All Chapters of Istri Pelampiasan CEO: Chapter 141 - Chapter 150
250 Chapters
Bab 141 : Meracau Sendiri
“Apa kamu sudah melakukannya?”Aditya mengangguk. Ia berdiri di depan meja kerja Doni setelah menjalankan tugas yang diberikan oleh pria itu. Doni memintanya menunjukkan bukti bahwa dirinya bukanlah kaki tangan Nic seperti apa yang disangkakan. Pria jahat itu meminta Aditya untuk mencari cara agar Kala celaka.Aditya yang cakap dengan mudah menemukan informasi, bahwa ada pegawai yang benci ke Kala di pabrik yang sekolah anak itu kunjungi. Hingga dia menghasut dan membuat orang itu berhasil menukar susu milik Kala dengan susu yang diberikan oleh Doni.“Saya sudah melakukan perintah Anda.”“Bagus!”Doni mengangkat dagu memberi kode Aditya untuk mengambil benda di mejanya. Tanpa bicara Aditya meraih kotak ponsel yang masih tersegel, sebagai ganti ponsel miliknya yang dirampas dan hancurkan oleh pria itu.“Terima kasih!” Ucap Aditya.“Kamu tidak boleh salah memilih tuan. Nic itu bukan tandinganku. Meski sudah dewasa, tapi di depanku dia hanya anak ingusan yang bodoh.” Doni memulas seringa
Read more
Bab 142 : Telepon Dari Wanita Seksi
Cloud pun keluar dari kamar mandi, dia mensejajari Nic lalu meraih ponsel miliknya sendiri. Wanita itu berkata memasang sebuah aplikasi di gawainya untuk mengecek sebuah nomor tak dikenal. Baik dirinya dan Nic sama-sama tak berpikir panggilan itu mungkin saja berasal dari Aditya.Saat Cloud hendak mengetik untuk mengecek, panggilan itu tiba-tiba terputus. Tak lama sebuah pesan masuk ke aplikasi chat milik Nic dengan foto profil wanita seksi. Karena hanya mengenakan kamisol ketat dada wanita itu pun terlihat menonjol.Mulut Cloud mengaga, dia pikir Nic pasti pernah memakai jasa kupu-kupu malam. Ibunda Kala itu menggeleng membaca pesan yang dikirim.[Pak, Ini saya]“Wah … Nic, kamu benar-benar luar biasa.”“Cloud, ini salah paham. Aku tidak pernah ….. “ Wajah Nic pucat mendapati Cloud marah. Istrinya itu pergi dan duduk di depan meja rias, menyibukkan diri dengan skincare-nya.“Sial!” Umpat Nic.Tanpa membalas pesan itu Nic menghubungi nomor yang sudah membuat Cloud kesal. Tak perlu men
Read more
Bab 143 : Perdebatan Ibu dan Anak
“Cloud, Mama mau ngomong!” Cloud yang hendak turun menyusul Kala dan Nic ke bawah untuk sarapan pun memalingkan badan. Ia pikir Bianca sudah berada di ruang makan, tapi ternyata baru saja keluar dari kamar. Nic dan Kala pun menghentikan langkah, keduanya sama-sama memandang Bianca dan Cloud bergantian. Tanpa perlu diminta, Nic sadar lalu bergegas mengajak Kala menjauh. Ia menggendong anak itu dan membawanya berlari menuruni anak tangga karena takut Kala curiga. “Aku juga ingin mengatakan sesuatu ke Mama.” Cloud menjawab sambil menaiki dua anak tangga yang sudah dia lewati. “Mama mau bicara di mana?” Bianca menunjuk ruang baca yang ada di sebelah ruang kerja Skala, dia berjalan mendahului Cloud yang mengekor di belakang. Sesaat setelah masuk, Cloud mengunci pintu. Ia tidak ingin orang lain sampai mendengar perbincangannya dan Bianca terutama Kala. “Mama mau bicara apa? Bolehkah aku menebak? Pasti soal Nic,”ucap Cloud. “Apa lagi yang perlu diomongkan denganmu kalau bukan soal pria
Read more
Bab 144 : Overnight Club
