Semua Bab Jerat Sang Mantan (Saat Mantan Gagal Move On): Bab 11 - Bab 20

104 Bab

Dunia terasa mendadak sempit

"Nav?""Ya?"Navisha langsung menyahut cepat saat Nissa memanggilnya. Menoleh ke arah sumber suara meski sebenarnya sedang berdiskusi dengan Naira tentang menu baru saat ini."Ada email dari perusahaan LW group."Navisha pun langsung terdiam di tempatnya mendengar info dari Nissa barusan. Bukan karena tak mengenal, melainkan karena tiba-tiba resah tak jelas.Mendengar nama perusahaan tersebut, membuat otaknya seketika flashback pada kejadian beberapa hari yang lalu, tanpa bisa dicegah."Terima kasih untuk waktunya ya, Nav. Kue-kue dari cafe kalian memang yang terbaik. Saya yakin pasti semua orang menyukainya," ucap Felix. Salah satu staf perusahaan LW Group, yang akhirnya merasa puas dengan pilihan kue yang Navisha tawarkan untuk disuguhkan di acara ulang tahun perusahaan ini minggu depan."Tidak masalah, kami pun sangat berterima kasih karena anda bersedia memakai jasa cafe kami, dalam acara besar tersebut." Navisha menjawab dengan sopan, seraya menyambut uluran tangan Felix."Tentu
Baca selengkapnya

Penganiayaan di jalan

"Dia lagi?" gumam William bingung, ketika menemukan kembali nama Raid Anderson pada laporan yang baru saja diberikan anak buahnya. Kali ini bukan tentang Navisha. Melainkan sepupunya yang belum di temukan. Anak dari pamannya, pemilik sah dari perusahaan yang ia pegang saat ini. Ya, William memang telah lama melepaskan diri dari perusahaan keluarganya. Memilih mengembangkan usahanya sendiri, yang memang sudah ia rintis sejak sekolah. Seraya membantu sang paman mengurus perusahaan yang hendak diberikan pada anaknya yang hilang.Intinya, perusahaan yang William pegang saat ini bukanlah perusahaan miliknya sebenarnya. Hanya sekedar titipan semata. Selagi sang pewaris utama belum di temukan. Dan sejujurnya, alasan itulah yang membuatnya datang ke kota ini. Karena menurut info yang di dapat, sepupunya yang hilang itu berada di sini. William tidak pernah tahu jika ternyata Navisha pun berada di kota ini. Kembali ke masalah utama. William kini benar-benar penasaran dengan pria yang bernama
Baca selengkapnya

Navisha masih acuh

"Terima kasih untuk tadi. Kamu bisa pulang sekarang."William menaikan alisnya sebelah saat mendengar ucapan Navisha barusan. Matanya menyorot gadis itu dingin dengan bibir terkatup datar."Jadi begini caramu berterima kasih?" tanyanya kemudian. Nada tidak terima jelas terdengar di sana. Memutar mata malas sejenak, Navisha pun menjawab, "Tadi aku kan udah bilang makasih.""Lalu langsung mengusir?" tukas William cepat. Navisha membuang wajah dengan dengkusan kasar. "Aku nggak maksud mengusir kamu. Tapi aku cukup tahu diri. Kamu kan orang sibuk. Aku tidak ingin membuang waktumu dengan percuma." Seakan diingatkan masa lalu. William merasa ada cubitan kecil saat mendengar jawaban Navisha barusan. 'Membuang waktu percuma' William ingat sekali, dulu dia sering menggunakan kalimat itu jika tak enggan menemani atau sekedar menanggapi ucapan Navisha. "Maaf," lirih William, namun masih dapat di dengar Navisha. "Aku tahu, dulu aku memang jahat sama kamu, Nav. Tapi--""Kamu ngomong apa, sih?
Baca selengkapnya

