All Chapters of Pilihan Hati Ayuna : Chapter 81 - Chapter 90

91 Chapters

Bab 81

Airin Natasya.Ayuna tidak pernah menyangka akan bertemu kembali dengan wanita itu dengan penampilan yang jauh berbeda. Semua yang melekat di tubuh Airin adalah barang-barang branded. Pun dengan wajah dan tubuhnya yang nampak putih bersih bak pualam, menandakan kehidupan Airin jauh lebih baik jika dibanding dengan dulu. "Apa kabar, Ayuna?" Airin kembali menyapa. "Baik. Aku baik. Kamu sendiri apa kabar? Tapi sepertinya kamu juga sangat baik." Ayuna berbicara seramah mungkin, meski hatinya tetap tidak menyukai wanita ini. Kejadian di masa lalu belum bisa benar-benar Ayuna lupakan. Apalagi, Airin pernah menjebak Sadewa dengan cara yang sangat murahan. "Seperti yang kamu lihat. Aku memang sangat baik." Airin tersenyum, tetapi senyuman itu nampak lain di mata Ayuna. Bukan. Bukan senyum ramah yang wanita itu tunjukkan, melainkan senyum penuh kepuasan yang entah karena apa, Ayuna pun tidak tahu. "Oh ya. Bagaimana kabar Sadewa? Kalian sudah punya anak berapa?" Ayuna memalingkan wajah s
Read more

Bab 82

"Mas minta maaf atas perkataan Zeya. Mas juga tidak paham kenapa dia bersikukuh menginginkan Dara jadi pengganti mamanya."Raga menoleh pada Ayuna yang duduk di sebelahnya. Keduanya sedang berada di dalam mobil untuk pulang setelah menjenguk Dara yang kondisinya makin membaik. Raga benar-benar dibuat malu sekaligus bersalah oleh putrinya yang dengan terang-terangan mengungkapkan ketidaksukaan atas pernikahannya dengan Ayuna. Entah ada apa dengan Zeya hingga sang putri nampak tidak menyukai Ayuna, padahal dulu mereka cukup dekat. "Aku gak papa. Mas Raga tidak perlu merasa tidak enak seperti itu. Justru aku yang seharusnya minta maaf karena gara-gara aku hubungan Mas dengan Zeya merenggang." Ayuna menghela napas panjang. Entah kenapa hatinya tidak nyaman melihat kedekatan Zeya dengan Dara, apalagi putrinya Raga tersebut dengan terang-terangan menginginkan Dara yang menikah dengan ayahnya. "Wajar kalau Zeya sangat menginginkan Dara jadi ibunya karena Dara memang wanita yang baik. Dia y
Read more

Bab 83

"Bagaimana? Kamu terima tawaran Abang?"Dara tertegun. Sebenarnya tawaran yang Galang ajukan terdengar sangat menggiurkan di telinganya. Memiliki Raga adalah keinginan Dara yang belum atau bahkan tidak pernah terwujud dari dulu, padahal ia sudah berusaha memantaskan diri demi pria itu. Raga adalah satu-satunya pria yang berhasil mencuri dan menguasai seluruh hatinya hingga tidak ada ruang kosong untuk pria manapun. Raga adalah impian terindah Dara yang sangat ingin ia jadikan kenyataan, tetapi sayang pria itu justru dimiliki wanita lain di saat kenyataan itu hampir terwujud. "Tidak, Bang. Aku menolak tawaran Abang." Meski sangat ingin memiliki Raga, Dara tidak ingin mendapatkan pria itu dengan cara yang licik. Ia sangat hafal perangai sang Kakak. Bukan tidak mungkin Galang akan menghalalkan segala cara termasuk menyakiti orang-orang terdekat Raga untuk melancarkan misinya, dan Dara tidak ingin hal seperti itu sampai terjadi. "Ckk, kamu itu dari dulu tidak pernah berubah padahal aban
Read more

