Home / Romansa / Istri Manja Dosen Posesif / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Istri Manja Dosen Posesif: Chapter 131 - Chapter 140

142 Chapters

S2. PRIA PENUH PENGERTIAN

"Sudah berapa kali Mami bilang, jangan bertindak sembarangan apa lagi tidak sopan! Tuan Justin itu rekan kerja penting Papimu, Celia!" Amukan Frisca membuat sang putri cemberut. Di dalam ruangan Miko, gadis cantik itu duduk diam menekuk wajahnya dan menyumpah serapahi Justin. Celia berharap kalau laki-laki bernama Justin itu akan mendapatkan hukuman yang setimpal karena selalu membuat Celia dalam masalah. "Sudahlah Mam, Celia kan nggak tahu," sahut Miko, seperti biasa dia selalu menjadi pelindung Celia. "Jangan dibela, adikmu kalau dia salah, Miko! mau jadi apa nanti kalau dia tiba-tiba melunjak," seru Frisca pada Miko. Wajah Celia mendadak muram, gadis itu mendongak menatap sang Kakak dan ia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Iya Mi, Celia salah. Celia minta maaf," ucapnya lirih. "Jangan diulangi, nanti yang ada Papimu pun juga akan ikut kesal, paham, Celia!" "Heem." Celia mengangguk kecil memeluk bantalan sofa. "Celi... Celia masih mau di sini, Celi mau pulang sama Kakak." "Y
Read more

S2. TERBONGKAR

"Ada hubungan apa antara kau dan adikku, sepertinya aku lihat-lihat kau dan Celia sangat akrab? Apa sebelumnya kau sudah mengenal adikku?" Pertanyaan dingin itu keluar dari bibir Miko sembari menyesap wine yang ada berada dalam gelas yang ia pegang. Tatapannya yang tajam lurus pada Justin. Pemuda yang asik memperhatikan pemandangan malam kota. Sampai akhirnya Justin melirik sebentar ke arah Miko dan bibirnya menyunggingkan senyum tipis. "Tidak ada. Sebelumnya aku memang mengenal Celia, waktu di club malam. Kau juga yang menjemputnya, kan?!" Justin membalas. "Tapi tidak seperti yang aku lihat, kau begitu akrab dan dekat dengan Celia. Aku... Aku sangat menaruh curiga padamu terhadap adikku!" Kekehan terdengar dari bibir Justin. Kini ia tahu kalau ternyata Miko adalah Kakak yang super posesif. Pantas saja Celia merasa terkekang lebih parah lagi saat bersama Miko. "Miko, kau tahu kan kalau semua orang itu butuh kebebasan. Apa salahnya kalau Celia pergi? Bersamaku, kukira dia akan a
Read more

S2. Sama-sama Kesepian

Justin tersenyum menatap Celia yang kini duduk berdua dengannya. Malam ini gadis itu dititipkan pada Justin karena Daniel akan menghadiri acara bersama Miko juga. Dan mereka berdua kini tengah berada di bioskop. Celia mengajak Justin pergi menonton berdua, dan jelas saja laki-laki itu langsung menurutinya dengan cepat. "Mama dan Papamu akan pulang malam, kalau ngantuk bilang saja, bisa ke apartemenku dulu," ujar Justin santai. "Hem, nanti kalau kau macam-macam denganku, bagaimana?" Celia dengan rasa polosnya ia membalas Justin. Laki-laki itu tersenyum tipis. "Aku masih sayang nyawa supaya tidak ditendang Kakakmu yang menyebalkan itu!" sinis Justin pada Celia. Gadis itu pun cemberut. "Kak Miko itu tidak menyebalkan, Kak Miko itu baik. Dia sayang banget sama Celi." "Hem, terserah!" "Dari pada kau, terlihat sangat tidak peduli," sinis gadis itu pada Justin. Gemas, itulah kesan pertama yang Justin perhatikan dari gadis ini. Celia yang sangat baik dan mengerti dengan apa yang belum
Read more

