Saat datang kedua kalinya ke kamar Nelson, Sienna kebetulan melihat ada beberapa orang yang datang untuk memberikan cek dan yang memimpin mereka adalah seorang pengacara. Sebelumnya, dia pernah bertemu dengan pengacara ini dan pada saat itu, pengacara ini datang untuk memberikannya surat perjanjian perceraian. Dia berpikir ini seharusnya orang yang diperintahkan oleh Jacob, tetapi mengapa mereka bisa muncul di kamar Nelson?Pengacara itu berjalan ke sisi Nelson dan menjelaskan terlebih dahulu konsekuensi dari situasi ini. Kesimpulannya adalah jangan melaporkan hal ini ke polisi dan Nelson akan diberikan kompensasi secara finansial."Tuan Nelson, ini adalah enam ratus juta. Kami berharap kamu akan tetap diam tentang hal ini."Saat ini, mental Nelson masih buruk. Saat melihat orang asing, dia secara refleks menyembunyikan dirinya ke dalam selimut. Dia bahkan memikirkan tentang cek itu dan hanya ingin menyembunyikan dirinya. Dia takut kakinya yang satu lagi akan dipotong orang.Sienna yan
"Nelson, kamu istirahat dulu. Mentalmu sedang nggak stabil sekarang," ujar Sienna.Nelson meringkuk di kasur dan bergumam dengan bibir gemetar, "Aku takut sekali, mereka bawa banyak banyak pistol dan pisau. Ibuku sudah hampir sampai ke pintu, tapi diseret balik. Mereka mencari sesuatu. Sesuatu yang sangat penting bagi mereka. Stempel! Ya, stempel! Kalau ada stempel, mereka bisa jadi pemimpin organisasi. Mereka mengincar stempel!"Sambil meringkuk ketakutan, Nelson bergumam sendiri. Ketika dia menyentuh kakinya yang dipotong, dia berujar lagi dengan suara bergetar, "Kakiku dipotong, kakiku sudah nggak ada. Aku harus cari Sienna. Aku mau bilang kalau aku nggak punya uang dan kelaparan."Sienna sedih dengan kondisi sepupunya. Dia pun berujar, "Kamu sudah ketemu aku, sudah nggak apa-apa."Nelson tidak bicara lagi. Dia sepertinya terhibur oleh kata-kata Sienna. Sienna menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan emosi di dadanya.Setelah itu, Sienna berkata lagi, "Istirahat baik-baik, ak
Sienna menyuruh seseorang untuk menyelidiki lokasi tempat Nelson dianiaya. Tak lama, dia pun mendapatkan informasi yang diinginkannya. Ada banyak kamera CCTV yang dipasang di area ini. Tampaknya Tania bertindak tanpa pikir panjang. Yang ada di kepalanya mungkin hanya dorongan untuk membuat Nelson tersiksa.Sienna menghampiri salah pengawas yang berjaga di pos. Namun, orang itu menolak menyerahkan rekaman CCTV malam itu."Apa ada yang memberimu perintah?" tanya Sienna.Orang itu menjawab dengan kepala tertunduk, "Maaf, semua rekaman yang berhubungan dengan malam itu sudah dihapus. Kamu terlambat satu langkah."Gagal mendapatkan rekaman CCTV di tempat ini, Sienna segera pergi mencari beberapa tempat lain yang memiliki kamera CCTV. Alhasil, semua rekaman CCTV telah dihapus bersih. Hati Sienna menjadi dingin. Dia seketika tahu bahwa ini ulah orang-orang Jacob. Kemudian, dia kembali memandang sekeliling, berharap bisa menemukan kamera CCTV yang terlupakan. Hasilnya nihil.Berhubung orang-or