Bab 84

"Selamat, Rin. Aku senang akhirnya kamu menemukan jodoh yang tepat." Raga menyalami Karina yang malam ini nampak cantik dalam balutan gaun pengantin berwarna putih. Di samping wanita itu, pria yang kini sudah menjadi suaminya tersenyum ke arah Raga. Revan, suami dari Karina tentu hafal siapa pria di depannya. Karina sering menceritakan tentang Raga dan masa lalu mereka, termasuk cinta sang istri yang bertepuk sebelah tangan. Namun, tidak ada kebencian dari Revan untuk Raga. Ia justru senang bisa bertemu dengan pria yang dulu pernah membuat istrinya patah hati dan akhirnya memilih kembali ke London, berujung dengan pertemuan mereka hingga sekarang sudah resmi menjadi pasangan suami istri. "Makasih, Ga. Aku juga senang akhirnya kamu bisa bersatu dengan Ayuna." Karina menoleh pada Ayuna yang tersenyum canggung. "Pada akhirnya cinta kalian dipersatukan lagi meski harus melewati banyak rintangan dan ujian. Aku harap, kali ini cinta kalian tetap kekal sampai maut memisahkan.""Aamiin, ma
Read more

Bab 85

Airin meremas jemarinya dengan gelisah. Semenjak pembicaraan dengan Ayuna di pesta tadi yang berakhir dengan datangnya Raga dan pria itu membalas setiap kata-katanya, hingga kini ia serta Alex berada dalam mobil untuk pulang, pria itu tidak membuka suara sama sekali. Airin yakin Alex mulai terpengaruh oleh ucapan Raga. Wanita itu cemas kebohongannya selama ini akan terbongkar dan berimbas pada hubungan pernikahannya dengan pria di sebelahnya. "Mas--""Kita bicara di rumah." Ucapan Alex terdengar dingin, membuat Airin yakin suaminya sedang memendam emosi. "Mas, aku harus menjelaskan yang tadi. Aku--""Kita bicara di rumah, Airin. Sudah kubilang kita bicara di rumah," desis Alex penuh penekanan. Makin menambah ciut nyali Airin yang sedang ketakutan. Sampai di kediaman megah yang selama dua tahun ini ia tempati, Airin tak membiarkan Alex menghindarinya lagi. Ia harus meyakinkan suaminya bahwa apa yang dikatakan Raga adalah kebohongan yang dikarang agar Alex meragukannya. Airin tidak i
Read more

Bab 86

"Ya, Ma?" Raga mengangkat panggilan yang ternyata dari Yunita. Pria itu sesekali melirik ke arah Ayuna yang terlihat salah tingkah karena kejadian barusan. "Belum tidur, Ga? Maaf kalau mama ganggu kamu.""Enggak kok, Ma. Aku belum tidur. Kebetulan aku sama Ayuna baru pulang dari acaranya Karina," terang Raga. "Ada apa, Ma? Tumben nelepon malam-malam begini? Zeya baik-baik saja, kan?" Raga dilanda cemas. Takut putri yang dua hari ini belum ditemuinya itu kenapa-napa. "Zeya baik-baik saja. Mama cuma mau ngingetin kalau Minggu depan ulang tahunnya Zeya, takutnya kamu lupa."Raga menghela napas lega mendengar kabar sang putri yang baik-baik saja. "Aku gak lupa, Ma. Malah rencananya aku mau nyiapin kejutan buat dia. Gimana kalau tahun ini kita buatkan pesta untuk Zeya. Kita undang teman-teman sekolahnya," usulnya. Bukan tanpa alasan Raga merencanakan itu. Dulu, di setiap ulang tahunnya, Zeya selalu menolak saat Raga ingin membuatkan pesta untuk sang putri. Kepribadian Zeya yang cukup
Read more

Bab 87

Ayuna tahu bahwa sejak anak itu masih bayi, Zeya sangat dekat dengan Dara sebab gadis itu yang mengasuhnya. Ayuna juga paham, kedekatan mereka wajar-wajar saja karena Zeya memang sangat menyayangi Dara, pun sebaliknya. Akan tetapi, Ayuna tetap merasa tidak nyaman saat Zeya dengan terang-terangan mendekatkan Dara dengan Raga, suaminya. Gadis kecil itu sengaja meminta Dara dan Raga berdiri di sisinya untuk menemaninya meniup lilin, dan hal tersebut tak ayal mengundang pertanyaan dari beberapa tamu undangan. Ayuna sudah menjadi istrinya Raga, tapi kenapa justru Dara yang berada di posisi yang seharusnya Ayuna tempati?Usapan di bahu Ayuna rasakan saat ia masih fokus memperhatikan Raga dan Dara. Menoleh, tatapan sendu sang mama layangkan untuknya. "Sabar, Sayang. Kamu harus maklum, Zeya masih kecil. Dia belum paham bagaimana cara menjaga perasaanmu sebagai Mama sambungnya, terlebih selama ini dia sangat dekat dengan Dara." Salma menenangkan sang putri. Ia bisa melihat Ayuna tidak nyama
Read more