Raid vs William

William semakin menatap pria itu tak suka setelah mengetahui, ternyata bule bernetra hijau itu adalah Raid Anderson. Pria yang tengah ia cari saat ini. Apalagi menyadari jika Raid juga ekhem--lumayan ganteng. 'Tapi tetap gantengan gue.' William mendadak konyol karena rasa cemburu.Awalnya William kira dia, Raid itu bule tua dan berperut buncit. Kulitnya pasti merah dan bergelambir mirip kerbau bule. Akan tetapi apa ini? Ternyata Raid ... ah, sudahlah. Hatinya bahkan tidak terima Raid memiliki ketampanan 11-12 dengannya. Apa ini juga yang menyebabkan Navisha gampang move on darinya?"Dia pasti tidak terima pada keputusan hukum yang menolak laporannya?" Sementara Raid di tempatnya, masih santai berbicara dengan Navisha. Seolah tak perduli pada kehadiran William. Memang kenapa pula ia harus perduli?"Ekhem ... Niss, bisa bawa Angel main dulu?" Sementara Raid acuh, Navisha tentu tidak. Terlebih ada Angel juga yang menjadi alasan dari semuanya. "Kenapa harus gue? Kan ada bapaknya?" tuk
Baca selengkapnya

Gerald kembali berulah

Ucapan Raid hari itu di rumah sakit membuat Navisha tak bisa tidur beberapa hari akhirnya. Ia resah, sekaligus bingung menanggapinya. Menikah? Iya, benar. Navisha memang harus segera menikah demi membuat Gerald tak bisa mengusik hak asuh Angel lagi. Faktanya, setelah laporan tuntutannya di tolak tentang pengambil alihan hak asuh Angel darinya. Kini pria itu melaporkan Navisha atas penculikan anaknya, sekaligus banding akan laporan sebelumnya. Konyol, memang. Pria itu sungguh tak menghargai sama sekali pengorbanan Navisha yang mengurus Angel dari bayi merah, sampai saat ini. Navisha bahkan harus kehilangan banyak hal demi Angel. Termasuk masa remajanya. Kini, Gerald malah seenaknya melaporkannya dan hendak mengambil Angel. Oh, tentu tak akan Navisha biarkan. Sebenarnya, Navisha tidak pernah takut akan semua hal yang Gerald lakukan. Ia sangat yakin, pria itu tak bisa mengambil Angel dengan mudah darinya. Meski sendirian, Navisha punya pekerjaan yang gajinya sangat cukup membiayai mer
Baca selengkapnya

William vs Gerald

"Oh, ya? Buktikan kalau begitu. Tapi perlu lo tahu, kalau sekarang gue sudah punya bukti valid. Tentang lo yang sebenarnya bukan siapa-siapa Angel." Senyum Gerald semakin culas. "Gue ... punya bukti kalau lo sebenarnya bukan ibu kandung Angel."Degh!Navisha seketika menegang dengan otak yang turut blank. Jantungnya seakan ingin meloncat saking terkejutnya dengan pernyataan Gerald barusan. Itu ... bagaimana Gerald mendapatkan bukti tersebut?Ttiiiinnnn!Di sela kebingungan dan ketakutan yang Navisha rasakan. Ia merasa beruntung sekali melihat sebuah mobil berhenti tak jauh dari sana, setelah sebelumnya menginterupsi keduanya dengan bunyi kelakson nyaring dan panjang seolah memang sengaja meminta atensi.Apalagi, tak lama setelahnya Navisha juga menemukan William turun dari mobil tersebut, dan berderap cepat menghampirinya. Syukurlah ...."Jauhkan tangan lo darinya, Gerald!" geram William dingin. Menyentak kuat tangan Gerald dari Navisha dan mendorong pria itu. Setelahnya, memasang bad
Baca selengkapnya

Debat kusir

"Ck!" William berdecak pelan melihat Navisha menyemburkan minumannya sampai tumpah ke mana-mana. Memutar badan sedikit, lalu meraih tissue kering dan menyodorkannya pada gadis itu. "Ceroboh," gumamnya kemudian. Navisha mendelik kesal ke arah William. Tak terima sama sekali dengan keluhan pria itu. Seakan Navisha salah saja. Padahal, dia kan sampai begini karena ulahnya yang memberikan melamar dadakan seperti tadi.Eh, tadi William ngajakin Navisha nikah, kan? Itu berarti William memang baru saja melamarnya, kan?"Kamu juga, sih. Ngapain sih ngagetin aku kayak tadi." Navisha menggerutu seraya membersihkan mulutnya, kaos yang tengah ia pakai dan celana bagian pahanya. Tak lupa dashboard mobil yang juga kena semburannya. "Aku gak ngagetin, kok," elak William, sama tak terima di salahkan. "Kamu ini, kenapa suka sekali menuduh sembarangan."Delikan mata Navisha semakin melebar mendengar sahutan William yang seringan awan. Menuduh sembarangan katanya? Jelas-jelas dia ya .... saking geramn
Baca selengkapnya

