Semua Bab Perangkap Cinta Sang CEO: Bab 61 - Bab 70

202 Bab

Bab 60. Jahat Tapi Manis

Malikha dibukakan pintu mobil dan tetap dikawal ketat sampai tiba di New Jersey. Ia kemudian dibawa ke sebuah bandara untuk pesawat pribadi bernama Teterboro. Masih kebingungan, seorang pengawal kemudian melingkarkan sebuah mantel tebal untuk Malikha agar ia tak kedinginan."Silahkan Nyonya, di sebelah sini!" ujar pengawal itu setengah berteriak. Malikha terpaksa mengikuti dan berjalan ke sebuah jet pribadi dengan logo mahkota tulisan Atlantic Crown. Ia menengok ke kanan dan kiri mencoba mencari tau apa yang terjadi dan pesawat siapa ini."Nyonya, anda harus segera naik. Kita akan berangkat," ujar pengawal itu lagi merentangkan sebelah tangannya meminta Malikha untuk naik. Malikha tak punya pilihan selain berjalan naik melewati sebuah tangga naik ke pesawat tersebut. Mata Malikha membesar saat melihat mewahnya interior pesawat pribadi tersebut. Ia belum pernah naik jet pribadi seumur hidupnya dan kali ini ia dibawa entah kemana oleh suaminya.Masih melihat-lihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-15
Baca selengkapnya

Bab 61. Awal Bulan Madu Yang Indah

Setelah bosan berontak dan kelelahan, satu jam kemudian akhirnya Malikha tertidur di pangkuan Aidan. Ia tak bisa melawan dan tertidur bersandar pada dada Aidan. Sedangkan Aidan kemudian terbangun lalu menundukkan pandangannya melihat Malikha yang tertidur nyenyak di pundaknya.Senyuman Aidan perlahan mengembang dan tangannya lalu naik dan membelai lembut pipi Malikha sambil menaikkan wajahnya agak sedikit menengadah. Dengan leluasa Aidan bisa menatap dan menyentuh ujung mata bahkan sampai ujung bibir Malikha.Gairah Aidan yang perlahan naik membuatnya bahkan sampai menjilati bibirnya beberapa kali. Aidan pun mendekat lalu mengecup ujung hidung Malikha dan memainkan ujung hidung dengan miliknya.“Aku ingin sekali memilikimu, Babydoll!” desah Aidan berbisik lembut di depan hidung Malikha yang tertidur tak sadar apa pun. Karena tak tahan namun tak boleh berbuat apa pun, Aidan akhirnya menyerah dengan mencium kening Malikha dengan lembut namun lama. Mali
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-15
Baca selengkapnya

Bab 62. Anak Domba Tersesat

Setelah Aidan keluar, Malikha kemudian mencoba berkeliling di dalam rumah kecil itu. Ia belum memeriksa sama sekali setelah masuk. Seperti seorang anak domba yang tersesat, Malikha mencoba melihat dari perapian di depan tempat tidur lalu dapur dan sebuah toilet kecil."Kamar mandinya di mana?" gumam Malikha mencari-cari setelah hanya menemukan kotak kecil toilet tanpa tempat untuk mandi. Ia benar-benar seperti berada di alam yang tak dikenal sama sekali."Ah, kenapa dia membawaku ke tempat ini?" keluh Malikha lalu duduk di atas ranjang. Ia kemudian bangun kembali setelah melihat bahwa ternyata ranjangnya berdebu. Malikha pun bangun kembali dan menepuk nepuk matrasnya. Akibatnya Malikha sampai terbatuk gara-gara hal tersebut."Haa ... seprainya harus dicuci. Ini terlalu banyak debunya!" Malikha beberapa kali terbatuk dan terpaksa harus membersihkannya.Malikha terpaksa bersih-bersih sebisanya karena ia tidak mungkin berada di rumah kotor seperti itu selama
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-16
Baca selengkapnya