Bab 88

Raga sesekali melirik Ayuna. Sang istri lebih banyak diam setelah terlibat pembicaraan dengan Dara. Raga melihat ketika Dara menghampiri Ayuna dan mereka berbincang. Entah apa yang mereka obrolkan hingga sang istri berubah seperti sekarang.Athalla dan Alika tertidur di jok belakang. Keduanya nampak lelah setelah seharian menikmati acara di rumah Zeya dengan bergabung bersama teman-temannya dan mengadakan permainan di sana. "Yuna ...."Raga menyentuh jemari Ayuna hingga yang empunya terperanjat dan sontak menoleh. "Ya?""Kenapa, hmm?""Aku?" Ayuna menunjuk dirinya sendiri. "Aku gak papa, Mas. Aku hanya lelah saja," jawabnya dengan mengulas senyum tipis. Berharap Raga tidak bertanya lagi sebab ia masih kepikiran ucapan Dara beberapa jam yang lalu. "Jangan bohong. Mas tahu kamu sedang memikirkan sesuatu," tukas Raga. "Ayo cerita. Mas siap jadi pendengar yang baik," imbuhnya. Ayuna tahu, Raga memang sulit untuk dikelabui. Pria itu terlalu peka melihat perubahan sikapnya dan tidak aka
Read more

Bab 89

Ponsel di genggaman Ayuna hampir terlepas. Kabar dari Farhan membuat tubuhnya lemas dan hampir saja ambruk jika tangannya tidak memegangi dinding. Raga kecelakaan. Ayuna hampir tidak percaya apa yang terjadi pada suaminya karena baru setengah jam yang lalu mereka bicara lewat telepon. Dengan tangan yang gemetar, Ayuna mencoba menghubungi Salma untuk memberitahukan kabar ini. Ia butuh seseorang untuk dimintai tolong menjaga Athalla dan Alika di rumah, sedangkan ia harus segera ke rumah sakit. Beruntung sang Mama langsung mengangkat panggilan darinya. Sama halnya seperti Ayuna, Salma juga terkejut mendengar kabar tersebut. "Kamu tenang, Sayang. Sebentar lagi Mama sama Papa ke sana. Papa yang akan mengantarmu ke rumah sakit."Sambungan telepon ditutup. Ayuna menghempaskan tubuh ke atas sofa dengan tangan yang saling meremas. Tidak. Jangan lagi! Ayuna tidak siap jika harus kehilangan lagi. Sakitnya ditinggal Sadewa untuk selamanya masih terasa sampai sekarang. Jangan sampai hal yan
Read more

Bab 90

"Dasar bodoh!"Airin mengumpat. Pesan yang dikirimkan salah satu anak buahnya membuat wanita itu naik pitam. Ia pikir Romi akan berhasil menyingkirkan Raga seperti halnya dulu ia melenyapkan Sadewa. Namun, ternyata Raga selamat dan hanya mengalami cidera ringan. Rencananya kali ini gagal. Airin harus segera menemui Romi untuk membicarakan rencana selanjutnya. "Kamu kenapa?" Airin terperanjat. Alex tiba-tiba saja sudah berdiri di belakangnya tanpa ia sadari. Sejak kapan suaminya di sana? Apa mungkin Alex melihat pesan yang dikirimkan anak buahnya?"Eh, gak papa, Mas. Aku cuma kesal. Temanku tiba-tiba saja membatalkan janji padahal hari ini rencananya kami mau hangout bareng." Airin berusaha menyembunyikan kegugupan. Ia berharap, suaminya tidak curiga bahwa ia sedang berbohong. Alex mengangguk. Pria itu bersikap biasa saja meski ia tahu Airin sedang membohonginya. "Besok aku mau ke luar kota selama tiga hari. Tolong kamu siapkan pakaian dan keperluan lainnya." Airin membulatkan m
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status