"Kenapa mereka itu suka sekali menitipkan anaknya padamu di luar jam kerja? Apa mereka pikir kamu tidak butuh bersenang-senang juga?"Rio mengeluh ke Nina, tapi sang kekasih malah menepuk pahanya melarang berbicara seperti itu. Nina mencubit pipi Rio dan meminta pria itu sabar.Beberapa jam yang lalu Cloud dan Nic datang ke apartemen untuk menitipkan Kala, entah apa yang akan dilakukan pasangan itu sampai Nic menukar mobilnya dengan motor Rio. "Tentu saja mereka mau pacaran, berboncengan sambil peluk-pelukan," sewot Rio saat Nina bertanya. Rio tak peduli Kala mendengar ucapannya. Bahkan pria itu membuat gerakan seperti orang yang sedang memeluk.Berbeda dari sang kekasih yang berburuk sangka, Nina sendiri yakin kalau Cloud dan Nic pasti ingin mengurus hal yang penting, dia membela pasangan itu sampai Rio semakin sewot."Kamu tahu 'kan ada masalah rumit yang sedang mereka hadapi, mereka pasti ingin menyelesaikan masalah itu," ujar Nina.Rio masih tak terima, ini karena kemarin dia ab
Read more
Bab 145 : Mengatur Rencana di Kamar
"Komplotan? Kamu pikir kami kriminal?" Nic mengamuk. Wajahnya menunjukkan dia tidak begitu suka dengan pemilihan kata wanita teman kencan Aditya. Cloud sampai menggoyangkan pelan tangannya. Meskipun wanita itu terlihat biasa saja dan tak tersinggung mendengar ucapan Nic."Kenapa harus bicara di sini? Aku pikir di bawah sudah cukup," ujar Cloud. Bayangan orang-orang yang sedang berbuat mesum di sana terlintas dalam benaknya. Ibunda Kala itu sampai bergidik."Di sini jauh lebih aman, tidak ada yang bisa melihat apalagi mendengar pembicaraan kita."Aditya menjelaskan, tapi Nic dan Cloud malah menyisir isi kamar itu, mereka cukup kaget mendapati sofa berbentuk tak biasa yang memang dirancang khusus untuk kebutuhan bercinta."Pak!" Panggil Aditya. Ia melirik wanita penghibur yang memperkenalkan dirinya bernama Thea. Wanita itu duduk di tepi ranjang sambil mengayun-ayunkan kaki."Anda berdua bisa memakai kamar ini nanti, pria ini sepertinya impoten dia bahkan tidak bereaksi meski sudah aku
Read more
Bab 146 : Sofa Istimewa Khusus Dewasa
Mata Nic tertuju pada sofa tantra yang ada di sisi ranjang. Ia mendekat dan mengusap permukaan sofa berwarna merah marun yang memang dirancang khusus untuk bercinta.Bentuknya yang hampir mirip haruf S itu pasti akan membangkitkan fantasi setiap orang dewasa. Cloud sendiri malah tertawa, dia berkata orangtuanya dulu punya tapi entah dibuang ke mana setelah dia beranjak dewasa."Aku dulu sering memakai sofa seperti ini di kamar mama untuk bermain prosotan," ujar Cloud sambil mendekat ke Nic. Ia melepas tas dan meninggalkan ponsel di atas ranjang.Cloud menyandarkan punggung ke bagian tinggi kursi itu dan menepuk-nepuk permukaannya."Apa kita harus membeli satu yang seperti ini di kamar?" Cloud bertanya dengan nada genit. Dia tahu enam tahun ini aktivitas bercintanya dan Nic terlalu monoton. Nic hanya akan datang saat butuh dipuaskan tanpa memikirkan perasaannya. Pria itu akan mendobrak masuk ke kamar, mencekal tangan, menyudutkan ke tembok lantas mencumbunya dengan sangat kasar. Sete
Read more
Bab 147 : Cara Mengelabuhi Penjahat
Hari itu, Skala mengajak Nic pergi bermain golf bersama. Mereka tentu saja ingat kapan terakhir kali bermain di sana dan apa yang dibahas. Memiliki kenangan buruk di lapangan itu membuat Nic merasa sedikit tidak nyaman. Beberapa kali pukulannya melenceng jauh, dia sampai merasa malu karena bermain sangat jelek.Berbeda dari Nic, Skala malah tertawa lepas. Dia senang mendapati sang mantu bermain tidak on point hari ini. Pria yang juga anak tunggal itu jemawa, terlihat sangat bahagia di atas penderitaan Nic yang berkali-kali salah mengarahkan bola."Nic, kamu itu main atau apa? Aku akan beritahu Cloud agar dia segera membawamu ke dokter mata. Lubangnya di sana! Lihat baik-baik!"Skala sengaja menghina Nic habis-habisan saat bola yang dipukul sang mantu melenceng jauh dari lubang.Namun, bukannya kesal Nic malah ikut tertawa karena Skala sangat bahagia. Ia mengamati mertuanya yang saat ini sedang mengayunkan tongkat untuk menghalau si kulit bundar menuju lubang. Nic tiba-tiba menyesal, m