Bab 63. Perdebatan Manis

Malikha benar-benar dikerjai oleh Aidan. Ia disuruh membersihkan pondok tersebut sementara Aidan malah mandi, berganti pakaian dan beristirahat sejenak di villa mewahnya yang nyaman dan hangat. Aidan bahkan mengecek waktunya dengan tepat agar tak terlalu lama membiarkan Malikha sendirian.Aidan akan kembali ke pondok kecil di atas bukit, tempat ia membuat Malikha akan tidur malam ini. Tak sampai 5 menit kemudian, Aidan sudah tiba di pondok dan ia masuk kembali. Ia sudah bersih rapi dan wangi."Apa kamu sudah membersihkan ranjangnya?" tanya Aidan tanpa basa basi begitu ia masuk. Malikha mengangguk seperti anak baik yang menuruti tuannya."Tapi seprainya harus dicuci," ujar Malikha dengan polosnya. Aidan lalu menghela napas."Lalu kenapa kamu tidak mencucinya?""Ini sudah hampir malam, itu tidak akan kering. Nanti matrasnya tidak ada seprainya," jawab Malikha."Kamu mau mencoba membuat alasan ya!" tuduh Aidan mulai sengit."Tidak," jawa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-16
Baca selengkapnya

Bab 64. Kubus Mandi Yang Menggemaskan

Aidan benar-benar mengerjai Malikha dengan kamar mandi dadakan seperti bilik mandi. Malikha sampai tercengang melihat begitu Aidan berniat memang ingin membuatnya menderita. Begitu memperkenalkan bilik mandi tersebut, Aidan langsung pergi meninggalkan Malikha dalam kebingungan dan keanehan.“Bagaimana aku bisa mandi di tempat seperti itu?” gumam Malikha sembari memandang bilik tersebut sambil mengernyitkan keningnya. Ia kemudian menoleh ke kanan dan kiri sebelum kemudian mendekat perlahan.Dengan wajah cemas dan takut-takut, Malikha kemudian membuka pintu bilik mandinya dan berjalan masuk ke dalamnya. Ia lalu menengadah ke atas dan melihat jika dinding yang dipasang cukup tinggi untuk diintipi oleh seseorang. Malikha meringis pada nasibnya sendiri. Ya, mungkin inilah yang harus ia hadapi sebagai istri dari Aidan Caesar.Sambil berdoa dalam hati agar tak ada yang datang, Malikha kemudian membuka keran air hangat dan mengucurlah airnya. Malikha terseny
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-16
Baca selengkapnya

Bab 65. Menyebalkan

Betapa terkejutnya Malikha saat ternyata ia tak hanya dibawa keluar dari rumah pondok yang seperti rumah penyihir itu, namun juga mengunjungi sebuah rumah mewah yang ternyata ada di tengah perkebunan yang luas."Vila ini milik siapa?" tanya Malikha dengan polosnya. Aidan hanya menaikkan ujung bibirnya dengan ekspresi angkuh."Vila ini milikku!" jawab Aidan dengan santai dan sedikit menaikkan dagunya. Malikha lantas menoleh dengan ekspresi tidak percaya. Kini ia baru menyadari jika Aidan ternyata mengerjainya selama ini. Malikha makin tak percaya Aidan benar-benar tega membiarkannya dua hari tinggal di rumah pondok dan menyuruh membersihkannya."Jadi kamu sengaja membuatku tinggal di pondok itu!" ujar Malikha protes dengan nada tinggi dan raut wajah begitu kesal."Memangnya kenapa? Kamu tidak suka?" balas Aidan dengan gaya sedikit mencibir."Tapi kamu bilang kita sedang bulan madu!" rengek Malikha begitu kesal dan menggemaskan Aidan tertawa mendenga
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-17
Baca selengkapnya

Bab 66. Garuk ... Garuk

"Kamu masih perawan ya?" tanya Aidan tanpa filter dan basa basi. Ia sedikit terperangah tapi Malikha tak mau menjawab dan memilih pergi meninggalkan Aidan yang kemudian memperhatikan Malikha yang melihat-lihat tanaman anggur."Menarik!" gumam Aidan terkekeh dengan wajah semringah sebelum menyusul Malikha kemudian."Ayo Babydoll, aku tunjukkan tempat latihanku." Aidan kemudian mengajak Malikha jalan ke tempat yang baru. Alis Malikha naik saat ditarik Aidan ke sebuah motor ATV. Mata Malikha membesar saat melihat kendaraan dengan tenaga besar tersebut. Aidan naik dengan gampangnya kemudian memakai helm. Ia lalu menoleh pada Malikha yang terpaku saja tak bergerak."Ayo naik!" ajak Aidan lagi tapi Malikha masih diam saja. Malikha tidak pernah naik motor jadi ia tidak tahu harus bagaimana. Ia malah takut dan mundur. Aidan mendecak kesal melihat ketakutan Malikha. Ia menarik tangan Malikha agar naik ke belakangnya."Tidak apa-apa, peluk saja pinggangku!" Aidan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-17
Baca selengkapnya

