"Nelson, kamu istirahat dulu. Mentalmu sedang nggak stabil sekarang," ujar Sienna.Nelson meringkuk di kasur dan bergumam dengan bibir gemetar, "Aku takut sekali, mereka bawa banyak banyak pistol dan pisau. Ibuku sudah hampir sampai ke pintu, tapi diseret balik. Mereka mencari sesuatu. Sesuatu yang sangat penting bagi mereka. Stempel! Ya, stempel! Kalau ada stempel, mereka bisa jadi pemimpin organisasi. Mereka mengincar stempel!"Sambil meringkuk ketakutan, Nelson bergumam sendiri. Ketika dia menyentuh kakinya yang dipotong, dia berujar lagi dengan suara bergetar, "Kakiku dipotong, kakiku sudah nggak ada. Aku harus cari Sienna. Aku mau bilang kalau aku nggak punya uang dan kelaparan."Sienna sedih dengan kondisi sepupunya. Dia pun berujar, "Kamu sudah ketemu aku, sudah nggak apa-apa."Nelson tidak bicara lagi. Dia sepertinya terhibur oleh kata-kata Sienna. Sienna menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan emosi di dadanya.Setelah itu, Sienna berkata lagi, "Istirahat baik-baik, ak
Read more