Semua Bab ELEANORE Putri Sang Perdana Menteri: Bab 71 - Bab 80

98 Bab

Part 70 I Already Know What You Did To My Mom

Jika waktu bisa dihentikan mungkin satu hal yang diinginkan Eleanore saat ini adalah kebersamaan sang ibu. Selama dua puluh tahun dia baru mengetahui kebenaran mengenai ibu kandungnya. Dia dipertemukan dengan Celeste hanya dua bulan saja dan itu tak cukup bagi Eleanore. Kemarin Celeste dinyatakan dalam kondisi kritis dan diharuskan diopname di rumah sakit, tetapi wanita itu menolak sebelum dia jatuh pingsan. Eleanore merasakan kesedihan mendalam melihat ibu tercintanya sekarang yang terbaring di tempat tidur dengan alat medis di tubuh."Elea ... aku datang.""Jason ... kapan kau datang?" Eleanore terkejut sembari menghapus air matanya.Eleanore tak menyadari jika sedari tadi ada sahabatnya yang berdiri di ambang pintu melihatnya dengan rasa bersalah. Seharusnya dia mempertemukan Eleanore dan Celeste lebih lama agar mereka bisa merasakan kedekatan."Kemarin malam dan aku langsung ke sini saat ayah Ius memberiku kabar mengenai dirimu," kata Jason menghampiri Eleanore dan duduk di sampi
Baca selengkapnya

Part 71 Story About Celeste

Celeste nama yang singkat diberikan orang tuanya sebelum ditinggalkan selamanya. Celeste kecil diasuh oleh bibi dan sang kakak Ruby. Mereka hidup dalam kesederhaan di sebuah hunian yang diperuntukkan bagi kaum papa. Lingkungan bersih, tidak kumuh dan tentram sengaja dibangun di tanah milik raja. Sang raja memberi ijinnya.Celeste adalah gadis manis berusia delapan belas tahun yang disukai pemuda di tempat tinggalnya. Dia gadis yang ramah dan penolong. Sang kakak menginginkan Celeste kuliah agar kelak gadis itu bisa bekerja di kota dengan gaji yang baik."Ruby ... aku akan pergi bekerja di kota. Jika kau mengijinkanku," ujarnya di suatu siang."Kau harus pergi kuliah bukannya bekerja, Celes," sahut Ruby sembari menyiapkan masakan. "Tentu aku akan pergi kuliah, tapi ijinkan aku untuk bekerja juga. Aku tak bisa berdiam diri saja seperti ini. Aku berterima kasih padamu karena kau membiayai kuliahku dari hasil kerjamu, tetapi sebentar lagi kau akan memiliki suami. Kau tak bisa terus menja
Baca selengkapnya

Part 72 Story About Celeste 2

Celeste sudah bekerja hampir dua minggu di kelab malam tersebut dan selama itu tak ada yang menganggunya. Benar kata sang manajer jika pelanggan di sini dilarang menggoda pelayan wanita maupun pria karena akan dikenai sangsi. Setidaknya dia tak perlu cemas setiap bekerja.Celeste ditempatkan di bagian kasir meski kadang-kadang dia menjadi pramusaji jika kelab malam ramai di waktu tertentu. Jika sudah seperti itu maka dia memperoleh komisi lembur yang cukup lumayan."Ada komisi bonus lembur untukmu. Kalau kau mau tambahan lebih kau bisa bekerja di hari Minggu."Jam kerja Celeste enam hari dimulai pukul dua siang sampai dua belas malam hari. Celeste tidak mau bekerja di hari Minggu karena dia perlu istirahat dan belajar. Dia ingin lulus lebih cepat dan segera menemukan pekerjaan yang diinginkan."Kau tak pergi bekerja hari ini, Rose?" tanya Celeste pada hari Minggu pagi.Berbeda dengan Rose, gadis itu pergi bekerja setiap hari. Mereka menyewa satu kamar untuk ditinggali dua orang karena
Baca selengkapnya