Bab 67. Pembalasan Malikha

Aidan keluar dari pondok di atas bukit itu bahkan tidak memakai jaketnya di tengah udara dingin malam dengan rasa kesal dan marah. Sangat kesal dan amat gatal di seluruh tubuhnya. Kini seluruh lengan, leher dan bahunya sudah ruam dan semakin gatal. Ia kemudian masuk ke dalam mobil Jeep-nya dan mengendarainya menuju villa. Sambil terus mengumpat dan kesal bukan kepalang, ia tak menghentikan langkahnya sama sekali."Tuan ... ada apa?" tanya Eugene cemas begitu melihat majikannya datang dan masuk ke dalam villa dengan menggaruk-garuk tubuhnya. Theresia juga ikut datang dengan wajah cemas yang sama."Aku tidak tau mengapa tubuhku tiba-tiba jadi gatal semua. Tanganku sudah ruam ... coba lihat ini. Oh Tuhan, gatalnya! Aahh!" Aidan mengeluh dan terus menggaruk. Theresia terpaksa membuka pakaian Aidan dan menemukan tubuh Aidan yang sudah merah-merah."Apa ini alergi?" tanya Theresia pada suaminya, Gene. Gene tampak berpikir sejenak sebelum bertanya pada Aidan kemudian.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-17
Baca selengkapnya

Bab 68. Andai Semua Tak Terjadi

"Bagaimana Aidan mengelola tempat ini?" tanya Malikha sambil melihat lihat."Sangat baik dan lebih modern dalam pengemasan dan pemasaran. Tuan Aidan tetap mempertahankan beberapa tahapan manual dalam proses pengolahan Wine, agar tidak mengubah cita rasa dan kualitas Wine-nya," jawab pekerja itu sambil tersenyum ramah. Malikha pun mengangguk dan sekilas rasa kagumnya pada Aidan sedikit menyeruak dalam hati.Sekarang pekerja itu membawa Malikha ke ruang penyimpanan Wine. Terlihatlah tong-tong kayu khusus untuk mengendapkan anggur untuk menaikkan kadar alkoholnya menjadi Wine yang bisa dikonsumsi."Semakin tua Wine maka semakin berkualitas dan mahal. Semua barrel (tong) disini diurutkan menurut tahun pembuatan. Jadi kami masih memiliki barrel dari tahun 70 dan 80-an." Malikha membuka mulutnya karena terkagum."Nyonya mau mencoba Wine-nya?" tanya pekerja itu menawarkan Malikha untuk merasakan hasil dari fermentasi tersebut. Malikha menggeleng dan tersenyum.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-18
Baca selengkapnya

Bab 69. Mengubur Cinta

Tanpa bicara apapun lagi, Aidan berbalik dan meninggalkan Malikha di ruangan itu dengan pintu terbuka. Ia pergi begitu saja meninggalkan Malikha yang tak bicara dan baru bernapas normal setelah beberapa saat. Malikha kemudian mencoba untuk duduk di lantai ruang penyimpanan Wine. Di ruangan itu, Malikha mengubur harapan dan cintanya pada Aidan dengan tangan masih gemetar hebat.Malikha tak bisa menahan lagi air matanya. Dalam kesendirian dan kenaifan perasaannya pada Aidan ia menangis agar bisa lebih tenang dan bergerak. Kakinya mati rasa dan tak bisa digerakkan. Butuh nyaris 30 menit sampai Malikha sanggup berdiri dan keluar dari ruangan itu sendirian. Sambil menyeret kakinya, pandangan dan langkahnya kosong saat ia pergi.Beberapa jam kemudian, Aidan sedang menikmati makan malamnya sendiri di dalam vila. Theresia tampak kemudian menuangkan air minum sambil tersenyum pada Aidan yang makan dengan lahap."Tuan ... Nyonya tidak ada di pondok," lapor Eugene pulang d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
21
DMCA.com Protection Status