Kejadian yang terjadi di Kediaman Yuwono segera tersebar ke seluruh anggota Keluarga Yuwono. Sebelum ini, Cedric diusir Darwo dan dipaksa meninggalkan ibu kota. Depresi akibat tragedi yang menimpa Tania bahkan belum berlalu. Kini, Daria juga celaka. Berbagai masalah yang terjadi membuat Keluarga Yuwono menjadi sangat kacau.Saat Jacob tengah rapat, seorang pelayan di Kediaman Yuwono meneleponnya. Dia diberi tahu bahwa Daria dilarikan di rumah sakit dan nyawanya di ujung tanduk. Selain itu, Tania juga terluka dan terus meracau karena syok."Siapa pelakunya?" tanya Jacob."Sienna! Sienna sudah gila!" sahut si pelayan.Tubuh Jacob seperti membeku. Dia kembali memastikan, "Siapa?""Sienna! Sienna datang menemui Nona Tania dan Nyonya Daria, lalu mereka bertengkar. Sienna yang terbawa emosi lalu mendorong Nyonya Daria dari tangga dan memukul kepala Nona Tania dengan vas. Waktu kami masuk, kami juga melihatnya sedang memegang vas," jelas pelayan itu. Sienna mustahil berbuat begitu, tetapi pel
Ekspresi Jacob masih tetap terlihat tenang. Dia mengelus pipinya dengan pelan, lalu berkata dengan nada datar, "Kalau Kakak tahu aku menyerah demi orang yang kusukai, dia pasti juga akan merasa senang."Seketika, Yasmin kehabisan kata-kata. Dia membuka mulutnya, tapi tidak bersuara. Keluarga Yuwono tidak biasanya bersikap romantis seperti ini. Misalnya seperti Cedric dan Hengky, siapa yang tidak tahu kalau mereka punya wanita simpanan di luar? Tak disangka, Jacob malah rela berbuat seperti ini demi Sienna.Yasmin mendongak untuk melihat semua orang yang berada di sana. "Masalah kontrak pengalihan saham, aku akan suruh Sony untuk tangani. Hubungi aku lagi setelah penyelamatan di sini selesai," kata Jacob. Dia pun langsung berbalik dan keluar setelah berkata demikian.Yasmin tak kuasa bertanya, "Orang yang sedang berbaring di dalam sana adalah ibumu. Jacob, kamu bahkan nggak mau tinggal lebih lama di sini?"Bibi, aku berdiri di sini juga nggak akan mmengaruhi hasilnya," balas Jacob.Yasm
Sesudah Wanda dan Manfred pergi, Sienna dibawa kembali ke ruangan kecil itu. Wanda bergegas pergi ke Klub Melasti. Dia bisa mengetahui penampilan Jero dengan mencari informasinya di internet. Kini, dia pun mulai mencari sambil mencocokkan dengan foto di ponselnya.Tidak berselang lama, Wanda akhirnya melihat Jero dengan seorang wanita. Wanita itu merangkul lengan Jero sambil berkata, "Apa serunya menanam bunga, lebih baik bermain bersamaku malam ini."Begitu mendengarnya, Wanda pun mengernyit. Apakah pria seperti ini bisa diandalkan? Namun, dia buru-buru menghalangi Jero dan memanggil, "Tuan Jero."Jero pun berhenti, lalu bertanya dengan wajah tersenyum, "Siapa kamu?""Bu Sienna dibawa ke kantor polisi, dia menyuruhku mencarimu," jawab Wanda."Bu Sienna?" tanya Jero untuk memastikan."Ya, Sienna Winata," sahut Wanda.Senyuman di wajah Jero sontak menghilang. Dia melepaskan pinggang wanita di sampingnya sambil berucap dengan serius, "Kita bicarakan di perjalanan."Wanda mengikuti Jero k
Jacob benar-benar kesal melihat perubahan ekspresi itu. Tebersit kemarahan pada sorot matanya saat bertanya, "Kamu tidak ingin aku datang?"Sienna hanya duduk di ranjangnya tanpa berbicara. Sementara itu, polisi berkata, "Kamu sudah boleh keluar, Tuan Jacob akan membawamu pergi."Sienna seolah-olah tidak mendengarnya, bahkan sengaja memejamkan mata. Jacob sungguh berang. Dia khawatir anggota Keluarga Yuwono mencari masalah dengannya, jadi merelakan 10% sahamnya. Sekarang, Sienna malah bersikap ini padanya?"Kamu berharap siapa yang datang? Jero?" tanya Jacob. Begitu mendengarnya, bulu mata Sienna pun bergetar sesaat.Sepertinya, memang Jero yang diharapkannya. Melihat ini, Jacob yang kesal langsung menarik Sienna keluar. Dia meneruskan, "Kalau begitu, maaf sudah membuatmu kecewa. Jero sibuk dengan wanita-wanitanya, mana sempat memedulikanmu?"Sienna masih tidak berbicara. Jacob pun makin gusar, tatapannya tampak merah dan dingin. Namun, dia akhirnya tetap menggandeng tangan Sienna dan