Part 73 Story About Celeste 3

["Aku membencimu, Celeste."]Sebuah pesan dari ponsel dibaca Celeste dengan penuh tanda tanya. Tiada kabar apapun tiba-tiba saja sang sahabat berkirim pesan. Celeste mencoba menghubungi lagi, tetapi tidak ada yang mengangkat."Ada apa, Celests?" tanya rekan kerjanya yang melihat dia termangu sambil memandang layar ponsel."Ah tidak apa-apa. Temanku berkirim pesan," ucapnya seraya mengganti pakaian.Celeste masih penasaran akan isi pesan Rose. Dia tak yakin sepenuhnya jika yang mengirim adalah sang sahabatnya sendiri. Selama ini Rose tak pernah ada masalah dengan dirinya kecuali satu hal mengenai kekasih Rose. Namun Celeste yakin bukan itu, dia percaya ada sesuatu yang terjadi pada Rose. Celeste ingin mencari rumah sang kekasih Rose, sayangnya dia tak tahu alamat tempat tinggal Rose sekarang."Kau sudah dengar ada gosip yang menyebar di kalangan orang kaya," bisik rekan kerja Celeste di sebelah."Gosip apa? Aku tidak mendengar apapun sejak kemarin," sahut Celeste memang tidak tahu apap
Baca selengkapnya

Part 74 Celeste And Two Men

Celeste dilanda gelisah pasalnya dia bermimpi bertemu Rose yang pucat pasi sedang duduk di sebuah rumah dan tatapan Rose penuh kesedihan. Celeste terpaksa bangun dini hari karena mimpi itu begitu merisaukan. "Apa aku melapor ke kantor polisi?" "Tapi apa alasannya?" Celeste sungguh bingung. Di satu sisi dia mencemaskan keadaan Rose, tetapi di sisi lainnya Rose tak mau lagi menemuinya dan keberadaan sang sahabat pun tidak tahu. "Biar aku coba hubungi sekali lagi." Celeste menekan tombol dan menghubungi Rose. Lagi, sambungan itu tidak diangkat oleh sang sahabat. Mati tidak ada bunyi apapun. Celeste menghembuskan napas dan memilih bangun untuk membuat sarapan. Celeste segera menuju dapur yang ada di luar kamar, memasak sarapan dan membuat segelas kopi. Jika mengingat kopi yang dibelinya, dia teringat akan pria bernama Naval. Entah kenapa dia tiba-tiba tersenyum mengingat pertemuannya dengan pria tersebut. Ada perasaan aneh di dalam pikirannya. Jantungnya pun berdebar bila menatap p
Baca selengkapnya

Part 75 Rose Has A Secret

"Kau yang telah membunuh Rose!"Tamparan dari kakak Rose mengejutkan Celeste. Dia tak siap dengan hal ini dan membuatnya syok hingga terdiam meski kakak dari sahabatnya itu terus memaki dan mengumpat kasar."Maaf Christine. Aku tidak membunuhnya," isak Celeste gemetaran."Jika kau tak mengajak dan memaksanya ikut denganmu bekerja di kota. Dia masih hidup saat ini," tuduh wanita bernama Christine sambil mengangkat ujung jarinya."Kata Rose, kau yang memaksanya untuk menemanimu di kota. Kau keterlaluan, Celeste. Kurang baik apa kami kepadamu?""Rose yang mengajakku ke kota mencari pekerjaan bukan aku, Christine! Kau salah paham tentangku!"Celeste tak terima dengan tuduhan Christine padanya. Bukan dia yang memaksa Rose, tetapi gadis itulah yang terus berupaya membujuk agar dia bisa bekerja di kota demi kebutuhan hidup. Naval dan Ludric tak turut ikut campur terlebih dulu. Mereka membiarkan wanita itu meluapkan emosinya karena kematian Rose."Kau pandai menyangkal rupanya. Adik dan kaka
Baca selengkapnya

Part 76 Celeste And Ludric

Celeste terperanjat membacanya. Ada apa dengan Rose? Apa pria itu menyakitinya? Celeste mencari jawabannya melalui tulisan di surat Rose, tetapi tak ada lagi tanda yang diberikan sahabatnya tersebut."Sebenarnya apa yang terjadi padamu, Rose?"Tak puas dengan isi suratnya, Celeste mencari tahu melalui ponsel Rose dan berharap bisa menemukan jawaban yang bisa menjadi bukti jika kematian Rose bukanlah tabrak lari biasa melainkan ada sesuatu. Celeste membuka satu persatu album foto di ponsel Rose. Hanya ada foto sang sahabat beserta barang-barang mewah tak ada petunjuk apapun. Celeste berpindah menuju memo yang biasanya dipakai Rose untuk mencatat."Banyak sekali yang kau tulis, Rose.""Kau memang pelupa sejak dulu," gumam Celeste mengenang sang sahabat.Tak terhitung jumlah catatan yang ditulis Rose. Sang sahabat dijuluki pelupa karena seringnya gadis itu melupakan hal yang sepele sekalipun. Beberapa catatan hanya diisi oleh tulisan tidak penting.Celeste mencari catatan penting yang m
Baca selengkapnya

