Semua Bab Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya: Bab 91 - Bab 100

120 Bab

Musuh jadi penyelamat

Indah langsung menjalani pemeriksaan untuk mengetahui apakah dirinya bisa mendonorkan darah untuk Irene. Beruntungnya, kondisi tubuh Indah memenuhi syarat untuk pengambilan darah itu.Irene dipindahkan ke ruang perawatan dalam kondisi masih belum sadarkan diri. Mama Irene terus menangis melihat kondisi putrinya yang tak berdaya.Setelah diambil darahnya, Indah dan Bu Ratna menjenguk Irene di ruangannya."Indah, terimakasih karena kamu sudah mau menolong Irene. Maaf kalau selama ini sikap Irene kurang baik padamu." Mama Irene menghapus air matanya yang mengalir dengan tisu."Iya, Tante. Saya tahu kalau Irene sebenarnya anak yang baik. Kondisi Irene pasti akan segera membaik, Tante," kata Indah."Sabar, Irene anak yang kuat, dia pasti segera sadar dan akan cepat pulih," imbuh Bu Ratna sambil mengusap pundak Mama Irene.Perawat melakukan transfusi darah untuk Irene. Indah memilih keluar dari ruangan untuk mencari udara segar. Ia duduk di kursi di depan ruangan dan meminum teh manis hanga
Baca selengkapnya

Ulang Tahun Arinna

"Hari Selasa besok Arinna ulang tahun, Mas," kata Indah melalui telepon malam itu. Berbincang melalui sambungan ponsel di balkon sambil menatap bintang yang indah menjadi kegemaran Indah setiap malam."Oh ya? Untung kamu mengingatkan aku, hampir saja aku lupa. Aku akan mengirim kado untuknya. Apa kamu sudah menyiapkan pesta ulang tahun untuk Arinna?" tanya Sandy."Nanti aku siapkan acara kecil di sekolahnya, Mas. Dia ingin kamu pulang di hari istimewanya itu."Sandy menghela nafas panjang. "Kasihan anakku. Pekerjaanku sedang sangat padat. Nanti aku akan menelepon dia untuk minta maaf. Persiapkan yang terbaik untuk acaranya, ya. Aku mau dia bahagia dan akan mengingat acara itu seumur hidupnya.""Aku mengerti, Mas. Aku juga sudah mengatakan padanya kalau kamu sangat sibuk.""Maafkan aku, Sayang. Aku janji tahun depan kita akan merayakan ulang tahun Arinna dan Charles dengan lebih baik lagi," kata Sandy."Iya, Mas. Yang paling penting adalah doa tulus dan terbaik untuk Arinna. Selama ini
Baca selengkapnya

Pertemuan dengan mantan kekasih

Sepanjang hari itu Indah, Sandy, dan kedua buah hati mereka menghabiskan waktu bersama. Indah mencari sebuah hotel di dalam kota yang memiliki kolam renang. Mereka berusaha memanfaatkan waktu yang singkat itu dengan semaksimal mungkin."Ayo kita berenang, Pa!" ajak Arinna."Kalian saja, ya. Papa dan Mama duduk di sini," kata Sandy."Pakai pelampungnya, Sayang," kata Indah.Sandy merangkul Indah yang duduk di sampingnya. Sesekali mereka melambaikan tangan dan tersenyum pada Arinna dan Charles."Bagaimana pekerjaanmu di sana, Mas? Apa kita masih harus berpisah dalam waktu yang cukup lama?" tanya Indah."Iya, Sayang. Setelah aku evaluasi, ada beberapa bagian dan karyawan yang harus dirombak. Aku harus membenahi semuanya sejak awal, jadi membutuhkan waktu. Sabar, ya, aku juga sebenernya ingin segera kembali ke rumah dan berkumpul bersama kalian." Sandy mengecup kening Indah.Indah merapatkan tubuhnya di pelukan Sandy, berusaha melepas kerinduan dan menikmati semuanya walau hanya sesaat. S
Baca selengkapnya