Setelah menampar Jacob, Sienna merasa seluruh energinya terkuras. Tampak bekas tamparan di wajah Jacob, tetapi pria ini tidak peduli. Sebaliknya, dia meremas gel mandi ke puff mandi dan mulai menyeka setiap bagian tubuh Sienna.Kemudian, Jacob mengambil sampo lagi dan meraih kepala Sienna untuk mencuci rambutnya dengan hati-hati.Ada banyak bekas di tubuh Sienna. Jacob terus mengamati tubuh Sienna sebelum menggendongnya keluar dari bak mandi, lalu mengelap tubuhnya dengan handuk bersih.Setelah digendong ke ranjang, Sienna memaki, "Dasar bajingan!"Jacob tidak mengatakan apa-apa karena sudah berhubungan intim dengan Sienna barusan. Sesudah menyelimuti Sienna, Sony tiba-tiba menelepon dan mengatakan bahwa dokumen pengalihan saham sudah selesai dibuat.Jacob menatap Sienna yang berbaring di sebelahnya sambil mengiakan dengan tidak acuh. Di sisi lain, Sony bertanya dengan cemas, "Tuan benar-benar ingin menyerahkan saham itu kepada mereka? Jika Hengky mendapat bagian dari orang lain, ditam
Arlo masih mempelajari hasil tes DNA itu dengan serius, seolah-olah tidak mengenal kata di atas. Dia mendengar semua ucapan Jero. Sangat menusuk telinga, tetapi Arlo tidak bisa membantah.Ini adalah hasil tes DNA yang diperoleh Jero dalam semalaman. Dia berjaga semalaman sehingga hasilnya tidak mungkin bisa dipalsukan. Sienna adalah putri kandung Keluarga Shankar, adik mereka.Tangan Arlo terkepal erat. Dia seperti ingin menghancurkan kertas itu. Matanya agak berkaca-kaca, pikirannya hampa.Jero menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan suara yang makin serak, "Kalau kamu masih ingin membiarkan Lily bertindak semena-mena, aku nggak tahu harus bilang apa lagi. Ini karma kita. Kita jelas-jelas tahu Sienna dan Jacob pacaran, tapi masih membiarkan Lily merusak hubungan mereka.""Siapa sangka, Sienna barulah adik kandung kita. Kak, menurutmu ini karma buruk kita atau bukan?"Jero merasa sangat lucu. Sejak semalam, pertahanan mentalnya terus roboh. Semua yang mereka lakukan di ibu kota ad
Sienna tidak memedulikan Arlo. Sepasang matanya menatap Yuna lekat-lekat. Mirip sekali, hanya karakter mereka yang berbeda. Leslie tidak mungkin berbicara seperti ini padanya, apalagi menatapnya dengan tatapan penuh kebencian.Wajah Leslie selalu dipenuhi kelembutan saat menatap Sienna. Leslie sangat menyayanginya, seolah-olah ingin memberikan seluruh dunia kepadanya.Sienna sering kali membayangkan tatapan Leslie setelah Leslie tiada. Sosok Leslie yang memberinya kekuatan dan keberanian. Lantas, kenapa Nyonya Keluarga Shankar punya wajah yang persis dengan Leslie?Ketika melihat Sienna dan Jacob tidak menghiraukannya, Arlo pun tidak sungkan-sungkan lagi. "Pengawal, usir mereka keluar. Jero, kamu juga sama. Jangan buat keributan di sini."Jero akhirnya tidak tahan lagi. Dia mengambil vas bunga di samping dan membantingnya. Vas bunga pecah. Suasana seketika menjadi sunyi senyap."Kalian yang membuat onar di sini!" Jero bergegas melangkah ke hadapan Arlo, lalu meraih kerah bajunya."Arlo