Part 77 Celeste And Naval

Dua minggu sudah sejak kematian Rose. Celeste merasakan sepi di rumah sewanya. Tak ada lagi canda tawa ataupun tangis bersama saat menonton film. Celeste merindukan semua hal yang pernah dia lakukan dengan Rose.Kali ini ketika kampus libur, Celeste menyempatkan diri untuk ke makam Rose. Dia tumpahkan semua keluh kesah dan cerita pekerjaan di kelab malam. Dia pun memberitahu jika sebentar lagi dirinya akan lulus kuliah dan segera meninggalkan kelab malam."Ah Rose. Andai saja waktu itu kau langsung menemuiku bukannya berkirim pesan. Apa kau masih di sini bersamaku?"Satu hal yang disesali Celeste hingga sekarang adalah dia tak meminta bantuan pada pihak kepolisian mencari keberadaan Rose. Bukankah dia bisa saja membuat laporan palsu mengenai kaburnya sang sahahat?Sejak awal Celeste tak mau kalau Rose memiliki hubungan dengan pria-pria di kelab malam. Dia tahu sifat sang sahabat yang senang akan uang dan kemewahan, tetapi dia tak menyangka jika Rose benar-benar melanggar peraturan kel
Baca selengkapnya

Part 78 The Truth About Ludric

Tak terasa cerita mengenai kisah cinta Naval dan Celeste menarik perhatian Eleanore. Eleanore begitu antusias mendengar dan sesekali tertawa saat Naval berbicara tentang kelucuan Celeste."Apa sekarang kau senang, Elea?" Naval membelai rambut panjang Eleanore dengan lembut. Ada rasa kesedihan dirasakan Naval. Sejak kematian Celeste, Eleanore tak ubahnya seperti mayat hidup. Dia menghabiskan waktunya berjam-jam hanya duduk di depan jendela sambil memandang hutan.Tak ada sahutan hanya anggukan kepala Eleanore. Sesekali saja Eleanore mau membuka suara selebihnya dia hanya diam dan menjawab memakai gelengan kepala atau anggukan."Sekarang apa yang diinginkan putri cantik ayah ini?" tanya Naval sekali saja, tetapi hanya dijawab gelengan kepala."Jika tidak ada maka ayah pergi dulu ya. Terima kasih sudah menghabiskan makannya," imbuh Naval beranjak berdiri.Tangan Naval dipegang, Eleanore menyunggingkan senyum sebagai ungkapan rasa terima kasih. Naval pun membalasnya dengan pelukan dan ci
Baca selengkapnya

Part 79 Ludric's Story

Ludric Nicolas Montgemery adalah sosok yang arogan, egois dan semena-mena. Lahir dari keluarga kerajaan membuatnya sering mempermainkan perasaan wanita maupun orang bawah. Ludric tipe pria yang kasar baik bicara dan tingkah laku."Kini apa lagi yang kau lakukan? Belum cukupkah dirimu membuat emosi ayah?"Siang itu sang ayah mendapat berita dari pengawal karena Ludric kembali berbuat ulah. Dia memukul teman sekelasnya yang tak mau mengalah soal duduk dan begitu mudahnya Ludric kecil menampar wajah temannya."Berulang kali kau selalu begitu. Ayah dan ibumu sudah capek dengan kelakuanmu, Ludric," ujar Mario menghela napas panjang atas kelakuan sang anak."Dia dulu yang berbuat ulah jadi aku menamparnya," jawab Ludric santai tanpa merasa bersalah."Temanmu hanya duduk di sampingmu karena sudah tak ada tempat lagi dan kau mengatakan kalau temanmu yang mengambil tempat dudukmu. Ayolah Ludric ... jangan bertingkah seenaknya sendiri," ucap Mario sekali lagi merasa kesal dengan sikap Ludric ya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status