S2. DIAM DAN JATUH HATI

Jam menunjukkan pukul sebelas malam, Celia masih berada di apartemen milik Justin dan di sana ada Ludwick juga yang terkejut dengan kehadiran gadis yang pernah ia jumpai di club malam beberapa waktu yang lalu. Namun Ludwick tidak mengatakan apapun, dia tetap diam bersama dengan Justin saja. "Heh, Justin... Dia gadis yang waktu itu, kan?!" pekik Ludwick menyenggol lengan Justin. Dan sahabatnya itu menoleh ke arah Celia yang nampak sedih. "Heem, dia putri Pak Daniel. Rekan kerjaku," jawab Justin. Ludwick langsung menelan saliva. "Gila aja, bisa-bisanya langsung dekat," seru laki-laki itu melirik Justin dan mengembuskan napasnya pelan.Justin terkekeh, ia pun berjalan mendekati Celia yang tengah sedih duduk di sofa di depan kamar Justin. Sesekali gadis itu menatap was-was pada Ludwick yang memperhatikannya. Saat Justin mendekat, Celia langsung menarik lengan laki-laki itu dimintanya untuk mendekat. "Justin... Temanmu itu kenspa melihat aku aneh, aku takut," ujar Celia jujur. Just
Read more

S2. PERTENGKARAN

"Thanks udah jagain Celia, sorry juga kalau adikku merepotkanmu," ucap Miko pada Justin. Justin hanya tersenyum kecil dan menggeleng-gelengkan kepalanya saja. "Santai aja, Celia gadis yang patuh denganku," balas Justin. Mendengar kata patuh yang Justin katakan membuat Miko merasa hal aneh dan sedikit khawatir kalau Justin menyukai Celia. Bukannya tidak boleh, tapi Miko sangat takut kalau adiknya akan terjerumus dalam pergaulan laki-laki di depannya ini. "Sudah ayo pulang, Mami dan Papi sudah menunggu kita di rumah," ajak Miko pada Celia. "Tunggu sebentar Kak, aku harus pamit ke Justin dulu," ucap Celia memegangi lengan dengan sang Kakak. Celia menatap Justin dengan tatapan yang sangat hangat sebelum akhirnya gadis itu menunduk dan tersenyum kembali menatapnya. Sedangkan Justin hanya menyunggingkan senyum dan ia cukup paham bagaimana cara seorang Celia menunjukkan sikap polosnya. "Justin, aku pulang dulu ya aku mah terima kasih sudah menjaga aku. Emm... Kalau kau merasa bosan
Read more

S2. KEMARAHAN MIKO

Setelah beberapa hari yang lalu Celia bertengkar dengan Kakaknya, Celia menjadi sangat tertutup. Bahkan dia tidak mau bicara dengan Miko sedikitpun. Miko mencemaskan akan diamnya sang adik yang tidak biasa. Dia terus kepikiran tentang Celia setiap kali. "Pagi Mi, Pi," sapa Miko pada Mama dan Papanya saat ia baru saja menuruni anak tangga menuju ruang makan. "Hem, pagi juga Sayang. Adik mana?" tanya Frisca pada si sulung. Miko langsung menoleh ke arah sampingnya di mana meja nampak kosong dan ternyata Celia belum juga ke sana. "Loh, aku pikir Celi sudah duluan," jawab Miko menghela napasnya pelan. "Belum. Sudah beberapa hari ini dia sepertinya tidak mood pada apapun, kenapa ya?" Frisca menatap suami dan anaknya dengan tatapan bingung. "Mungkin ada masalah sendiri, maklum anak gadis," sahut Daniel. "Tapi Sayang, aku merasa tidak biasanya dia seperti ini. Makanya aneh saja kalau Celia tiba-tiba murung." Miko menyadari satu hal yang benar-benar membuat Celia berubah bukan hanya p
Read more

S2. Musim Dingin Tanpamu

Dia minggu berlalu dengan cepat. Celia menjalani harinya seperti biasa dan gadis itu kini sedikit menjaga jarak dengan sang Kakak, lebih tepatnya saat mereka bertengkar beberapa waktu yang lalu. Hari ini di rumah Celia kedatangan tamu penting, Miko akan bertunangan dalam waktu dekat ini. Kakak laki-laki Celia itu mudah sekali mendapatkan seorang pasangan. Calon istrinya pun sangat cantik, tapi secantik apapun dia Celia yang marah pada Miko, ia ikut malas pula pada Kakak iparnya. "Celia, tidak mau kenalan sama Kak Arzela?" tanya Frisca saat melihat putrinya berjalan menuruni anak tangga. Celia diam, di sana Miko menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan."Tapi Mi, Celi buru-buru dan-""Sapa sebentar, apa susahnya sih, Cel!" Miko menatap sinis pada sang adik. Celia merotasikan kedua matanya, ia langsung mendekati calon Kakak iparnya dan gadis itu langsung mengulurkan tangannya dengan sopan. Arzela pun hanya tersenyum manis. "Celia cantik sekali," ucap Arzela. "Iya Kak, kayak
Read more