Ancaman ini terdengar sangat serius. Arlo tidak berani ke mana-mana dan terpaksa menunggu di depan pintu.Beberapa menit kemudian, langit tiba-tiba mendung. Turun hujan deras. Suasana hati orang mudah terpengaruh oleh cuaca. Tatapan Arlo tertuju pada kejauhan. Dia melihat sebuah mobil mendekat secara perlahan.Setelah mobil berhenti, terlihat Jero turun dari mobil, lalu diikuti Jacob dan Sienna. Ketika melihat Sienna, Arlo naik pitam. "Ngapain kamu kemari? Kamu cari mati ya?"Sienna berdiri di sebelah Jacob. Jacob memayunginya dan merangkulnya dengan penuh cinta kasih. Sementara itu, Jero buru-buru menegur, "Kak! Tenang sedikit!"Jero khawatir Jacob membawa Sienna pergi.Arlo berkata dengan ekspresi dingin, "Jero, jelaskan tujuanmu. Ngapain kamu bawa dia kemari? Dia cuma akan mengotori rumah Keluarga Shankar!"Jero menarik napas dalam-dalam dan berujar, "Kita ke kamar Ayah dulu. Sekalipun kamu nggak bisa menerima, kamu tetap harus mendengarku bicara dengan Ayah."Arlo sungguh berang. D
Hanya saja, wanita ini tidak terlihat lembut seperti Yuna. Ekspresinya agak dingin saat tersenyum. Jaraknya dengan Omar pun sangat dekat.Omar menatap kamera dengan tatapan penuh kelembutan. Wanita itu tidak menggandeng tangan Omar. Tatapannya tenang dan jernih.Arlo seperti dikejutkan sesuatu. Dia mundur beberapa langkah. Sesudah berdiri dengan stabil, dia menghela napas lega.Tadi Arlo merasa sepasang mata itu sangat familier, seolah-olah baru melihatnya dalam waktu dekat ini. Namun, dia tidak bisa ingat di mana.Yuna seperti wanita yang dididik untuk menjadi ibu rumah tangga. Dia mendedikasikan diri untuk keluarganya. Namun, wanita di foto ini berbeda. Dia punya ambisi besar.Arlo melihat sekilas lagi, lalu mengembalikan foto itu ke tangan Omar. Hati Arlo diliputi kesedihan. Awalnya dia ingin pulang ke vila untuk menemani Lily, tetapi sekarang dia hanya ingin tidur di sini.Ketika bangun, ada lebih dari 30 panggilan tak terjawab. Semua dari Lily. Arlo bergegas menelepon. Terdengar t
"Kak, huhuhu .... Sudah jam 12 malam. Kenapa kamu belum pulang? Aku takut sekali. Kak, kamu nggak mau aku lagi ya?" Lily menangis di ujung telepon.Arlo memijat keningnya. "Aku lagi jagain Ayah. Aku pulang agak malam."Nada bicara Lily terdengar hati-hati. "Kak Jero ada bilang sesuatu nggak?"Maksud Lily adalah identitas Sienna. Jero dan Jacob datang untuk menolong Sienna. Apa mungkin mereka sudah tahu identitas Sienna? Jika tidak, kenapa reaksi Jero begitu berlebihan? Jika Arlo tahu, bukankah dirinya akan dicampakkan?"Nggak ada. Jangan pikir yang aneh-aneh.""Kak, kamu bakal berpihak padaku untuk selamanya, 'kan?"Arlo mengernyit, tidak tahu harus bagaimana bereaksi. "Lily, di antara kamu dan Sienna, aku tentu berada di pihakmu. Aku tahu kamu gagal melampiaskan amarahmu. Nggak apa-apa, pasti masih ada kesempatan lain kali."Lily masih merasa gelisah. "Ya sudah, aku percaya padamu, Kak."Setelah mengakhiri panggilan, Lily langsung menelepon pria itu. "Apa Jero dan Jacob sudah tahu ide
Ponsel Jero terus berdering. Pada akhirnya, ponselnya kehabisan baterai. Jelas, Jero lupa akan janjinya dengan Arlo. Dia terus duduk di ruang privat yang paling dekat dengan lantai tujuh.Ketika Jacob membuka pintu dan tersenyum, senyumannya itu hampir membutakan mata Jero.Bagaimanapun, Jero sedang memikirkan cara untuk mengungkapkan identitas kepada Sienna. Setelah melihat senyuman Jacob, Jero pun tahu Sienna setuju melahirkan anak itu."Nggak boleh!" Jero menggebrak meja dan menentang, "Umurnya belum sampai 25 tahun. Atas dasar apa dia harus melahirkan anak untukmu? Jacob, jangan keterlaluan! Kamu nggak kasih mahar, juga nggak adain pesta nikah.""Bahkan, kamu pernah mengusirnya. Sekarang kalian nggak punya akta nikah. Apalagi, kamu adalah buronan sekarang. Kamu malah menyuruhnya melahirkan anak untukmu? Kamu ini nggak punya tanggung jawab sekali."Jacob perlahan-lahan duduk di sebelah. "Kalau begitu, kamu kasih tahu Sienna saja kalau dia adalah putri Keluarga Shankar yang hilang. L
