” tanya Kamasea, sekali lagi. Kali ini dengan mimik muka yang menunjukkan bahwa dirinya akan menangis.“Can-Cantik, kok.”Kamasea menangkup pipinya. Salah satu kakinya ditekuk ke belakang. “Ma-aciwh. Bwang Tenan uga anteng.”Orang-orang dewasa yang melihat itu pun dibuat tak bisa berkata-kata dengan kelakuan Kamasea. Betapa genitnya si bocil kematian setiap bersama anak Sinta. Sampai detik ini pun, pemandang tersebut tetap terasa menggelikan.“Laporin ke Papa coba, Kak. Biar disentil jidatnya sama Papa.”“Aaa, angan! Ntal Papa ayahin Ceya!” Jerit Kamasea, melarang.Bagaimana tidak dimarahi— belum punya KTP saja sudah pint
Last Updated : 2023-12-29 Read more