S2. Aku Yakin Dia Kembali

Celia duduk diam menunduk kepalanya di bangku panjang di dalam bandara. Gadis cantik itu meletakkan tangannya di dada dan menggenggam kalung yang tadi Justin pakaikan padanya. Ponsel Celia berdering dan ternyata panggilan dari Papanya. Namun Celia enggan menjawab, pasti mereka hanya bertanya dia di mana, setelah itu mereka mengatakan mereka akan pergi dan Celia sendirian lagi. "Mereka pasti cuma mau pamit pergi saja," gumam Celia kembali mendongakkan kepalanya menatap sekitar. Beberapa orang berlalu-lalang di depannya dan tidak seramai tadi.Namun pintu kaca di depan sana tiba-tiba terbuka, nampak Ludwick berlari ke arahnya dan menatap wajah Celia dengan lekat. "Cel, duh... Aku kira pulang sendiri," ujar laki-laki itu seraya merapatkan mantel hangatnya. Kening Celia mengerut dan ia menatapnya lesu. "Justin pergi ke London, mendadak pula," ucap Celia. "Udah, nggak usah dipikirin! Ayo pulang, salju turun tebal di luar Cel, ayo!" Ludwick menarik pelan lengan Celia. Mereka berdua
Read more

S2. Selalu Ada Waktu Untukmu

"Adikmu murung sekali, Miko. Kenapa Celi?" Daniel memperhatikan putrinya yang tampak sedih, gadis itu juga tidak mau bergabung bersama Mama dan Papanya seperti biasa. Celia diam di lantai dua, di depan jendela di samping sebuah pohon natal besar dan perapian. Pertanyaan sang Papa membuat Miko mendengkus pelan. "Galau dia Pi, ditinggal Justin." "Ohhh, Justin kan pulang ke London, tidak papa lah... Orang ke rumah keluarganya," jawab Daniel dengan santai. "Loh, dia asli orang Britania ya?" sahut Frisca seraya membantu Miko membungkus banyak hadiah. Daniel mengangguk. "Dari kabar yang aku dengar sih begitu. Tapi dia adalah anak muda yang sangat mandiri, bahkan dia mengembangkan perusahaannya tanpa mengeluh sedikitpun." Mendengar hal itu membuat Miko mengangguk, sejujurnya ia tidak membenci sosok Justin, juga tidak menganggap sebagai saingannya apalagi tidak menyukainya karena mendekati Celia, tapi bagi Miko ia takut kalau Justin yang sudah tahu tentang dunia luar akan menyakiti C
Read more

S2. Yang Ku rindukan Sudah Pulang

Satu Minggu berlalu..."Mami dan Papi akan pergi dengan Kakak juga, Celia di rumah saja ya," bujuk Frisca pada putrinya. Gadis cantik yang baru bangun tidur itu langsung mengerjapkan kedua matanya. Tidak biasanya sang Mama akan meninggalkannya begini. Celia pun langsung cemberut saat itu juga. "Kenapa sih Mi? Memangnya Mami sama Papi mau ke mana? Seenggaknya itu jangan ajak Kakak dong, Celia kan tidak mau sendirian!" Gadis itu memprotes, seperti biasa kalau Celia sangat amat takut sendirian. "Manja banget sih jadi bocah, malu sama umur!" sinis Miko menyahuti. Ekor mata Celia melirik sang Kakak, pria tampan itu nampak membawa sebuah koper hitam miliknya dan berpenampilan sangat rapi dan berkelas, seperti biasa. Wajah Celia langsung menunjukkan ekspresi bingung. "Mau ke mana sih? Kok bawa koper besar segala?! Kenapa tidak kemarin-kemarin bilang ke Celia, sih Mi?!" amuk Celia pada Maminya. "Kita mau ke Italia, kenapa?" Miko pun ikut menyahuti. Saat itu juga Celia berdecak kesal,
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status