Setelah mobil berhenti di arena pertarungan bawah tanah, Jacob tetap menggendong Sienna sampai ke lantai tujuh. Dia yang meletakkan dagunya di bahu Jacob bisa merasakan aura yang muram dari Jacob.Setelah meletakkan Sienna di atas tempat tidur, Jacob pergi ke kamar mandi untuk mengisi bak mandi dengan air hangat. Namun, meskipun bak mandi sudah terisi penuh, dia tetap berjongkok di samping seolah-olah kehilangan kesadaran.Sienna melirik waktu karena merasa Jacob sudah terlalu lama di dalam kamar mandi. Saat masuk, dia melihat air di bak mandi sudah meluap.Pada saat itu, Jacob baru tersadar kembali, lalu segera bangkit dan mematikan keran air dengan canggung.Sienna yang berdiri di pintu kamar mandi berkata, "Kalau hamil, harus lebih hati-hati saat berendam. Malam ini aku nggak akan berendam."Tubuh Jacob langsung menjadi kaku dan membuang airnya. "Ya. Kalau begitu, kamu mau minum vitamin?"Sienna tidak berbicara dan keheningannya itu membuat Jacob merasa cemas. Namun, dia merasa tida
Telinga Arlo berdengung dan tidak berkata apa-apa.Tubuh Jero pun bergetar. Setelah terdiam beberapa saat, dia baru bertanya, "Lily menderita, jadi apa Sienna nggak menderita? Dia hampir saja mati malam ini. Kak, kamu akan bodoh begini sampai kapan?"Arlo terdiam di tempatnya karena dia tidak mengerti mengapa Jero tiba-tiba memperlakukannya seperti ini. Sejak kecil, mereka berdua tidak pernah bertengkar. Namun, malam ini bukan hanya bertengkar, Jero bahkan memukulnya.Dia berpikir apa hubungannya penderitaan Sienna dengan Jero, Sienna itu memang pantas mati. Jika bukan karena Jero dan Jacob datang tepat pada waktunya, malam ini mayat Sienna pasti sudah hanyut ke dasar sungai selamanya.Jero merasa tenggorokannya sakit dan sudut mulutnya berkedut. "Kak Arlo, malam ini pergi lihat Ayah. Ada yang ingin aku sampaikan pada Ayah dan juga kamu."Setelah menutup telepon, Arlo mengernyitkan alis dan berpikir apa yang sebenarnya ingin dikatakan Jero.Saat Jero baru saja hendak pergi, Lily yang s
Suasana di ruangan itu menjadi makin sunyi.Jero ingin segera memberi tahu Sienna tentang identitasnya, tetapi dia merasa malu untuk bertemu dengan adiknya ini. Apalagi bekas tamparan di wajah Sienna masih begitu mencolok."Sienna, siapa yang menamparmu?" tanya Jero. Jika ulah para pengawal itu, nanti dia akan menghajar mereka.Sienna menyentuh pipinya yang bengkak dan berkata dengan nada menyindir, "Kamu harus tanya pada kakakmu yang baik itu."Kata-kata ini seolah-olah puluhan tamparan yang langsung menampar wajah Jero. Tubuhnya terasa panas karena hatinya hancur dan merasa malu. Ternyata Arlo yang sudah menampar Sienna, tetapi kakaknya itu tidak pernah memukul wanita. Ujung jari Jero yang bergetar perlahan-lahan menyentuh pipi Sienna dan air matanya langsung mengalir.Sienna terkejut karena ini pertama kalinya dia melihat Jero menangis.Jero juga tahu reaksinya terlalu berlebihan, tetapi dia benar-benar tidak bisa menahan dirinya. Dia mengangkat untuk menyeka air matanya, tetapi air