Read more
Bab 148 : Hampir Terkena Serangan Jantung
"Kapan dia pergi? Ha!""Nic, kita sudah sampai di kantormu, lepas jangan begini! Itu ada satpam mendekat!"Cloud yang berada di belakang kemudi tampak merasa tidak enak saat Nic menciumi pundaknya tepat di depan lobi kantor DAN. Baru saja tiga hari dia mendapat tamu bulanan tapi sang suami sudah seperti pria yang tak mendapat asupan gizi selama bertahun-tahun.Pagi itu, Cloud mengantar Nic setelah sebelumnya mengantar Kala ke sekolah. Mobil yang biasa dipakai pria itu masuk bengkel dan Cloud melarang Nic pergi bekerja membawa mobil lain yang terlihat mencolok. Wanita itu bahkan menyuruh Nic menjual dua mobil yang lain karena memenuhi garasi.Berbeda dengan dulu yang tidak memiliki kuasa sepenuhnya sebagai ratu di istana sang suami, kini Cloud bisa dengan mudah mengatur seisi rumah tanpa batasan, bahkan dia bisa memarahi Nic saat meletakkan handuk sembarangan di atas ranjang setelah mandi."Cium dulu!" Permintaan Nic nyaris membuat Cloud tak percaya. Sudah ada satpam berdiri di dekat
Read more
Bab 149 : Si Kupu-kupu Malam
"Iya, sudah pokoknya baju apapun yang penting sopan."Rio berada di pantry menyiapkan teh untuk Nic dan dua wanita yang saat ini berada di ruang kerja sang atasan. Sambil mengaduk gula di cangkir Rio menghubungi sang kekasih. Atas permintaan Cloud, dia meminta Nina datang ke DAN secepat mungkin membawa satu setel baju untuk dipinjamkan ke Thea."Apa ada masalah? Siapa itu Thea?" Tanya Nina."Datang saja, nanti juga kamu tahu sendiri."Rio menutup panggilan lalu membawa tiga cangkir teh ke ruangan Nic. Di depan pintu dia bertemu Cloud yang terlihat baru saja mematikan ponsel. Wanita itu sengaja menahan pintu agar dia bisa leluasa masuk.Cloud baru saja mengabari Tasya kalau dirinya terlambat pergi di Niel Fashion hari itu. Ia menggenggam ponsel sembari memandang Rio yang mempersilahkan Thea menikmati teh buatannya. Setelah itu Cloud menoleh Nic yang berada di belakang meja kerja. Suaminya diam di kursi sambil terus menatap kotak kondom dan secarik kertas berisi pesan Aditya.Nic tak ha
Read more
Bab 150 : Bekerja Satu Meja
"Sya, aku tidak akan datang hari ini, jadi tolong semua berkas yang membutuhkan persetujuanku kamu antar ke kantor suamiku." Cloud lagi-lagi menghubungi sekretarisnya. Mengingat pesan yang baru saja Aditya sampaikan lewat Thea, juga kondisi Nic yang syok mendapat kunjungan mendadak dari gadis itu membuat Cloud tak tega pergi, apalagi Nic meminta agar dirinya tetap berada di sana. Alhasil dari pada harus mengesampingkan pekerjaannya sendiri, Cloud menerima permohonan sang suami yang bersedia berbagi tempat kerja dengannya.Setelah memastikan pesan Aditya tersampaikan, Thea pun pulang diantar Rio dan Nina sampai ke rumah. Sebelum kembali ke kantor, Rio menghubungi Nic, selain memastikan tentang spesifikasi ponsel yang ingin Nic beli untuk Aditya, dia juga menawarkan apa atasannya butuh sesuatu."Belikan aku obat sakit kepala!"Permintaan Nic itu semakin membuat Cloud mengurungkan niat untuk pergi ke Niel Fashion. Dia mendekat ke kursi sang suami, berdiri di belakangnya lalu melingkarka
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
25
DMCA.com Protection Status