Mengubur Kisah Lama

Sandy duduk di kursi pesawatnya dan menghela nafas panjang. Ia tidak menyangka bisa kembali berjumpa dengan gadis yang dulu sangat ia cintai. Tak bisa dipungkiri, dadanya bergemuruh dan berdebar kencang ketika melihat wajah Daisy. Jika saja ia tidak segera menghindar dan menjauh, bisa saja pertahanannya runtuh, apalagi ketika mendengar kejujuran gadis itu, bahwa ia kini tidak merasa bahagia. Sandy merasa gadis itu memberi isyarat akan penyesalan dan bahwa dirinya masih mempunyai rasa yang tersisa padanya.Gadis yang selalu terlihat cantik dan anggun di matanya. Sandy sangat menyukai gaya dan pesonanya, apalagi semangat dan kemandirian gadis itu. 'Dia masih cantik seperti dulu,' batinnya.Andai dulu Daisy tidak keras kepala dan berpegang pada prinsip dan egonya, mungkin saat ini Sandy dan Daisy sudah menikah. Tak bisa dipungkiri, begitu banyak waktu dan usaha yang Sandy telah tempuh untuk melupakan cinta pertamanya itu. Saat ia menghapus semua kontak dan jejak Daisy dari hidupnya, ia
Baca selengkapnya

Arinna Hilang

Siang itu Indah sedang beristirahat sejenak di rumah ibunya. Sebelumnya ia sudah memasak di restoran dan memastikan semua berjalan dengan baik. "Jadi Nak Sandy sudah kembali ke Medan?" tanya Ibu Indah."Iya, Bu. Dia hanya bisa mengambil libur satu hari, khusus untuk merayakan ulang tahun Arinna," jawab Indah sambil mengambil jeruk dari piring di hadapannya dan mengupasnya."Sepertinya dia sangat menyayangi Arinna dan Charles. Dia sampai rela pulang demi menyenangkan Arinna di hari istimewa itu.""Iya, Bu. Anak-anak sekarang juga sangat dekat dengannya. Indah sangat bersyukur dan bahagia, Bu. Ternyata keputusan untuk menikah dengan Mas Sandy gak salah. Mas Sandy bisa menjadi papa yang baik untuk anak-anak. Sejauh ini Papa dan Mama Mas Sandy juga menyayangi Arinna dan Charles seperti cucu mereka sendiri. Semoga selamanya akan seperti itu, Bu."Ibu tersenyum dan menjawab, "Ibu ikut senang mendengarnya, Nak. Syukurlah kalau kalian bahagia. Itu menjadi doa Ibu setiap waktu. Ibu jadi tenan
Baca selengkapnya

Perdebatan

"Indah, ada apa ini? Kenapa tiba-tiba kamu menamparku?""Mas, kenapa gak minta ijin padaku untuk menjemput Arinna?" tanya Indah dengan geram."Apa?! Dia itu anakku juga, Indah. Kenapa aku harus minta ijin padamu?""Aku berpikir Arinna diculik, Mas. Sekarang ini aku akan ke kantor polisi dan melaporkan hilangnya Arinna. Keterlaluan kamu, Mas!" kata Indah.Ibu Indah mendekat dan memeluk Indah. "Nak, ayo bicara di dalam! Kalau ribut di sini, semua orang akan melihat kita.""Gak perlu bicara dengannya, Bu. Aku tegaskan lagi, Mas! Jangan temui anakku lagi! Aku gak mau melihat kamu di hadapanku lagi, Mas!"Indah masuk dan menggandeng Arinna. Gadis kecil itu terlihat kaget dan bingung. Namun ia mengikuti langkah mamanya dengan cepat."Tunggu! Kita harus jelaskan semua ini, Indah. Aku gak terima dengan caramu menghalangi aku bertemu anak-anak." Aryo mengikuti Indah.Karyawan Sandy langsung berpamitan karena ternyata semua hanya salah paham. Dengan menahan malu Indah menghubungi pihak sekolah
Baca selengkapnya

Menghindar

"Halo, Sayang, hari ini aku ke Jakarta. Ada janji dengan calon klien perusahaan," kata Sandy melalui sambungan telepon."Wah, mendadak ya Mas? Berapa hari rencananya kamu di Jakarta?" tanya Indah."Iya memang mendadak. Mungkin besok pagi aku sudah kembali ke Medan. Doakan agar semua urusanku lancar, ya!" "Pasti, Suamiku. Tetap semangat dan hati-hati, ya! Doaku dan anak-anak selalu menyertaimu.""Oke, Aku mencintai kamu, Indah. Salam untuk ibu dan anak-anak, ya. Nanti malam aku telepon lagi. Kamu juga selalu ada di hati dan pikiranku. Jaga kesehatan, Sayang." Sandy mengakhiri panggilan telepon itu.Ia menarik kopernya dan menuju mobil kantor yang sudah siap mengantarnya kembali ke bandara.Sandy sudah mendiskusikan dengan dewan direksi mengenai rencana kerja sama dengan perusahan Daisy. Ia sadar bahwa ini adalah peluang yang cukup baik dan akan menguntungkan kedua pihak. Akhirnya Sandy menyetujui jadwal pertemuan yang diajukan oleh karyawan kantor Daisy. Perjalanan Sandy menuju banda
Baca selengkapnya

