Dika duduk berjongkok menatap melas ke arah Zahra, ia memegang tangan wanita itu cukup erat, namun dibalas dengan tetes air mata dari Zahra yang terharu ketika itu. "Zahra, kita berobat ya, tidak masalah jika harus sampai ke luar negeri, asal penyakit kamu ini bisa disembuhkan dan kamu bisa sehat kembali," bujuk Dika yang berusaha mengajak Zahra melakukan proses pengobatan dengan cara lain. Wanita itu menggeleng pelan, "Nggak Mas, aku nggak ingin pergi ke mana-mana, aku tahu kalau penyakit ku sudah sampai di stadium empat, dan kemungkian untuk sembuh itu tidak akan ada, aku tidak meminta apa-apa Mas, aku hanya ingin ditemani kamu di sisa-sisa waktuku," lirih wanita itu begitu pasrah dengan bulir bening membasahi pipinya. "Zahra, tolong jangan bicara seperti itu, aku tidak ingin mendengarnya, aku yakin kalau penyakit kamu akan sembuh dan kamu akan bisa kembali sehat lagi, yang penting sekarang kamu optimistis dan berbaik sangka." sahut Dika yang berusaha agar Zahra tidak berpikir yan
Read more