Bu Inggar masih tergugu sembari menatap bungkusan nasi dengan bau menyengat di hadapanya, sedangkan Rindi masih sibuk untuk menenangkan putrinya yang sedari tadi terus menangis dan merengek ingin pulang."Ma, Putri lapar. Mau makan," rengek bocah kecil itu di sela-sela tangisan."Nasinya sudah basi, Rin. Nggak mungkin kita makan, apalagi kasih ke Putri. Bisa sakit perut dia nanti." Bu Inggar berucap dengan lesu.Rindi tak menjawab, fokusnya tertuju pada pada isi piring Rizal yang masih tersisa setengah. Tanpa meminta persetujuan Bu Inggar, Rindi mendudukkan Putri di salah satu kursi kemudian menyambar piring yang tadi ditinggalkan oleh sang adik."Lhoh, Rin. Itu 'kan punya Rizal, kalau Indri marah bagaimana?" ujar Bu Inggar setelah melihat apa yang dilakukan oleh anak sulungnya."Rindi nggak peduli, Bu. Yang penting Putri bisa makan, nanti setelah Putri selesai makan kita minta antarkan Rizal untuk pulang ke rumah lama. Daripada di sini kita diperlakukan seperti babu," cerocos Rindi,
Baca selengkapnya