Persaingan Bisnis

"Mbak ada restoran yang akan buka tepat di seberang restoran ini," kata seorang karyawan Indah."Oh ya? Di ruko depan yang selama ini kosong?" tanya Indah."Iya, Mbak. Menurut info yang kamu dengar, konsep restoran itu meniru restoran kita. Sepertinya mereka melihat restoran kita maju dan berkembang dengan pesat, dan mereka ingin bersaing dengan kita.""Ya sudah, biar saja. Namanya juga bisnis, wajar kalau ada persaingan. Yang penting kita mau selalu berinovasi dan berusaha untuk terus maju. Kalau kita bisa bersaing dengan sehat, itu juga baik buat kita semua. Kita gak akan merasa nyaman dan cepat puas. Lokasi ini juga akan semakin ramai, banyak menyerap tenaga kerja, dan meningkatkan kegiatan ekonomi.""Tapi mungkin pelanggan kita akan penasaran dan mencoba ke sana, Mbak. Kalau mereka pindah ke sana, keuntungan kita pasti akan menurun.""Gak apa-apa. Kita nanti bisa evaluasi dan meningkatkan kualitas. Rejeki sudah ada yang mengatur," jawab Indah.Indah melihat ke ruko di seberang. Ru
Baca selengkapnya

Ulah Pemilik Restoran Baru

Pagi itu Didi, salah seorang karyawan Indah masuk ke ruangannya. Didi terlihat gelisah dan menundukkan kepalanya."Ada apa, Di?" tanya Indah."Mbak, mohon maaf sebelumnya, aku mau mengundurkan diri dari restoran ini," jawabnya.Indah terkejut karena baru kali ini maksud itu terlontar dari mulut Didi. Didi adalah salah satu karyawan yang merintis restoran Indah itu sejak awal. "Loh, kenapa mendadak? Ada masalah apa, Di?" tanya Indah."Gak ada masalah, Mbak. Selama ini aku sangat nyaman kerja di sini. Mbak Indah dan semua teman sangat baik.""Lalu? Rasanya gak mungkin kamu mengundurkan diri secara mendadak tanpa alasan yang jelas."Didi terdiam beberapa saat. Ia menarik nafas dalam-dalam sebelum mengatakan alasannya."Aku mohon Mbak jangan marah, aku akan jujur menjelaskan alasannya. Aku akan pindah bekerja ke restoran depan, Mbak," beber Didi."Apa?!" Indah berdiri dari kursinya. "Kenapa kamu tega berbuat begitu, Di?"Didi menundukkan kepalanya. "Maaf, Mbak. Kemarin karyawan restoran
Baca selengkapnya

Paket Misterius

Indah pulang ke rumah dengan rasa lelah yang lebih dari biasanya. Ia merasa pikiran dan emosinya menjadi labil karena masalah restoran. Ia merasa lebih baik tubuhnya lelah karena banyak pesanan atau pelanggan yang ramai, daripada restoran sepi seperti sekarang ini.Sebelum turun dari mobil, Indah berusaha menetralkan perasaannya. Indah akan bertemu Arinna dan Charles, dan seharusnya ia bisa tetap memberi kasih sayang dan perhatian untuk mereka. Indah tidak mau masalah bisnis merusak hubungan keluarganya. Itulah yang selalu Sandy ingatkan padanya. Indah ingat bahwa setiap Sandy pulang ke rumah setelah bekerja, ia selalu menjadi figur suami dan papa yang baik untuk Indah, Arinna, dan Charles. Sandy juga membatasi menerima telepon atau pesan untuk urusan pekerjaan saat ia berada di rumah.Setelah merasa lebih tenang, Indah turun dari mobil dan menekan tombol pengunci mobilnya. Indah membuka pintu rumah dan memanggil kedua buah hatinya."Rinna, Charles, ini Mama pulang, Nak."Mendengar su
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status