Bujukan

"Untuk ancaman Gerald, aku bisa menyuruh anak buahku mencari bukti yang dia maksud dan menghancurkannya. Tapi aku yakin itu tetap tidak akan membuat dia jera. Seperti yang sering aku katakan, jalan satu-satunya kamu memang harus segera menikah dengan William."Navisha mendengkus kasar kala lagi-lagi Raid membujuknya untuk menikah dengan sang mantan terindah rasa mimpi buruk. Dia jadi penasaran kalau Raid sudah di sogok sesuatu oleh pria itu, hingga getol sekali menjodohkannya. "Gue setuju, Nav. Gue lihat-lihat dia juga gak seburuk yang pernah lo ceritain. Kenapa sih, lo gak mau kasih dia kesempatan?" Setali tiga uang, istri Raid pun menimpali. Mendukung sangat ide sang suami. Kan, Navisha jadi makin curiga ini. "Ini gak semudah yang kalian kira," desah Navisha berat. "Apa susahnya? Bukankah tinggal buka hati saja, Nav? Gue lihat lo juga masih ada rasa kan sama dia?" Nissa kembali membujuk. Navisha hanya memijat keningnya yang mendadak pening. Sungguh, ulah Gerald kali ini benar-b
Baca selengkapnya

Kue dan Luka

"Taarraaa ...."Alis William naik satu sisi, kala menemukan kehadiran Navisha di depan pintu rumahnya dengan senyum lebar dan tangan terangkat satu. Memperlihatkan sebuah paper bag yang dibawanya. "Mau apa?" tanya pria itu datar. "Tadi aku bikin egg tart fruty sama puding coklat. Bikinnya sengaja banyakan. Soalnya aku inget kamu suka banget kan sama kue itu," jawab Navisha riang, seraya masuk membawa tentengannya ke dalam rumah tanpa menunggu ijin sang pemilik.Gadis itu bahkan langsung menuju dapur dan membuka kulkas, memindai isinya dan mencari spot untuk menaruh puding yang ia bawa. Bener-benar berlagak seperti pemilik rumah itu. William sendiri hanya mengekori di belakang, dan memperhatikan apa pun yang di lakukan gadis itu dalam diam. Namun, wajahnya tak menampilkan ekspresi apa pun. Hanya datar. "Mau cobain, gak?" Navisha mengambil satu kue yang ia bawa. Lalu menyodorkannya pada William. Sebagian sudah ia tata di dalam kulkas, sebagian lagi ia taruh ke sebuah piring."Nanti
Baca selengkapnya

Artes kok gitu?

Hari ini Navisha libur. Itu berarti waktunya ia menemani Angel seharian. Biasanya, Navisha akan mengajak Angel main di arena permainan, atau sekedar mengajak anak itu jalan ke taman. Akan tetapi karena hari ini juga adalah awal bulan, Navisha pun memutuskan untuk mengajak Angel belanja ke supermarket terdekat. Kebetulan stok kulkas mereka sudah kosong. "Mama, mau ini, boleh?" Navisha tersenyum dan mengangguk riang saat putrinya mengangkat sekotak wafer coklat. Bagaimana Navisha bisa menolak jika Angel memintanya dengan raut imut dan mata berbinar begitu. Lagi pula hanya coklat ini. "Boleh. Tapi nanti makannya bertahap, ya? Jangan sekaligus. Tahukan kalau kebanyakan makan-makanan manis akan apa?" Navisha menjawil hidung putrinya gemas."Sakit gigi!""Nah, Angel pinter," puji Navisha bangga. "Kalau begitu, sehari bolehnya berapa coklatnya, Mah?" tanya sang putri lagi. "Uhm ...." Navisha pura-pura berpikir. "2, gimana? Siang sama sore? Okeh, kan?""Okeh!" seru Angel setuju. "Sip!"
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status